Gadis (6)

14.9K 242 8
                                    

Pagi yang cerah untuk dominia, kamar yang masih gelap tiba-tiba begitu terang karna ada seseorang yang menarik tirai kamar nya.

Mata dengan bulu yang lentik itu enggan membuka karna ada rasa yang begitu nyaman dan hangat dibalik punggungnya.

Dominia yang masih saja tenggelam dalam mimpi-mimpi indahnya kini berubah, yaaa berubah semakin indah saat ia membuka mata, mendapati seseorang yang ada dibelakang tubuhnya.

"HAH..."

Hampir saja dominia melompat dari ranjangan, betapa ia terkaget melihat bram yang ada dibelakangnya merangkulnya dan bernafas dilehernya, untung saja bram merangkulnya dengan kuat dan tidak terjadi apa-apa.

"Tenanglah, biarkan tetap seperti ini 5 menit saja" pinta bram yang masih menutup mata denan posisi merangkulnya dari belakang.

Dominia tak bergerak sama sekali, tubuhnya terasa terikat, nafasnya panas merasakan gejolak yang entah itu apa, ini adalah kali pertama dominia merasakan hal yang seperti ini.

"Ini sudah 5 menit tuan"  ucap dominia pelan.

"Benarkah?? Bisakah aku menambah lagi?"

"Hmm ...apah..? Ehh..mm...maksudnya..? Mm ini??"

Cupp

Bram mencium bagian belakang kepala dominia, membuat ia kaku dan diam seribu bahasa.

Dengan cepat bram membalikkan tubuh dominia, kini dominia berhadapan langsung dengan wajah bram.

Wajah dominia seketika berubah memerah, ia gelagapan tak karuan namun bram tetap menenangkan, ia mengelus pipi dominia dan..

"Apa ada yang sakit hmm ?? Apa kepalamu masih sakit??" Ucap bram yang sedari tadi merapikan ramput dominia yang sebagian menutupi wajah cantiknya.

"Tidak tuan" ucap dominia pelan.

"Benarkah kau ingin pulang? Hmm??" Tanya bram

Dominia tak menjawab, bagaimana bram bisa tau jika ia ingin pulang, apakah stev memberi taunya?, dominia hanya menganggukan kepala sebagai ganti jawaban iya.

"Pulanglah setelah aku mendapatkan hasil pemeriksaan kepalamu, jika tidak terjadi apa-apa aku akan mengantarkanmu pulang"

"Jadi tetaplah disini, ya??" Tambahnya.

Dominia tak menjawab, ia juga tak menganggukkan kepalanya, ia hanya menatap bram yang ada didepanya.

"Sebentar lagi aku harus kekantor, beri aku jawaban agar aku merasa tenang" ucap bram lembut

Dominia menganggukan kepalanya, itu artinya ia setuju.

"Gadis pintar" puji bram sembari mengusap puncak kepala dominia.

Bram merapatkan pelukanya, tak ada perlawanan dari dominia, hanya ketenangan yang ia rasakan.

Kriiinggg kkriiiingggg

"Tuan telponya berbunyi" suara dominia dari dalam dekapan bram

"Biarkan saja" jawab bram acuh

"Tapi tuan, itu...."

Cup

Bram mencium bibir dominia dengan lembut, dominia pun diam seketika, tubuhnya kaku dan wajahnya merona.

"Kalau kau berbicara lagi aku akan melakukan lebih dari itu"

Karena takut dominia hanya diam saja.

"Bangunlah, kamu harus mandi, nico akan mengajakmu pergi jalan-jalan"

"HAH...kemana tuan?" Tanya dominia

GADIS SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang