Promise

619 97 6
                                    

Sebelum baca vote dulu yuk :)

Mingi menawarkan bantuan pada Yunho. Tapi di tepis olehnya.

"Saat diluar ternyata kau jadi galak ya" sindir Mingi.

"Tidak tuan saya tidak galak, saya belum pernah menggigit orang" kata Yunho.

"Sudah kah, silahkan nikmati" kata Mingi lalu membuang mukanya.

Yunho tak peduli, yang penting dia sudah tau jalan pulang sekarang.

"Jangan jauh-jauh nanti kau hilang" kata Mingi.

"Aku sudah besar tuan, jangan pedulikan aku" kata Yunho. Dia menatap indahnya pemandangan di sana.

Dia tak pernah merasa bosan jika berada di sini.

"YUNHO ITU KAU?" teriak Minho yang berlari ke arahnya. Mingi memegang tangan Yunho.

"Tuan Minho, anda tak apa?" tanya Yunho sangat senang melihat Minho yang sekat bugar.

Di belakangnya dia melihat Chan dengan berjalan dengan wibawanya.

"Yunho ayo pulang!" ujar Chan mulai mendekat pada mereka.

Yunho maju, dia ingin mendekat ke Chan tapi tangannya ditahan Mingi.

"Jangan mencegahnya, biarkan dia pulang ke rumahnya" sindir Chan.

"Kau!" gumam Mingi.

Chan datang dan menarik tangan Yunho dan melepaskan tangan Mingi dari pria itu.

"Dia milikku" ujar Chan dia menjauhkan Yunho dari Mingi.

"Tapi tuan Chan, tuan ini yang menyelamatkanku. Kau tak boleh berkata kasar padanya seperti itu" jelas Yunho.

"Tuan Mingi terima kasih atas semuanya, aku tak akan melupakan semua kebaikanmu. Aku janji" kata Yunho dia memegang tangan sedingin es itu.

"Tuan pulanglah dengan hari-hati" kata Yunho lagi. Lalu dia menarik Chan pergi dari sana. Dia sudah tahu amarah Chan sudah diubun-ubun.

Mingi mengusap tangannya dan melihat mereka pergi dari sana.

***

"Lepaskan aku!" kata Chan mendorong tangan Yunho dengan kasar.

Yunho hampir jatuh jika tak ada Minho yang memegangi punggungnya.

"Kau lebih membela dia daripada aku?" tanya Chan kesal.

"Bukan begitu tuan, tapi Tuan tadi yang menyamatkan saya dari para vampire jahat itu" kata Yunho.

"Kau bodoh! Kau tak tahu dia itu juga vampire" kata Chan dengan sangat kesal.

Deg.

Yunho mulai mengetahui kenapa suhu tubuh Mingi yang dingin dan saat di gendong dia tak bisa merasakan detak jantung pria itu.

"Apa saja yang kau lakukan dengan mayat hidup itu?" tanya Chan kesal, dia mencengkram tangan Yunho.

"Aku tak melakukan apapun" kata Yunho meringis karena kesakitan.

"Chan sudahlah, yang penting Yunho selamat"  Minho di sana berusaha untuk melerai mereka.

"DIAM KAU! JANGAN IKUT CAMPUR" bentak Chan yang membuat mereka berdua terkejut.

"Jika bukan karena kau dan mate mu itu ini tak akan terjadi. Aku akan membunuh kalian berdua" kata Chan dengan penuh amarah.

Minho hanya terdiam, dia menyadari itu terjadi karena kesalahannya.

Melihat Minho yang terpojok membuat Yunho geram, bukan hanya Minho yang salah tapi dia juga. Dia adalah penyebabnya.

"CHAN CUKUP! KAU SELALU MEMBESAR-BESARKAN MASALAH KECIL, aku muak" teriak Yunho dan dengan kuat dia memcoba melepaskan tangan Chan darinya. Tapi gagal.

Chan mendengar itu kemudian melepaskan cengkramannya dan pergi dari sana tanpa mengatakan apapun. Dia benar-benar marah, tapi kalau dia terus berada di sana. Dia bisa saja menyakiti mereka.

"Chan!" teriak Yunho. Tapi pria itu tak menghiraukannya.

"Yunho kau tak apa kan?" tanya Minho. Dia melihat tangan Yunho yang lebam karena ulah Chan.

"Saya baik-baik saja tuan, ayo kita pulang" kata Yunho.

***

Yunho duduk di ranjang kamarnya, dia begitu lelah hati ini.

Dia melihat merasakan sakit pada tangannya, dia mencari obat di laci yang tak jauh dari ranjangnya itu.

Tapi tak sempat dia menemukannya, ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Chan?" gumamnya, dia langsung membukanya.

"Tuan Minho, silahkan masuk!" kata Yunho yang melihat siapakah tamu itu.

Minho masuk ke dalam sambil membawa kotak putih.

"Yunho mana kulihat lebammu yang tadi" kata Minho.

"Tidak tuan saya baik-baik saja" kata Yunho sambil tersenyum.

"Hai kau ini" Minho menarik tangan pria itu dan melihatnya.

Minho mengobati dan memijitnya sesekali.

"Yunho maaf" kata Minho.

"Tak apa tuan, tuan tidak bersalah" kata Yunho.

"Kalau kita tak keluar, pasti ini tak akan terjadi" kata Minho sambil mengobati tangan Yunho.

"Apa yang tuan katakan, sudahlah itu sudah berlalu" kata Yunho sambil tersenyum.

"Tapi kau kena marah Chan, aku tak pernah melihat dia semarah itu" kata Minho.

"Dia memang sering marah-marah tuan, jadi tuan jangan khawatir tentang hal itu" kata Yunho.

"Aiss gara-gara di kampret Han itu kau jadi menderita" gumam Minho.

Yunho hanya tersenyum melihat Minho yang marah-marah sendirian.

"Sudah selesai, apa kau merasa baikan?" tanya Minho. Yunho hanya mengangguk untuk merespon.

"Kalau begitu kau istirahatlah" kata Minho sambil tersenyum dan dia pamit untuk ke kamarnya.

***

Jam menunjukan pukul 11.44 malam, Yunho mulai bersiap untuk tidur. Dia menyiapkan selimutnya dan berbaring.

"Apa yang akan aku lakukan besok?" gumamnya.

Itu sekitar sepuluh menit saat Minho sudah keluar dari sana.

Tok tok tok

Yunho bangkit, dia berpikir bahwa itu adalah Minho yang datang. Dia mencari alat-alat Minho yang mungkin tertinggal di sana.

Tok tok tok

" Tunggu Tuan! " kata Yunho mencari tapi tak ditemukan apapun.

"Tuan tak ada yang tertinggal di sin.." kata-katanya terpenggal saat membuka pintu itu.

Pria yang menatapnya saat ini bukanlah Minho tapi, Chan.

Bang Chan, Tuannya.

***

TBC

Aku dah tepat janji ya.

Yuk temenan, kalian follow aja aku entar aku pasti follback.

Maci ❤️

See you next chap....

See you next chap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DANGEROUS || YUNGI ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang