10

216 33 4
                                    

10 Chapter menuju akhir niihh. Gimana udah tau kan, Brandon seperti apa?

Bagaimana dia memperlakukan adiknya?

Bagaimana dia bertanggung jawab sebagai ketua bardolf dan osis?

Sayang gak sama dia?

Semoga kalian puas yaa bacanyaaa!!!❤️

____________________

SEPULUH
_____________________

"Sebagai ketua osis, gue disini punya hak. Untuk ngelarang kalian sesuai aturan sekolah." Brandon mengumpulkan beberapa siswa SMA Pelita. Lagi-lagi pria itu mendapatkan kabar bahwa teman seangkatannya ikut tawuran, membawa nama bardolf dan sekolah. Tentu sebagai ketua Brandon sangat tidak terima. "Gue udah kasih peringatan sama kalian semua. Jangan pernah ikut tawuran! Apa lagi bawa nama sekolah! Bawa nama bardolf tanpa sepengetahuan gue."

"Tetap, kontrol emosi lo," bisik Lucas berdiri disamping Brandon. "Jangan terbawa emosi."

Brandon meredam amarahnya ditambah hari ini matahari sangatlah terik. Membuat mereka semua kepanasan dilapangan. Bu Aninda dan pak Roni memberikan Brandon ruang untuk membahas ini semua.

"Sumpah! Gue gak suka sama aturan lo, Brand! Mending juga Andrian gak banyak aturan ini itu!" protes salah satu siswa laki-laki dan berhasil membuat amarah Brandon memuncak, saat itu juga Brandon mendekati pria itu dan memberikannya Bogeman yang sangat keras tepat di bagian rahang.

"Kenapa lo gak terima? Lo tau gue lakuin ini karena apa, hah?" Brandon menarik kerah pria itu. Sang lawanpun menyesal mengatakan hal tadi. "Gue lakuin ini demi nama baik sekolah kita. Demi kenyamanan lo semua juga, Anjing!"

"Brand! Tahan emosi lo," kata David melepaskan tangan Brandon dari kerah pria itu.

"Jangan tersulut emosi. Gak akan menyelesaikan masalah," ujar Daniel.

"Kalau lo semua gak suka sama aturan gue, silahkan bikin aturan baru! Itupun kalau di terima sama pihak sekolah! Asal lo semua tau, gue bikin aturan ini bukan untuk diri gue sendiri tapi untuk semua siswa di sekolah ini!" kecam Brandon dengan napas naik-turun. "Bahkan Andrianpun setuju atas aturan yang gue buat! Percuma lo semua sekolah, kalau taunya cuma bisa ribut terus!" Brandon menghembuskan napas kasar. "Ini teguran bukan hanya untuk kalian, untuk gue juga. Ingat, jangan menyerang tanpa di pancing. Jangan mencari masalah sama lawan duluan, itu bukan karakter bardolf ataupun siswa di sekolah ini!"

"Tolong, terima keputusan gue atau Brandon. Kalau kalian punya saran untuk sekolah ini lebih baik kalian boleh bilang dan akan kita pertimbangkan," kata Elina memohon. "Ini semua demi kebaikan kita. Image sekolah kita."

"Baik, kita minta maaf sama kalian," seru mereka semua. Mereka juga akan mengikuti aturan yang berlaku, dibanding harus berurusan dengan Brandon.

***

Brandon meminta bantuan pada David dan Lucas untuk mengumpulkan semua anggota bardolf, di wabir. Sementara itu, Brandon meminta ijin sebentar untuk menjemput Juwita dan membawanya ke wabir.

Tidak terlalu sulit untuk mengumpulkan mereka. Kadang tidak ada pemberitahuan pun mereka inisiatif kumpul sendiri. Namun, karena ini penting Brandon yang memanggil.

BRANDOLF [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang