Part 10. Elaine's Pregnancy

4.5K 302 5
                                    

Hari-hari Elaine lewati seperti biasanya. Menemani dan melayani Ratu Emillia walau waktunya dan Ratu Emillia berkurang karena sahabatnya kini telah memiliki suami.
Saat itu Elaine dan Ratu Emillia tengah berbincang tentang keterlambatan pengiriman barang dari Kerajaan Selatan bersama Richard.

“Maaf, Yang Mulia. Barang-barang akan segera dikirim jika cuaca sudah memungkinkan untuk kapal berlayar.” Ucap Richard sopan.

“Baiklah, Richard. Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan Duchess Audrey?”

“Kabar terakhir beliau masih terbaring lemah, Yang Mulia.”

“Begitu ya, semoga ibu Duke Sean segera sembuh.”

Yah, keesokan hari setelah pernikahan Ratu Emillia dan Pangeran Harold, Duke Sean langsung kembali ke Kerajaan Selatan karena utusan Kerajaan Selatan memberi kabar bahwa Duchess Audrey jatuh sakit. Usia beliau memang memasuki masa terlemah ditambah penyakit gula turunan yang beliau derita.
Tak lama tiga pelayan wanita datang menghampiri Ratu Emillia. Salah satu pelayan nampak berkeringat dingin dan panik. Melihat hal itu Ratu Emillia menatap ketiga pelayan itu bingung.

“Ada apa? Apa ada masalah di istana?” Tanya Ratu Emillia.

“Maaf mengganggu waktu anda, Yang Mulia. Ada yang ingin kami sampaikan.” Ucap salah satu pelayan. Ratu Emillia diam menunggu hal apa yang akan disampaikan pelayan itu.

“B-begini, Yang Mulia. Arra sepertinya sedang hamil.” Ucap pelayan lain. Mendengar hal itu Ratu Emillia, Elaine dan Richard terkejut.

“Kalau begitu panggil tabib kerajaan untuk memeriksanya. Jika memang ia hamil, ia harus segera pindah ke pondok pelayan.” Tegas Ratu Emillia.

Ketiga pelayan itu membungkuk sopan lalu pergi menjalankan perintah Ratu Emillia. Sejenak Richard melirik kearah Elaine yang saat itu melamun melihat pelayan-pelayan itu pergi.
“Elaine, tolong susul mereka. Aku masih ada urusan yang harus ku bahas dengan Duchess Marry.” Titah Ratu Emillia membuat Elaine tersadar dari lamunannya.

“Baik, Yang Mulia.” Jawab Elaine lalu berjalan menyusul ketiga pelayan itu.
Elaine sampai di ruangan tempat pelayan itu di periksa oleh tabib.

“Bagaimana, Tabib? Apa aku benar-benar hamil?” ucap Arra si pelayan itu dengan wajah masih panik.

“Benar, anda benar-benar hamil.”

Mendengar hal itu Arra menunduk sedih. Kedua pelayan yang tadi menemaninya mengelus pundak Arra. Arra mencoba tegar lalu mengangkat kepalanya sambil memaksakan bibirnya untuk tersenyum.

“Aku tidak apa-apa. Aku akan bersiap meninggalkan istana.”

Mendengar ucapan itu kedua teman pelayan Arra memeluknya. Elaine terharu melihatnya namun memilih menahan tangisnya. Arra melihat Elaine sambil tersenyum canggung dan tak lama Arra dan temannya meninggalkan ruangan itu. Elaine masih di tempat dan malah melamun mengingat jika tak beruntung ia akan mengalami hal itu juga. Dielusnya perutnya perlahan lalu pergi menemui Ratu Emillia untuk memberitahu kehamilan Arra.

Hari-hari berlangsung cepat tanpa ada masalah yang berarti. Dua bulan berlalu begitu saja, Duke Sean belum kembali dan Elaine masih menjalani tugasnya mendampingi Ratu Emillia di sela kebersamaannya dengan sang suami. Hari ini Ratu Emillia sedang duduk di kamarnya bersama Raja Harold.

“Dua hari lagi Elaine ulang tahun. Aku berencana merayakannya tapi dia tidak mau.” Keluh Ratu Emillia pada suaminya sambil memeluk lengan Raja Harold manja.

“Mungkin dia tidak ingin dirayakan karena tidak mau merepotkan seluruh penghuni kerajaan. Kau tahu betul dia seorang pelayan, jika kau merayakannya dia pasti merasa tidak enak.” Ucap Raja Harold sambil mengelus kepala Ratu Emillia lembut. Ratu Emillia berpikir apa yang dikatakan oleh suaminya benar. Iapun hanya menghela napas panjang dan berpikir cara untuk membuat Elaine, sahabatnya itu bahagia di hari ulang tahunnya.

Duke's Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang