“Elaine, apakah Yang Mulia Ratu sudah memiliki pasangan? Atau orang yang dia sukai?” Tanya Duke Sean hingga membuat Elaine menoleh dan menatapnya bingung. Sadar ditatap penuh kebingungan oleh Elaine, Duke Sean langsung mengalihkan pembicaraan karna takut Elaine berpikir macam-macam dan mengatakannya pada Ratu Emillia. Bukan hanya kerjasama saja taruhannya, tapi kisah cintanya juga bisa hancur.“M-maksudku… Ah lupakan saja. Elaine, apa disini ada perpustakaan?” tanya Duke Sean gugup dengan senyum canggung.
“Perpustakaan ya, mari saya antar Tuan Duke.”
Elaine berjalan di depan Duke Sean tanpa bicara apapun. Sejenak ia berpikir bahwa Duke Sean menyukai Ratu Emillia. Namun ia menepis pikirannya karna menurutnya semua orang pasti sudah tahu tentang Ratu Emillia akan segera bertunangan dan menikah dengan Pangeran Harold dari Kerajaan Sapphire beberapa waktu dekat ini. Saat ini Elaine memilih fokus pada apa yang menjadi tugasnya. Duke Seanpun memilih tak bicara apapun pada Elaine karena pertanyaannya barusan membuatnya merasa canggung. Keheningan berlangsung hingga sampai kedepan perpustakaan. Sesampainya pun Duke Sean hanya berkata bahwa ia ingin ditinggal sendiri di perpustakaan.
Setelah kejadian itu Duke Sean memilih menghindar saat bertemu Elaine, apalagi jika Elaine sedang bersama Ratu Emillia. Hingga lima hari kemudian Duke Sean memberanikan diri memanggil Elaine ke kamarnya karna ia ingin menanyakan sesuatu pada Elaine secara langsung. Tentu saja apa yang akan ia tanyakan berkaitan dengan Ratu Emillia. Tak lama Duke Sean menunggu hingga ia mendengar suara ketukan pintu lalu dengan semangat ia mempersilahkan Elaine masuk.
“Selamat pagi,Elaine. Silahkan duduk.” Ucap Duke Sean mempersilahkan Elaine duduk. Elaine hanya mengangguk dan duduk di sebuah kursi yang ada di depan Duke Sean. Sejujurnya Elaine merasa sangat canggung karna ini kali pertama ia duduk berdua di dalam kamar bersama seorang pria.
“Apa ada yang bisa saya bantu tuan?”
“Ah ya. Aku ingin bertanya sesuatu padamu. Begini, dari sejak aku ada disini hingga sekarang aku belum memberikan apapun pada Yang Mulia Ratu. Jadi, aku ingin bertanya apa barang yang Ratu Emillia suka?” Tanya Duke Sean. Tentu saja alasan itu tak seutuhnya benar. Alasan utama ia ingin memberi hadiah pada Ratu Emillia adalah untuk menarik perhatiannya.
“Barang kesukaan Ratu ya.” Gumam Elaine sambil berpikir sejenak. “Ratu sangat suka kalung dengan bandul permata berwarna biru.” Lanjut Elaine.
“Kalung permata biru ya. Lalu apa ada barang lainnya?”
“Ratu juga sangat suka tiara yang sederhana tapi terlihat sangat indah tuan Duke.”
“Begitu ya, lalu bagaimana denganmu?”
Pertanyaan itu berhasil membuat Elaine terkejut karna pertama kalinya ada pria yang menanyakan hal tersebut. Elaine semakin menundukkan kepalanya karena merasa ragu untuk menjawab pertanyaan itu. Padahal pertanyaan itu hanya basi-basi saja agar Elaine tidak merasa canggung.
“S-saya… S-suka.. Sapu tangan dengan sulaman bunga anggrek.” Jawab Elaine dengan suara pelan.
“Sederhana sekali. Terimakasih Elaine, kau boleh pergi sekarang.”
“Baik tuan Duke, permisi.”
Elaine pun berlalu meninggalkan Duke Sean sendirian di dalam kamarnya. Setelah tahu apa yang disukai Yang Mulia Ratu, Duke Sean memutuskan mencari Kalung berbandul permata biru sambil mengecek pembuatan kapal yang akan membawa pasokan barang dari Kerajaan Selatan ke Kerajaan Barat hari itu juga.
Malam hari setelah pulang dari pelabuhan, Duke Sean nampak sangat antusias mencari Ratu Emillia dengan memegang sebuah kotak kecil berwarna biru cerah di tangannya. Ia terus mengelilingi istana sambil berlari dan mengecek hampir semua ruangan di istana. Tak lama ia melihat Ratu Emillia dan segera menghampiri Ratu Emillia yang sedang berdiri sendirian.
“Yang Mulia, saya mencari Anda kemana-mana.” Ucap Duke Sean dengan nafas terengah-engah. Ratu Emillia melihat Duke Sean seperti habis dikejar anjing penjaga istana itu dengan tatapan bingung.
“Ada apa Duke Sean? Anda sepertinya punya urusan penting denganku sampai-sampai mencariku seperti itu.”
“Ahaha… Tidak terlalu penting sih. Yang Mulia Ratu, ini untuk Anda. Anggap saja sebagai ucapan terimakasih karna sudah menerima kerjasama ini.” Terang Duke Sean dengan pipi sedikit memerah. Iapun menyodorkan kotak yang sedari tadi ia bawa berlari ke depan Ratu Emillia.
“Padahal tak perlu sampai memberi hadiah. Aku merasa tak pantas untuk hadiah ini karna seharusnya Elaine lah yang menerimanya. Kalau tanpa pertimbangan darinya mungkin saja aku menolak kerjasama ini.” Jawab Ratu Emillia sambil menerima kotak yang disodorkan Duke Sean padanya.
“B-begitu ya? Kalau begitu saya akan memberikan hadiah juga untuknya.”
“Yah, harusnya begitu. Tapi terimakasih atas hadiahnya. Duke Sean, boleh aku membukanya?”
“Tentu! Silahkan Yang Mulia.” Jawab Duke Sean dengan nada antusias. Jujur ia sangat tak sabar untuk melihat Ratu Emillia membuka kado pemberiannya itu. Tak menunggu waktu lama Ratu Emillia membuka kado itu lalu melihat dengan tatapan kagum pada sebuah kalung yang ada di dalam kotak kado itu.
“Wah, ini sangat indah. Duke Sean, bagaimana kau bisa tahu aku suka kalung berbandul biru?” Puji Ratu Emillia hingga membuat semburat merah di pipi Duke Sean terlihat lebih jelas. Segera ia memalingkan wajahnya agar pipinya yang memerah tak disadari oleh Ratu.
“Umm, mungkin hanya tebakan yang beruntung Yang Mulia. Syukurlah Yang Mulia menyukainya.” Ucapnya berbohong agar Yang Mulia lebih kagum padanya. “K-kalau begitu hamba pamit. Permisi Yang Mulia.” Lanjut Duke Sean dan segera berbalik meninggalkan Ratu Emillia dengan sedikit berlari ke arah kamarnya.
Sesampainya di kamar, Duke Sean langsung melompat dan berguling-guling di kasur karna merasa sangat senang.
‘Ini langkah awalku mendekatinya. Yah, cinta pertamaku. Yang Mulai Ratu Emilia, aku akan mendapatkanmu!’ Batin Duke Sean lalu kembali membayangkan aoa yang barusan terjadi.To be continued
Malam kakak... ^^ selamat membaca yaa... Jangan lupa vote dan komen juga kalau kalian suka cerita ini ya...

KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Baby
ФэнтезиWajahnya panik seakan hidupnya akan hancur karena perkataan pelayan Ratu itu. Kepalanya serasa akan pecah saat itu juga saat mendengar pelayan itu hamil. Anak itu, anak dari kesalahan satu malam saat pernikahan yang mulia Ratu Emilia yang sangat ia...