Gadis (3)

19.9K 257 6
                                    

"HAH... siapa anda?, , dimana saya?. . Tempat apa ini, awww......" ucap dominia saat pertama kali melihat bram. Ia juga merasa kesakitan dengan kepalanya.

Dia terkaget saat mendapati dirinya tidak ada ditempatnya, apa lagi ada seorang lelaki yang ingin menyentuhnya, sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?? Tempat macam apa ini? Ia ingin bangun dan lari, namun sayang, saat ia ingin bangun kepalanya terasa sangat pusing , benar- benar pusing, hingga benda yang dia lihat ikut berputar, mengikuti putaran kepalanya.

"Awwww ...." ucapnya sembari memegangi kepalanya.

"Kenapa semua benda disini berputar?"ucap dominia yang semakin kesakitan.

"Tenanglahh, sebentar  , tenanglah" ucap bram menenangkan.

Dominia menangis ,menjerit kesakitan, karena kepalanya, saking pusingnya hingga ia ingin muntah, namun tidak ada satupun yang dia muntahkan, karena sejak kemarin malam dia tidak melahap apapun.

"Tenanglah, sebentar,,,," ucap bram sembari memeluknya untuk memberi ketenangan.

"Tenanglah ,, dokter akan segera datang memeriksamu" ucapnya kembali.

Dominia mulai memelankan suaranya untuk berteriak, ia hanya menangis dipelukan bram dengan tetap memegangi kepalanya.

Terasa hangat, nyaman dan menenangkan, entah kenapa saat dipeluknya ia tidak memberontak sama sekali, bahkan ia ingin agar pelukan itu tidak berakhir dengan begitu cepat.

Bram meraih sebuah telpon yang ada diatas nakas, menghubungi nico untuk menghubungi stev agar segera datang, dan meminta kepada bibi agar membawakan minuman air putih hangat dan juga sup, bram merasa jika kita sedang stres atau pusing dengan meminum air putih hangat itu akan sedikit meredakan.

Nico segera datang

Tanpa berlangsung lama nico datang beserta bibi dengaan membawa makanan dalam baki, air putih hangat dan juga sub beserta buburnya, seperti yang diperintahkan bosnya.

Saat nico masuk ia kaget mendapati bosnya yang sedang memeluk gadis kecil itu, nico merasa malu dan akhirnya mundur dan menutup pintu.

"Masuklah, tak apa" ucap bram mempersilahkan.

Nico dan bibi masuk sesuai dengan perintahnya.

Bibi meletakan baki berisi sup dan air putih diatas nakas, dan nico berdiri dibelakangnya.

"Terimakasih bi" ucap bram

"Sama- sama tuan" bibi kembali ke dapur dan tak lupa membungkukan badan untuk memberikan hormat.

"Apa stev bisa dihubungi?" Tanya bram

"Sedang dalam perjalanan bos" jawab nico

"Baiklah kalau begitu, kau bisa kembali ketempatmu"

"Siap tuan" nico meninggalkan ruangan itu.

Kini hanya tersisa bram dan sang gadis kecil.

"Sudah tenang sekarang? Hmm?"

Dominia hanya menganggukan kepalanya.

"Bersandarlah ,aku akan menyuapimu, sepertinya kamu sangat lapar"

Bram menumpuk beberapa bantal dibelakang punggung dominia agar ia dengan nyaman untuk bersandar.

Dominia hanya terdiam, menuruti semua yang bram lakukan, baginya menahan sakit kepalanya saja itu sudah sangat sakit , dan tak mungkin untuk nya melawan atau bahkan kabur.

Bram mulai menyuapinya, sedikit demi sedikit, tanpa ada penolakan dari dominia.

Tok tokk tokk

"Sory, aku abis dari rumah sakit, ada yang harus aku oprasi tadi" ucap stev yang baru saja datang

GADIS SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang