10. Puding Labu Kuning

167 38 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Ayo buruan Zel," ucap Bryan sembari me-ransel tas hitamnya.

"Bentar Bry," jawab Ryuzna. Lalu menengok lagi kerah Nara dan Lia, "Iya gitu, terus katanya ada orang yang pernah nyoba kesana, emang bener disana ada penampakan gitu loh. Ngeri banget ya kan?"

Nara dan Lia kompak mengangguk, "Kalo gue yang kesana, gimana ya?" tanya Nara.

"Fix, lo bakal ketakutan. Kan katanya dari pintunya aja udah mistis gais," jawab Ryuzna.

"Syukur deh gue tinggal di Jakarta. Nggak angker-angker banget," ucap Lia.

Sementara Bryan, seringkali menggeleng ketika Ryuzna mulai bercerita lagi, lagi dan lagi. Ketika gadis itu sedang bergosip, menggosipkan hantu. "Masih katanya, belum buktinya."

"Apaan sih?!" Sahut Ryuzna dengan nada tidak suka. Tentu ia tidak suka jika ceritanya diganggu orang lain.

"Zel," panggil Bryan sekali lagi. "Udah jam 4 lebih, ayo."

Ryuzna memutar bola matanya ke atas, ia berpikir sejenak. "Hehehe ayo." Ryuzna bangkit dan me-ransel tasnya. Tangan kanannya sibuk mengusap tengkuknya yang terasa meremang, "Gais, kalian ngerasa horor nggak sih?"

Nara dan Lia menggeleng. "Nggak tuh, biasa aja," jawab Nara.

"Ayo pulang, makanya jangan cerita horor disekolah."

"Hehe iya Bry, iyaaa. Gue duluan ya," Ryuzna melambaikan tangannya dan mulai melangkahkan kaki bersama Bryan.

-oOo-

"Hati-hati dan semangat, gue tunggu kabar baiknya." Ryuzna tersenyum kemudian memeluk erat lengan kiri Olivia. Kepalanya sengaja ia sandarkan di pundak kiri gadis itu.

Olivia turut tersenyum dan mengelus lengan Ryuzna yang melingkari lengan kirinya. "Amin," jawab Olivia.

"Jaga kesehatan disana. Semangat, gue yakin pasti lo bisa dapetin apa yang lo mau," ucap Bryan yang duduk disebelah kiri Ryuzna. Kedua gadis itu tersenyum bersamaan setelah Olivia menengok dan Ryuzna memasang telinga.

"Amin. Gue berani berperang, jadi gue harus punya sasaran meraih kejayaan," jawab Olivia.

Mereka malam ini berada di bandar udara. Ryuzna dan Bryan menemani Olivia yang akan segera terbang menuju Surabaya.

"Kalo lo udah sampek Surabaya, lo janji harus kabarin gue!" Sebuah permintaan ㅡlebih mengarah ke peringatanㅡ keluar dari bibir Ryuzna, ia semakin memeluk erat tangan Olivia. Membuat Olivia terkekeh dibuatnya.

Tangan kanan Olivia terulur untuk menyelipkan rambut pendek sahabatnya itu. "Iya-iyaaa. Lihat, lo itu kayak bocil yang mau ditinggal kerja ibunya."

Ryuzna mengerucutkan bibirnya. "Gue bakalan kangen, lo ngapain aja nanti di sana sampek 3 hari? Lo nggak pengen cepet-cepet balik?"

Bryan yang menonton interaksi itu terkekeh. Ternyata seperti itu interaksi perempuan? Tidak ragu untuk melakukan skinship.

Tak Sanggup Melupa #TerlanjurMencintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang