02. Obat Badmood

312 54 18
                                    

"AZEL, MAU KEMANA?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AZEL, MAU KEMANA?!"

"Raja Ampat!"

"Dih!"

"Jangan teriak-teriak deh, pendengaran gue masih normal. Mau ke indoagustus, ken—"

"Ikuuut." Bryan yang semula memberi pakan ke burung kacer di teras, buru-buru menutup sangkar dan berlari keluar gerbang rumahnya, menghampiri Ryuzna yang sudah duduk diatas sadel sepeda. "Biar gue aja yang bonceng."

"Nggak nggak nggak, ini sepeda cowok kalau lo nggak tau. Dan lihat, nggak ada boncengannya."

Bryan menghembuskan napasnya kasar. "Lo berdiri dibelakang, Azel."

"Ini sepedanya siapa?" Tanya Ryuzna dengan nada jenaka.

Membuat Bryan terkekeh sebentar dan mengedikkan bahunya, "Nggak tau tuh."

"Nah gue kasih tau ya, ini sepeda gue. Jadi, penumpang tempatnya dibelakang. Udah buruan, panas tau!" Jelas Ryuzna dengan berlagak menutupi dahinya. Memang, tengah hari cukup panas mengingat sudah memasuki musim kemarau.

Perlahan Bryan naik, berdiri dibelakang dengan memegang pundak Ryuzna. "Bisa nggak?"

Ryuzna mulai mengayuh sepedanya, "Ya bisa lah. Lo pikir gue cewek apaan?" Ryuzna tetap bisa menyetir dengan imbang, walaupun jujur saja kalau Bryan itu cukup berat.

"Nyenyenye." Bryan mengacak-acak rambut Ryuzna. Bagi Bryan, rambut pendek ini membuat Ryuzna semakin terlihat segar, seperti buah peach saja. Bulat dan segar. "Kenapa potong rambut jadi pendek gini?"

"Kepo banget jadi manusia."

"Kalau kata pepatah sih, malu bertanya tersesat di hatimu." Jawab Bryan enteng. Membuat Ryuzna seolah-olah mual.

Ryuzna menggeleng pelan, "Basi banget gombalannya."

"Nggak apa-apa kali. Btw, lo makin bulat tau nggak?"

Ckittt

"Lo turun!"

Bryan celingukan ketika tiba-tiba Ryuzna menghentikan laju sepedanya. "Ngomong sama siapa?"

"Sama yang denger omongan gue, lo denger nggak?"

"Kepo banget jadi manusia." Jawab Bryan dengan menirukan nada suara Ryuzna. Membuat gadis itu menggeram,

"Tuan Bryan Mozarella khas Bandung. Alangkah baiknya jika Anda turun sekarang juga, sebelum saya menjungkirbalikkan sepeda ini."

"Emang lo bisa?" Tanya Bryan meremehkan. Niatnya untuk bercanda, kok.

"HUH? NANTANG LO—mph?!"

Bryan menutup mulut Ryuzna menggunakan tangan kanannya, "Heh jangan berisik, ntar digebukin warga."

"Gue bukan maling mohon maaf." Elak Ryuzna.

"Lo itu maling!"

"Nggak."

Tak Sanggup Melupa #TerlanjurMencintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang