Sudah dua minggu sejak pesta ulang tahun Arhen dan tersebar rumor bahwa anak kedua dari keluarga Marquess Dalton (Arhen) berhubungan dengan Freya, putri bungsu keluarga Earl Yohanes karena salah mengira Freya adalah Elaine. Arhen berniat menemui Elaine di istana, namun ia belum menemukan waktu yang pas sebab pekerjaan yang harusnya kakaknya lakukan malah harus dilempar tanggung jawab padanya. Kakaknya memang lebih suka ikut berperang atau latihan fisik dari pada harus mengurusi urusan politik dan bisnis keluarganya.
Disamping itu, musim dingin akan segera tiba. Ratu Emillia dan Elaine tengah sibuk menyiapkan daftar persiapan-persiapan apa saja yang harus dibeli untuk menghadapi musim dingin.
"Elaine, menurutmu apa saja yang harus diganti di kamar pelayan? Aku tidak mau mereka kedinginan sementara aku menikmati kehangatan ditengah musim dingin."
"Mungkin kita butuh selimut baru untuk para pelayan, dan juga seragam musim dingin pelayan terlalu tebal dan membuat mereka kesulitan bergerak, Yang Mulia." Jawab Elaine seadanya.
"Aku juga berpikir begitu, aku melihat mereka mudah lelah saat memakai seragam yang cukup berat dan tebal itu. Lalu aku akan menyuruh Thomas untuk membeli persediaan kayu bakar dan kepala pelayan membeli persediaan bahan makanan selama musim dingin." Ucap Ratu Emillia sambil menuliskan daftar barang yang akan dibeli.
"baik, Yang Mulia. Dan seperti biasa, saya yang akan membeli selimut untuk diberikan kepada rakyat kerajaan seperti tahun-tahun sebelumnya." Ujar Elaine sambil berdiri.
"Kalau begitu biar Albert menemanimu. Kau tidak boleh pergi sendiri." Tegas Ratu Emillia
"Yah, saya akan menyampaikannya pada Albert. jika dia tidak sibuk." Jawab Elaine sambil tersenyum. Elaine memakai mantelnya lalu berjalan keluar.
Elaine mencari Albert yang biasanya ada di gudang, namun ia tak menemukan orang itu di tempat-tempat yang biasanya ia kunjungi.
"Permisi, apa kau tau Tuan Albert ada dimana?" tanya Elaine pada seorang pelayan yang berpapasan dengannya.
"Ah, Saya dengar Tuan Albert sedang kurang sehat. Dia beristirahat di kamarnya sejak tadi pagi." Jawab pelayan itu.
Elaine berterimakasih pada pelayan itu lalu berjalan menuju gerbang. Sekarang ia bingung harus pergi bersama siapa. Ia sebenarnya bisa saja pergi sendiri, toh Ratu Emillia menyuruhnya pergi dengan kereta kuda. Akhirnya Elaine memutuskan pergi sendiri ke tempat biasanya ia membeli selimut untuk para pelayan.
Elaine terus berjalan ke gerbang istana lalu mengatakan kepada salah satu pengurus kereta kuda untuk menyiapkan kereta untuknya. Elaine berdiri menunggu kereta kuda yang sedang disiapkan dan tak lama sebuah kereta kuda berhenti di dekatnya. Tapi itu bukan kereta kuda untuk Elaine, melainkan kereta kuda yang digunakan Duke Sean untuk mengecek pelabuhan.
"Elaine, kau sedang apa berdiri disini? Udara disini sangat dingin." Ucap Duke Sean ketika ia turun dari kereta kudanya dan melihat Elaine.
"Ah, saya sedang menuggu kereta kuda. Tuan Duke baru sampai dari pelabuhan ya?" tanya Elaine dengan ramah.
"Ya, aku dari pelabuhan. Kau mau kemana? Apa kau pergi sendiri?"
"U-um... yah, saya biasa bertugas membeli selimut untuk diberikan pada rakyat kerajaan sebelum musim dingin datang. Dan karena Tuan Albert sakit, jadi saya harus pergi sendiri bersama kusir." Jawab Elaine seadanya.
"Kereta kuda saya sudah siap. Saya permisi dulu, Tuan." Pamit Elaine yang melihat sebuah kereta kuda terparkir di depannya. Elaine naik perlahan ke dalam kereta kuda itu. Namun tangannya ditahan oleh Duke Sean.
"Naik kereta kuda yang ini saja." Ucap Duke Sean sedikit menarik Elaine kedalam kereta kuda yang Duke Sean pakai tadi.
"T-Tidak perlu, Tuan. Saya-" belum selesai Elaine bicara, Duke Sean membopong Elaine dan mendudukkan Elaine di kursi kereta kudanya.
Memang kereta kuda yang dipakai Duke Sean lebih nyaman ditambah bantalan di kursi yang terasa sangat empuk itu semakin membuat Elaine merasa nyaman. Tapi, Elaine tampak heran karena Duke Sean malah ikut duduk di kursi hadapannya.
"Karena kau pergi sendirian, aku yang akan ikut bersamamu. Dan kau harus menggunakan kereta ini karena kereta ini lebih aman untukmu." Tegas Duke Sean.
Elaine makin terheran-heran hingga ia kehabisan kata-kata untuk diucapkan pada pria di depannya itu. Elaine hanya diam menunduk karena merasa sedikit terbebani.
"Tidak perlu merasa terbebani seperti itu. Aku menyuruhmu memakai kereta kuda ini karena bantalan kursi ini lebih empuk hingga mengurangi guncangan, itu lebih baik untuk kandunganmu. Dan aku ikut karena aku takut terjadi apa-apa padam- maksudnya pada anak yang kau kandung." Terang Duke Sean. Sekelebat Elaine melihat ada semburat merah di pipi Duke Sean.
"Baiklah, terima kasih atas perhatian anda, Tuan." Ucap Elaine sambil tersenyum. Elaine berusaha untuk santai di dalam kereta itu sambil melihat pemandangan luar jendela.
Selama di kereta kuda, Elaine dan Duke Sean hanya sedikit mengobrol ringan tentang kegiatan perdagangan dan mengenai kehamilan Elaine. Tak lama keduanya sampai di tempat biasa Elaine membeli selimut. Duke Sean turun terlebih dahulu lalu membantu Elaine turun. Sebenarnya Duke Sean sengaja turun mendahului Elaine untuk membantunya turun dari kereta kuda karena melihat sepertinya Elaine akan sedikit kesulitan turun. Elaine tersenyum pada Duke Sean sekilas lalu masuk kedalam toko selimut diikuti Duke Sean di belakangnya.
"Elaine?!"
Seseorang yang tak asing memanggil Elaine. Arhen yang saat ini ingin memesan selimut untuk masing-masing anggota keluarganya langsung menghampiri Elaine tanpa melihat Duke Sean yang berdiri di belakang Elaine. Elaine menoleh pada Arhen lalu tersenyum padanya.
"Arhen! Ah, m-maksudku Tuan Dalton." Ucap Elaine yang terkejut melihat Arhen di toko yang sama.
"Kau sedang apa disini? Aku ingin mengunjungimu, tapi...-" ucapan Arhen terputus ketika Duke Sean beralih berdiri di samping Elaine.
"Kami sedang melakukan perintah Ratu Emillia." Ucap Duke Sean singkat. Seketika Elaine menoleh pada Duke Sean. Lagi-lagi Elaine bingung atas tingkah pria yang ada di sampingnya itu.
'Tidak salah sih kalau ini memang perintah dari Emma. Tapi kenapa dia bilang KITA? Ini kan tugasku...' Batin Elaine sambil tersenyum getir.
"Ah, begitu ya." Jawab Arhen singkat. Ia bingung siapa pria itu sampai berada sangat dekat dengan Elaine.
Kedua pria itu saling menatap sinis hingga membuat Elaine tak nyaman. Elaine memang merasa sedikit tenang karena setidaknya mereka tidak akan berkelahi di tempat ramai seperti ini, tapi tetap saja ia merasa tak nyaman.
"Permisi, Nona Elaine. Apa anda akan memesan selimut seperti tahun lalu dengan jumlah yang sama atau selimut berbeda?" tanya seorang pelayan yang sudah lima tahun melayani Elaine setiap awal musim dingin. Elaine merasa tertolong karena bisa kabur dari dua orang pria itu.
"Aku akan memilih sendiri selimut yang akan ku beli." Ucap Elaine dengan semangat lalu langsung menghampiri pelayan itu dan meninggalkan kedua pria itu.
To be continued ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Baby
FantasyWajahnya panik seakan hidupnya akan hancur karena perkataan pelayan Ratu itu. Kepalanya serasa akan pecah saat itu juga saat mendengar pelayan itu hamil. Anak itu, anak dari kesalahan satu malam saat pernikahan yang mulia Ratu Emilia yang sangat ia...