part 13. why?

4K 271 6
                                        

Pagi hari telah tiba. Dari kamar Richard, sebuah burung hinggap di jendelanya. Richard yang saat itu baru saja terbangun setengah sadar segera menghampiri burung itu dengan terhuyung-huyung. Richard mengambil surat di kaki burung tersebut lalu membacanya.

'Tolong jaga Elaine selama aku disini. Laporkan apa yang dibutuhkannya seminggu sekali lalu kirimkan padaku. Dan lakukan secara diam-diam tanpa diketahui pihak kerajaan.'

Richard paham dengan isi surat itu dan mulai melakukan kegiatannya yang biasa. Siang hari karena senggang, Richard diam-diam datang ke Pondok Pelayan untuk melihat Elaine. Elaine saat itu sedang duduk di depan kamarnya sambil mengobrol dengan Lenna. Richard mencoba menguping pembicaraan kedua wanita itu dari balik semak-semak.

"Apa kau tau? Katanya orang hamil akan mengalami mual dan sulit tidur. Apa kau mengalaminya?" tanya Lenna pada Elaine.

"Yah, saat pagi aku memang mengalami mual dan kata beberapa wanita disini itu wajar. Apa kau tak mengalaminya?"

"Tidak. Kata orang disini aku harus bersyukur karena hal itu." Jawab Lenna sambil menggeleng kepala pelan.

"Ah iya! Aku ingat saat baru masuk kemari ada yang memberikanku teh pappermint, katanya bagus untuk mengurangi rasa mual. Tapi aku menolak karena aku tidak pernah merasa begitu." Lanjut Lenna. Elaine hanya memperhatikan penjelasan Lenna.

"Dimana aku bisa mendapatkan teh pappermint?"

"Aku juga tidak tahu. Katanya sekarang teh itu sulit didapatkan dan hanya bisa di dapat di daerah Kerajaan bagian Timur."

"Ah, sayang sekali aku tidak bisa mendapatkannya." Ucap Elaine menyangkan hal itu.

Mendengar percakapan itu, Richard langsung menulis kebutuhan Elaine. Richard pun langsung Kembali keruangannya. Selama seminggu Richard terus memperhatikan Elaine diam-diam dan mencatat kebutuhan Elaine yang bisa ia ketahui lewat percakapan-percakapan Elaine dengan temannya disana. Setelah mengirim daftar kebutuhan Elaine selama seminggu, dua hari kemudian sebuah kotak kayu yang cukup besar datang dari Kerajaan Selatan untuk Richard. Sepucuk surat di dalam kotak itu menjelaskan untuk siapa sebenarnya kotak itu diberikan. Richard menghela nafas panjang karena tugasnya jadi lebih berat sekarang. Bagaimana caranya ia mengirim barang itu pada Elaine?

>>Istana Kerajaan Barat

"Maaf, Yang Mulia. Tapi kebijakan itu sulit diterapkan saat ini. Banyak para bangsawan yang tidak setuju jika pelayan yang sedang hamil kerajaan boleh tinggal di istana bahkan bangsawan menentang pemberian gelar bangsawan pada seorang pelayan atau rakyat biasa walau orang itu telah berjasa bagi kerajaan atau anggota kerajaan ini." Ucap perdana Menteri menyampaikan hasil rundingan kebijakan baru yang ingin Ratu Emillia dan Raja Harold buat.

"Tapi bukankah di Kerajaan lain kebijakan seperti ini sudah bisa diterapkan? Kenapa di kerajaan ini tidak? Apa kalian memandang rendah pelayan karena status kalian lebih tinggi?" sanggah Ratu Emillia.

"Benar. Di kerajaan lain, para ibu asuh atau teman pelayan putri atau putra bangsawan bisa menerima gelar Baron karena sudah berjasa pada keluarga mereka. Aku ingin kebijakan itu bisa diterapkan." Tegas Raja Harold.

"Kerajaan ini memang kerajaan yang makmur, tapi sikap toleransi masih sangat kurang. Kalian tahu bukan beberapa kali bangsawan dari Kerajaan ini dikecam oleh bangsawan kerajaan lain karena sifat kalian yang terlalu sombong? Kebijakan ini juga untuk memperbaiki sifat serta reputasi kalian di mata bangsawan kerajaan lain." Lanjut Raja Harold hingga para bangsawan terdiam mendengar hal itu. Akhirnya setelah beradu pendapat selama 2 jam dengan para bangsawan dan Menteri, kerajaan memilih untuk menerapkan kebijakan itu dan segera meresmikannya.

Merasa sangat senang, Ratu segera bersiap untuk menemui Elaine. Tapi saat hendak pergi, Raja Harold memegang tangannya.

"Kau mau kemana? Sepertinya kau belum menyelesaikan urusan soal pertemuan dengan Kerajaan Amaryllis, kan?" Tanya Raja Harold pada istrinya. Ratu Emillia hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Memang kabar ini sangat membuatmu Bahagia, tapi kau tak boleh lupa dengan tugasmu sebagai seorang Ratu, istriku." Sambung Raja Harold.

"Baiklah. Aku akan selesaikan masalah itu lalu pergi menemui Ella." Jawab Ratu Emillia lesu sambil menghela nafas.

Malam hari di Pondok Pelayan. Elaine yang tengah tertidur lelap terbangun karena suara ketukan di jendelanya. Elaine terkejut saat melihat Richard berdiri diluar jendela sambil membawa sebuah kotak. Elaine mempersilahkan Richard masuk ke kamarnya.

"Tuan Richard, kenapa anda kemari? Kalau ada yang tahu anda bisa dikira akan melecehkan perempuan-perempuan disini?" bisik Elaine pada Richard.

"Aku pun tak mau hal itu terjadi. Syukurlah pengamanan disini sangat lemah. Ah ya, ini kiriman dari Tuan Duke untukmu."

Mendengar ucapan Richard, Elaine sedikit merasa terkejut karena terakhir kali Duke Sean menyuruhnya menggugurkan janin dalam kandungannya. Elaine menatap Richard yang sibuk mengusap keringatnya dengan sapu tangan.

"Kenapa Tuan Duke memberikan ini semua untukku? Aku kan sudah bilang aku tidak akan menggugurkan janin ini, jadi ia tak perlu mengirimkan barang yang bisa membuatku keguguran."

Richard terbelalak mendengar ucapan Elaine. Elaine mengira barang yang dikirim Duke Sean adalah barang seperti obat yang akan membuatnya keguguran.

"Kau salah paham. Jika menurutmu ini adalah "BARANG ITU", Tuan tidak akan menempatkannya di kotak sebesar ini."

Masuk akal apa yang dikatakan Richard. Setelah mengatakan hal itu, Richard langsung pamit dan segera meninggalkan kamar Elaine. Elaine membuka kotak itu dan melihat isinya. Elaine tertegun sesaat setelah ia mengeluarkan beberapa barang dari kotak.

'Semua ini kan kebutuhan untuk wanita hamil?! Kenapa orang itu mengirim ini semua padaku setelah menyuruhku menggugurkan kandungan?'

Tanya Elaine dalam hati. Ia berniat untuk Kembali tidur dan menanyakan maksud dari barang-barang yang dikirim itu pada Richard esok hari, tentunya juga secara diam-diam.

~to be continued

Duke's Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang