13

153 15 0
                                    

Hello readers...
Mohon maaf aku baru bisa update yaa
Setelah berbulan-bulan cerita ini ngegantung, akhirnya bisa aku lanjut lagi.

Gimana kabar kalian semua? Semoga baik-baik aja yaa^^

Kangen Brandon dan anggota bardolf?

Happy Reading❤️

***

Semakin kuat benteng pertahanan lo. Semakin kuat juga orang menyerang lo.




____________________

Tiga Belas
____________________


"Gue yakin ada sesuatu yang lagi di rencanain sama Leon, kalian harus hati-hati, kita dalam bahaya," ujar Brandon.

Pulang sekolah Brandon mengumpulkan semua anggota bardolf di wabir. Menurutnya mereka semua sedang dalam bahaya.

"Anggota biggest makin banyak." Arthur membuka suara. "Minggu kemarin, Leon nerima anggota baru secara besar-besaran."

"Brand kenapa kita gak terima anggota baru juga? Banyak yang mau gabung sama kita?" Tanya David sekaligus memberi saran.

"Gue gak mau nerima sembarangan orang," jawab Brandon simple.

"Lo tau dari mana, Thur?" Daniel bertanya.

"Kemarin ada yang ajak gue," jelas Arthur. "Teman gue pada daftar, anjing!"

"Apa yang di rencanain sama Leon?" Lucas menjadi cemas. Leon sangatlah licik, pasti ada rencana besar yang ia rencanakan bersama anggota biggest lainnya untuk membahayakan bardolf.

Brandon mengepalkan kedua tangannya. Untuk saat ini pria itu tidak bisa berpikir jernih. Bukan keselamatannya yang ia pikirkan sekarang melainkan keselamatan teman-temannya.

"Leon berulah mulu dah," kata David. "Dia idupnya kekurangan masalah apa gimana? Nih ya, kalau gue bisa kirim masalah gue ke dia, gue kirim dah dari kemarin malam," kata David lagi.

"Heran gue, gue malahan pengen banget idup tanpa masalah," ujar Arthur.

"Brandon?" Panggil Lucas membuat Brandon menatapnya penuh tanya. "Gue rasa lo juga harus lindungin siswa di sekolah."

Brandon menaikan sebelah alisnya. Meminta penjelasan lebih lanjut dari sang lawan bicara.

"Gue ngerasa bakal ada kericuhan besar, dan melibatkan siswa SMA Pelita," ujar Lucas mengatakan firasatnya.

"Gue setuju apa yang di bilang sama Lucas," kata Daniel. "Leon bukan cuma ngelibatin bardolf, tapi sekolah kita juga terancam."

Brandon mengangguk mengerti. Pria itu berusaha tetap tenang agar pikirannya tetap jernih.

***

"Syukurlah lo udah pulang, gue kira lo lupa kalau lo masih punya rumah," ujar Juwita dengan nada meledek. Gadis itu sedang membersihkan halaman rumahnya.

"Tumben lo rajin? Ada angin apa?" Brandon menaikan sebelah alisnya.

Juwita memutar bola matanya malas. "Tumben? Gue emang rajin dari dulu kali!"

Brandon tertawa melihat raut kesal wajah sang adik. Rasa lelahnya hari ini terbayarkan, lelah itu seketika menghilang dari tubuhnya.

BRANDOLF [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang