🌼Rio de Janeiro

376 19 1
                                    

Lelaki muda berwajah khas Asia itu duduk termenung di tepi pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lelaki muda berwajah khas Asia itu duduk termenung di tepi pantai. Menikmati cuaca panas khas Brazil yang 3 bulan terakhir ini ia rasakan. Mulai terbiasa sepertinya. Kulitnya yang awalnya putih berubah kecoklatan sekarang, tapi tak melunturkan ketampanan tentu saja.

“Hey Bob!” lelaki yang dipanggil itu menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Seorang pemuda dengan wajah khas Brazil menghampirinya dan mengambil tempat kosong disebelah lelaki Asia itu. Dengan wajah penuh tanda tanya lelaki Asia itu bertanya,

“Kenapa Fabian?” tetapi lelaki yang disebut namanya itu hanya memberikan pandangan penuh arti, mengundang rasa penasaran lelaki disebelahnya.

“Kamu orang Korea Selatan kan?” tanya Fabian tiba-tiba. Bob, pemuda Asia itu tampak terkejut tapi ia berusaha menahan ekpresinya. Pemuda Brazil itu langsung menghela nafas.

“Kenapa gak bilang?” pemuda berwajah seperti rubah gurun itu hanya diam. Tak ingin menjawab pertanyaan dari orang yang sudah membantunya selama di Brazil. Alasannya pun dia sendiri tidak tau pasti, ia hanya tak ingin mengatakan bahwa dia Korean, atau Asian, intinya dia tak ingin membeberkan identitasnya disini. Itulah kenapa ia dipanggil Bob.

“Yah, aku rasa juga itu bukan urusanku. Gak perlu kamu pikirin.” kata Fabian dan akhirnya pergi meninggalkan Jeongin (nama asli Bob) itu sendirian.

Jeongin kembali termenung, memikirkan aksi nekatnya 3 bulan lalu yang memilih kabur dari Korea hanya karena orangtuanya melarangnya menjadi idol. Ia harus sekolah, dan orangtuanya berniat menyekolahkannya di luar negeri. Maka dari itu, sekalian saja ia pikir, mumpung sudah diberangkatkan ia akhirnya memutuskan untuk naik mobil ke Brazil setelah hari pertamanya sekolah. Memutus kontak dan menggunakan uang tabungannya untuk hidup di negeri orang. Orang tuanya mungkin tengah kebingungan sekarang ini, tapi Jeongin tak peduli. Ia lelah harus mengikuti kemauan orangtua nya lagi dan lagi.

Menghela napas berat, tak terasa matahari sudah mulai tenggelam, memberikan warna oranye kemerahan, membalut pantai di sore hari itu. Jeongin terdiam, mulai cemas jika Fabian mungkin saja dihubungi oleh orangtuanya atau kenalan orangtuanya atau siapapun yang tau orangtuanya. Ia mulai bertanya-tanya darimana Fabian tau kalau dia datang dari Korea? Apa jangan-jangan Fabian juga tau nama aslinya dan akan memberitaukan orangtuanya sekarang?

Tergesa, Jeongin mengeluarkan ponsel yang ia beli disini dan mulai mencari tiket pesawat.

Ia harus kabur sekarang juga.

Penerbangan malam ini, ke negara mana saja.

“Dapat” tanpa ragu ia memesan tiket pesawat itu

Vienna, Austria
flight number 11882 7 pm

Hai! Haha, selamat datang! Semoga kalian suka aja sih sama ceritanya wkwkwk, ini masih perkenalan sama cast-castnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai! Haha, selamat datang! Semoga kalian suka aja sih sama ceritanya wkwkwk, ini masih perkenalan sama cast-castnya. Oh itu flight number itu aku asal aja sih, ga ngerti juga number flight gimana jadi.. maklum aja ya hehe.

Dan kayaknya aku publish sesuai urutan two kids song, inget kan?

hehe.

fun fact : pas udah kelar nulis semua chap perkenalannya, aku baru sadar kalo ternyata aku nulisnya sesuai urutan two kids song wkwk.

Udah deh segitu aja. Jangan lupa vote!!

Hara🌼

AIRPLANE // SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang