“Ayah! Jinnie suka naik pesawat”
“Oh ya? Jinnie mau nanti naik pesawat sama ayah?”
Bocah itu mengangguk dengan semangat dipelukan sang ayah.
“Kalau udah gede Jinnie mau jadi pilot kayak ayah!”
“HWANG HYUNJIN! AYAH GAK PERNAH AJARIN KAMU UNTUK JADI PEMBANGKANG SEPERTI INI!”
“Ayah tau apa soal perasaanku?! Aku menyukainya ayah!”
“Ayah! Ayah! Bangun!”
“Ayah!”
Dadanya naik turun. Keringat mengucur deras di dahinya. Hwang Hyunjin kembali terbangun ditengah malam. Ia melirik jam digital diatas nakas. Jam 1 malam. Seperti biasa.
Kaki jenjangnya bergerak menuruni tempat tidur. Tenggorokannya terasa kering. Mimpinya tadi benar-benar menguras tenaganya.
Setelah meneguk segelas air, dirinya malah duduk termenung. Ingatan membawanya kembali ke kejadian paling mengerikan di hidupnya.
Kejadian dua tahun lalu, yang merenggut nyawa ayahnya.
Dan itu karena dirinya.
“Pembunuh!”
“Kamu membunuh suamiku anak sialan!”Hyunjin menggelengkan kepalanya saat suara Sang Ibu yang tengah menangis histeris dua tahun lalu itu kembali terdengar di kepalanya.
Sebaiknya ia tidur lagi. Besok dia harus naik kereta paling pagi mengingat jarak rumahnya dari kampus cukup jauh.
“Hyunjin-san!” Hyunjin menoleh ke sumber suara yang menyebut namanya. Ia menemukan sosok yang cukup asing. Ia tak tau siapa pemuda dihadapannya ini, meski wajahnya terlihat familiar.
“Nakamoto Senpai mencari mu Hyunjin-san” dahinya menyerngit bingung. Ia tau siapa yang lelaki ini maksud, tapi untuk apa salah satu asisten dosen itu mencarinya?
“Ada apa?” tanya Hyunjin kemudian. Lelaki dihadapannya ini hanya menggeleng.
“Aku juga gak tau, Senpai ada di Gedung B, aku duluan ya!” kemudian lelaki itu berlalu pergi, padahal Hyunjin belum mengucapkan terimakasih.
Langkah kakinya kemudian bergerak menuju Gedung B yang dimaksud oleh lelaki tadi. Selama perjalanan banyak mahasiswa maupun mahasiswi yang menyapa nya yang hanya ditatap datar oleh Hyunjin.
Dia memang cukup terkenal di kampus, selain karena wajah rupawan, tentu saja karena ia jenius. Selain itu, karena bakat dance yang ia punya kerap kali membuatnya mengikuti beberapa event penting di kampus maupun luar kampus. Meski dia sebenarnya agak terpaksa sih. Dia benci menjadi pusat perhatian, tapi dirinya sudah terlanjur menjadi spotlight. Jadi ia tidak bisa berbuat banyak.
Ia masuk ke dalam ruangan Yuta. Asisten dosen yang mencarinya itu. Menemukan lelaki yang lebih tua empat tahun itu tengah memainkan ponsel nya sibuk.
“Kenapa mencariku?” suaranya datar. Yuta langsung mengangkat pandangan lalu menghela nafas. Sudah terbiasa dengan sikap Hyunjin. Ia kemudian beranjak dari duduknya dan mengkode Hyunjin untuk duduk dengannya di sofa diujung ruangan.
Kedua pemuda beda warga negara itu terdiam selama beberapa menit. Yang lebih muda menyerngit bingung sedangkan yang lebih tua kesusahan merangkai kata.
“Kamu pernah dengar Haven dance crew?”
Pertanyaan tiba-tiba dari Yuta itu membuat Hyunjin semakin mengerutkan keningnya. Tapi dia hanya mengangguk, ia pernah melihat beberapa video dance cover dari kelompok dance itu berseliweran di halaman Utube miliknya.
Yuta kembali menghela nafas kemudian memajukan sedikit duduknya. Menatap Hyunjin serius dengan tangan saling menangkup.
“Mereka memenangkan kompetisi di Andalucia minggu lalu”
“Jangan berbelit-belit Senpai” Hyunjin tidak paham dengan arah pembicaraan Yuta yang sangat random ini. Ia langsung saja memotong perkataan pemuda dari Osaka itu. Ia tak peduli jika ia dianggap tidak sopan.
“Dengerin dulu” decak Yuta. Ia kemudian mengambil brosur yang ada diatas meja dan menyerahkannya pada Hyunjin.
“Mereka katanya butuh beberapa anggota baru, dan berencana untuk merekrutnya dari Jepang dan China. Kamu gak pengen coba?”
Hyunjin memperhatikan brosur ditangannya lamat. Haven dance crew. Ia tau kalau kelompok dance ini cukup terkenal, ia sering dengar soal mereka dari beberapa teman satu klub dance nya. Mereka punya banyak prestasi yang sangat gemilang, padahal kelompok dance ini baru berusia 3 tahun (Kalau Hyunjin tidak salah dengar).
“Tapi senpai tau kalau aku buruk dalam kerjasama tim kan?”
Ya, Hyunjin selama ini menari sendiri. Ia tak pernah mau masuk ke dalam sebuah tim karena ia merasa terbebani dengan hal itu. Ia saja sangat buruk dalam berkomunikasi dengan orang lain, apalagi bekerja sama.
“Tapi kamu belum pernah coba kan? Lagian ini kesempatan yang bagus buat kamu Hyunjin. Kamu mungkin bisa menjadi dancer profesional setelah bergabung dengan mereka. Dan lagi, mereka itu dari Korea Selatan, kamu tau betapa hebatnya industri hiburan disana kan? Kamu bahkan bisa didebutkan menjadi idol!”
Perkataan Yuta itu hanya ditanggapi dengusan malas dari Hyunjin. Tidak, ia tidak tertarik menjadi idol atau apalah itu. Sudah dia bilang kan kalau dia benci jadi pusat perhatian. Ia juga tidak suka bekerja dengan orang lain, oh dan juga masuk ke kelompok itu maka ia akan kembali ke negara asalnya. Tidak! Dia sudah sejauh ini, ia tak akan kembali. Sampai kapan pun.
“Maaf Senpai, aku gak mau dan gak tertarik. Senpai bisa cari orang lain. Lagipula aku sudah mau keluar dari klub dance, aku ingin lulus tahun depan dari kampus ini, jadi terimakasih untuk tawarannya Yuta senpai, aku permisi”
Ia langsung meninggalkan ruangan kubus itu tanpa menghiraukan panggilan Yuta dibelakangnya. Ia berjalan cepat menuju kelas berikutnya, tapi jalannya terhambat saat seorang lelaki menabrak bahunya.
“Ah sumimasen” Hyunjin hanya mendengus kesal dan mengangguk. Tak berniat untuk menegur lelaki dengan surai biru gelap itu.
Tapi matanya menangkap figur lelaki itu sekilas.
Mata bulat yang sangat cantik. Siapa dia?
Hyunjin hanya menggelengkan kepalanya pelan karena malah menjadi salah fokus dengan lelaki tadi.
Sungguh aneh.
Ya allah lama banget gue anggurin ni buku. Ada yang nungguin ga sih:"Vote nya qaqa
Hara
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRPLANE // SKZ
FanfictionThey learn about being family on their journey presented to you by eoseosipsio, 2020 《A I R P L A N E》 ⚠SKZ, Stray Kids ⚠Bromance ⚠Some parts contain harsh words ⚠There's OC here ⚠Don't like it? Just go away.