Chapter 4

592 60 11
                                    

"Halo," sahut Plan dengan suara yang khas bangun tidurnya. Ia duduk di atas ranjang dengan muka yang masih mengantuk dan ia menggaruk kepalanya dengan malas.

"Ini aku, Mean," sahut Mean lagi.

"Iya, aku tahu. Ada apa?" tanya Plan masih pada posisinya dan dengan nada yang sama.

"Minggu ini kau temani aku ke Kancanaburi,ya?" sahut Mean.

"Minggu ini? Baa! Tidak bisa. Ku ada latihan," sahut Plan lagi.

"Kalau begitu, minggu depan dan kau tak boleh menolaknya atau kita tak akan berteman lagi," sahut Mean dengan nada mengancam.

"Dai," sahut Plan singkat.

Minggu depannya mereka pergi ke Kancanaburi. Waktu itu, cuacanya tak begitu mendukung tapi Mean memaksakan datang.

"Sebenarnya kita mau ke mana, Mean?" tanya Plan lagi saat Mean melajukan mobilnya tapi tak beritahu tujuannya.

Mereka sampai di sebuah hutan raya. Sangat indah pemandangannya. Plan dan Mean mengambil foto bersama, menaiki perahu, dan kemudian menyewa sepeda juga.

"Ini kalau begini, kita seperti orang pacaran, ya?" sahut Mean saat mereka duduk di dalam sebuah mobil Van yang agak jauh dari tempat parkir mobik mereka. Mereka tak punya pilihan kecuali berteduh di sana dari hujan.

Mereka berbaring telungkup dan melihat air hujan. Keduanya hening dan lebih memilih tenggelam dalam lamunannya masing-masing.

"Sedang memikirkan apa?" tanya Mean memukulkan bantal pada Plan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sedang memikirkan apa?" tanya Mean memukulkan bantal pada Plan.

"Meaaan!" Nada khas Plan keluar karena kesal Mean menimpuk kepalanya dengan bantal. Plan membalasnya.

"Woi, mau mulai perang denganku, rupanya!" sahut Mean dan kemudian mereka bercanda dengan bantal mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woi, mau mulai perang denganku, rupanya!" sahut Mean dan kemudian mereka bercanda dengan bantal mereka. Setelah beberapa saat mereka akhirnya berhenti.

"Bagaimana dengan pertandinganmu?" tanya Mean lagi.

"Tumben tanya," nada Plan sinis. Namun, ia mulai bercerita. Mean hanya mengamatinya sambil tersenyum.

ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang