༺Darkán01༻

7 2 0
                                    

Hey, gw kembali. Maaf karena cerita kemaren gw hapus, cerita itu gw unpublikasikan karena seseuatu hehe. So, gw nulis cerita baru tentang pshycopath semoga saja kalian suka.

01 : lelaki iblis

18++
Warning!! : cerita ini mungkin mengandung unsur kekerasan jadi jangan pernah mencoba untuk mencontohkannya/melakukannya di dunia nyata.

-kau murahan berarti darahmu seperti kotoran. Menjijikan!-

-o0o-

"Hey, jangan menangis. Gw gak suka!" Perempuan yang sedang terbaring lemas tak berdaya itu terus saja menangis. Kini tubuhnya sudah tak berbentuk lagi. Tangan dan kaki perempuan itu sudah terlepas dari badannya sepenuhnya. Tetapi lelaki iblis itu tak menghentikan aksi kejamnya.

"Tunggu sebentar, Bitch!" lelaki iblis itu melangkah menjauh dari bak mandi tempat perempuan malang itu berbaring dengan darah yang sudah membanjiri bak mandi.

"Hm," lelaki iblis itu nampak sedang memperhatikan alat-alat yang tersusun rapih di dalam lemari kaca besar. Lelaki itu sedang menimang alat mana kali ini yang akan ia pakai untuk mencabut nyawa perempuan malang itu. "Make linggis buat nyongkel mata dan gergaji untuk bagian penutupnya. Sangat keren!"

Lelaki iblis itu kembali ke bak mandi dengan linggis dan gergaji di kedua tangannya. "Baiklah Bitch, mari kita menutup permainan ini dengan cara yang keren." Lelaki itu mengelus pelan pipi mulus perempuan itu.

"Ja-jangan Dark," perempuan itu menggeleng lemah. Perih di sekujur tubuh yang saat ini ia rasakan hilang seketika saat tahu akan nyawanya yang sedang terancam. Sial sekali dirinya sampai harus berhadapan dengan lelaki gila yang ada di hadapannya sekarang.

"Oh iyya, gue lupa bahan utama gue hari ini." Lelaki itu terkekeh pelan. Berdiri lalu melepas sarung tangan yang sejak tadi ia pakai dan merogoh ponsel di sakunya lalu menelfon seseorang.

"Ke Death Zone, sekarang! Bawain yang udah gue pesen tadi."

"Lo mau ngapain anjir sampe nyuruh gue beli beginian, mau masak?" Terdengar suara cowok di sebrang sana dengan nada jengkel.

"Banyak nanya, biar keren lah!" Lelaki itu mematikam sambungan telfon secara sepihak lalu kembali berjongkok di sebelah bak mandi itu. "Gimana Bitch? Permainan yang sangat keren bukan?"

Perempuan itu menggeleng. Ia sudah tak sanggup untuk menangis dan berteriak lagi, tenaga dan nyawanya sudah hampir habis. Ia sungguh menyesal karena telah berani berurusan dengan iblis tampan di sampingnya itu.

"Ah, sebenarnya gue jijik terkena darah lo, gue benci kotor! Tetapi nikmatnya saat ngeliat darah muncrat itu gak bisa di deskripsikan." Senyum lebar mengembang di wajah tampan lelaki iblis itu. Menurutnya terkena darah itu seperti terkena kotoran, sangat menjijikan. Tetapi semuanya akan terbayar setelah mendengar teriakan, tangisan dan melihat darah tergenang di bak mandi bersejarahnya. Ya, bersejarah menjadi saksi bisu para korban yang telah lelaki iblis itu bunuh dengan cara yang sangat mengerikan.

"Ma-maaf Dark, gue janji gak bakalan gangguin lo lagi." Mohon perempuan itu.

Telunjuk kiri lelaki iblis itu bergerak ke kanan dan ke kiri secara begantian menandakan bahwa tidak ada kata maaf di antara kita. "Ck! Makanya kalo mau ngegoda cowok itu jangan sembarangan. Lo kira mata gue rabun, langsung mau aja dengan muka dan boddy lo yang pas-pas-an itu?"

Tok! Tok! Tok! Tok!

Seorang cowok memakai hodie berwarna biru malam dengan celana jeans panjang berwarna hitam itu langsung masuk tanpa permisi. Lelaki iblis itu tau siapa yang datang karena ketukan tadi adalah sandi untuk masuk ke ruangan terkutuk itu.

The Secret of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang