01. Cerita Lama

563 76 21
                                    

Jakarta, 2013

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 2013

Benang layang-layang perlahan terulur semakin tinggi. Sebuah benda tipis yang terbuat dari kertas berwarna merah jambu sudah terbang dengan indahnya berlatarkan langit jingga. Si pemilik tersenyum bangga sembari wajah mungilnya semakin mendongak keatas. Setelah berjam-jam, akhirnya layangan itu bisa terbang juga.

Tangan-tangannya yang mungil semakin bersemangat melepaskan gulungan benang sedikit demi sedikit. Berharap layangan berwarna merah jambu itu menjadi sebuah titik hitam diantara semburat cantik diatas sana.

"Azel ayo pulang." Bocah laki-laki itu sudah merengek dari tadi. Ia beberapa kali melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul lima sore. Ia belum mandi!

Sedangkan gadis yang dipanggil Azel itu sama sekali tidak peduli. Masih setia memegang ranting kecil, tempat ia melilitkan benang layangan.

"Azel... Ayo...." Rengekannya semakin menjadi-jadi. Laki-laki itu sangat manja, dan
Azel terkadang tidak suka. Tapi, siapa lagi akan ia teman selain laki-laki itu? Mereka berdua tetangga dan selalu bersama sejak balita ㅡOh atau mungkin sejak bayi.

"Nggak mau! Langit belum gelap. Dan satu lagi, jangan panggil aku Azel, aku Ryuzna." Tolaknya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari langit yang mulai gelap.

"Nanti kalau di marahi seperti kemarin gimana?"

Sementara yang ditanyai hanya mengedikkan bahunya, dan menjawab dengan enteng, "Bryan lah yang tanggungjawab."

"Lah?"

"Kan Bryan tadi yang ajak."

"Tapi Bryan tidak mau dimarahi lagi." Tanpa basa-basi, laki-laki yang disapa Bryan itu menarik tangan kanan gadis bernama Ryuzna dan mengajaknya berlari. Setidaknya memerlukan waktu sepuluh menit untuk mereka sampai ke rumah masing-masing. Yeah, lapangan untuk bermain layangan cukup jauh dari perumahan mereka.

Ryuzna tersenyum sembari melihat tautan tangannya dengan tangan Bryan. Jadi, seperti ini ya rasanya? Mereka seperti berperan di sebuah film saja.

Hey Ryuzna, ingatlah jika usiamu baru menginjak sepuluh tahun!

Tapi tidak bisa dipungkiri juga. Ryuzna bahagia, Bryan tentu juga bahagia.

Persahabatan yang terjalin diantara mereka tampaknya memunculkan kenyamanan lain. Memang terlalu awal jika mereka sudah merasakan 'suka', maka karena itulah mereka berdua memilih untuk diam dan mengabaikan perasaan demi mempertahankan status persahabatan keduanya.

Mereka akan menikmati hari-hari kebersamaan yang indah, sebelum kata perpisahan menyapa mereka.

-oOo-

Jakarta, 2016

"Na, gue ada binder baru. Lo mau nggak? Kalo mau gue kasih cuma-cuma deh."

Tak Sanggup Melupa #TerlanjurMencintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang