14

86 12 0
                                    

Lakukan apa yang membuatmu bahagia, meskipun terkesan biasa saja tapi sangat berarti bagi kebahagiaan diri sendiri. -Brandon Keanan.





____________________

Empat Belas
____________________

***

David sibuk mengunyah batagornya. Lucas dan Daniel sibuk berbincang hal-hal yang random. Keduanya sama-sama memiliki sifat yang cuek. Sedangkan Brandon masih saja memikirkan keselamatan Juwita dan temannya dari ancaman Leon.

Sampai saat ini memang tidak ada tanda-tanda penyerangan dari Leon. Justru hal itu yang sangat di waspadai oleh Brandon. Cowok itu tidak boleh lengah, Leon bisa beraksi kapan saja dan tidak mengenal tempat.

"Anjing!" umpat Brandon.

David, Daniel dan Lucas menghentikan aktifitasnya. Ada yang tidak beres dengan ketua mereka.

"Goblok!" balas David meledek.

Brandon memberikan tatapan tajam, sehingga mental David menciut saat itu juga. "Lagian lo, tiba-tiba ngegas tanpa sebab."

"Mikirin Leon?" tanya Lucas.

"Mending mikirin gue, Brand. Dari pada mikirin Leon yang belum tentu mikirin lo," ujar David.

"Lo bisa diam gak?" tanya Daniel kesal. "Bukan waktunya bercanda."

David mendengus. "Gue serius, dari pada dia stress mikirin Leon. Mending mikirin cogan kek gue."

"Lo yang stress," balas Brandon kesal.

"Buset, semena-mena ya lo. Mentang-mentang ketua bardolf, gue geser kedudukan lo baru tau rasa!" protes David, dan kembali mendapat tatapan tajam dari Brandon.

"Kabur semua anggota kalau lo ketuanya," cibir Brandon.

***

"Lo serius gak ikut ke wabir?" tanya Lucas pada Brandon.

"Iya, gue ada janji sama Juwita. Mau jalan-jalan," kata Brandon. Kemarin malam Brandon dan Juwita sudah merencanakan jalan-jalan untuk mengurangi rasa suntuk di rumah.

"Beruntung banget Juwita, punya abang yang baik kayak lo," kata Daniel. Melihat kedekatan Brandon dan Juwita terkadang membuatnya terharu. Sudah jarang jaman sekarang seorang adik dan abang bisa seakrab itu bukan?

"Gue tertarik jadi adik lo," ujar David sambil mengedipkan sebelah matanya.

Brandon bergidik geli merespon apa yang di lakukan David. "Ogah," sinisnya. "Udahlah, gue duluan ya," pamit Brandon, lalu menyalakan mesin motornya dan berlalu dari sana.

Tidak butuh waktu yang lama menuju sekolah Juwita, ternyata adiknya sudah menunggu di depan gerbang sekolah.

"Apa benar ini dengan mba Juwita?" tanya Brandon iseng.

"Iya benar, cewek paling cantik!" balas Juwita ketus.

"Bisa aja lo." Brandon tertawa kecil. "Ayo naik, mau jalan-jalan kemana?"

"Keliling doang juga udah cukup."

"Serius mau keliling doang?" tanya Brandon memastikan.

"Iya serius."

"Siap, sesuai aplikasi yang mba," kata Brandon seperti mas-mas grab yang ingin mengantar pelanggannya.

BRANDOLF [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang