20

97 4 2
                                    

Didalam perjalanan Wildan tak henti hentinya berdoa agar Jihan bisa selamat, dan bisa bertahan tidak hanya wildan, aldo dan kawand kawand pun juga begitu, beberapa jam setelah melakukan perjalanan akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit yang besar dan peralatannya pun sangatlah lengkap di rumah sakit itu. Sesampainya mereka di rumah sakit itu Jihan langsung masuk UGD dan langsung di tanganin oleh dokter Andu

"Om tolongin Jihan om, tolongin biar jihan bisa sadar lagi om" ucap wildan sambil menangis, Aldo baru kali ini melihat wildan nangis

"Kamu tunggu sini aja berdoalah untuk jihan" ucap dokter andu sambil menepuk pundak wildan lalu masuk ke ruangan itu

Setalah beberapa menit Wijaya pun datang bersama sang istri Chintya, Wijaya terlihat sangat khawatir berbanding terbalik dengan Chintya

"Wildan gimanaa ini, bagaimana keadaan jihan dia baik baik saja kan???"

"Lagi di tanganin om, sama om andu" ucap wildan

"Semoga baik baik saja putriku, kamu harus kuat sayang" gumam wijaya, Chintya yang mendengar itu langsung memutar bola matanya malas Aldo yang melihat itu langsung memasang muka marah dan dingin ke chintya.

"Mama, jihan kangen mama jihan ikut mamah ya" ucap jihan

'jangan jihan belum waktunya, kasihan papah tidak ada yang menemani'

"Mah, jihan udh ga kuat mah, Jihan mau ikut mamah"

'jangan jihan, jika kamu merasa sedih lihatlah langit mamah selalu disitu menemanimu'

"Mah, mah, mamah mamah!! Mamaahh aku mau ikut sama mamah!!!" Ucap jihan namun mamahnya sudah menghilang

Tiba tiba garis yang ada di mesin pendeteksi nadi berubah yang tadinya lurus sekarang berliuk liuk, sementara itu dokter andu menghela nafas lega karna ia berhasil membuat detak jantung Jihan  kembali berdetak. Dokter andu pun keluar dengan peluh membasahi dahinya

"Wijaya ikut saya ke ruangan saya" ucap dokter andu

"Gimana dok keadaan jihan? Ia baik baik saja kan? Apa penyakitnya dok"

"Nanti saya jelaskan di ruangan saya" ucap dokter andu pun pergi ke ruangannya bersama susternya

"Jadi, gini tadi hampir saja nyawa jihan tidak tertolong karena kehabisan darah, dan untung saja saya bisa mengatasi hal itu, jadi di sini jihan mengalami kanker otak stadium lanjut" ujar sang dokter yang membuat wijaya terkejut sangat terkejut.

"Kemarin ia baru saja bersama wildan kesini dan mengeluh sering pusing dan mimisan, saya memutuskan untuk meronsen dan hasilnya ia menggidap penyakit kanker otak"

"Dia tidak pernah bicara soal ini kepada saya dok" ucap wijaya sambil menangis

"Kamu tenang saja saya akan sekuat tenaga saya untuk menyembuhkan kanker jihan" ucap dokter andu menenangkan

"Jadi?? Apa yang harus dilakukan dok?"

"Kemo, dan operasi" ucap dokter andu dengan tegas

"A-apakah itu akan berhasil?" Ucap wijaya

"Saya tidak tahu, jika jihan anak yang kuat ia akan berhasil di oprasi dengan lancar"

"Kemungkinan besarnya?"

"Kemungkinan besarnya jika jihan tidak kuat ia akan kehilangan nyawanya" ucap dokter andu lesu

"A-apa t-tidak ada jalan lain dok?" Ucap wijaya

"Jika jihan tidak di izinkan untuk operasi, maka saya akan mengambil tindakan kedua, yaitu kemo" ucal dokter andu menjelaskan

"Dok saya takut jihan kenapa napa dok" ucap wijaya ia sangat takut untuk kehilangan sang putri kecil nya itu

"Kemo hanya untuk mencegah kanker itu menyebar ke tubuh jihan, tidak bisa menyembuhkan, terlalu bahaya efek samping nya juga hanya sering lemas hanya itu" ucap dokter andu

"Sekarang keadaan jihan gimana dok? Apa dia sudah boleh di jenguk?"

"Hanya satu orang, kini jihan butuh istirahat yang banyak" ucapnya

"Saya ingin bertemu dengannya dok"

"Mari" ucapnya

Chintya, Wijaya dan dokter andu pun keluar dari ruangan dan langsung di serbu pertanyaan oleh Wildan

"Gimana om, apa yang terjadi sama Jihan? Dia baik baik aja kan? Apa bisa sekarang aku ke sana dok?" Ucap wildan

"Satu satu Wildan" ucap dokter andu sabar

"Dia baik baik aja kan om?"

"Iya, cuma sekarang dia butuh istirahat yang cukup" ucapnya

"Apa penyakitnya om? Apa hasilnya kemarin?"

"Nanti om kasih tau"

"Kenapa om? Kenapa? Apa parah ?? Apa harus di suntik??" Ucap wildan yang sangat takut

"Jihan... Diaa... T-terkena k-kangker" ucap dokter andu terbata bata, wildan yang mendengar itu hanya diam bagaikan disambar petir hatinya mencelos

"G-gimana bisa?" Ucapnya sangat rilih

"Dan lo harus kuat" ucap Aldo

"Gua masih ga percaya" ucapnya , sedangkan di desa gilang sedang berberes beres untuk pulang, namun hati dan pikirannya masih melekat pada jihan, ia sangat khawatir dengan kondisi jihan namun ia tidak bisa tinggalkan tugasnya di sini

'jihan semoga lu baik baik aja, gua khawatir sama lo' ucap gilang dalam hati, kini gilang berada di tepi danau, ia sudah selesai berberes beres dan tinggal beberapa jam lagi ia berangkat ke Jakarta, beberapa jam itu ia habiskan untuk duduk di danau sambil melamun

"Hufft, apa yang salah sama diri gua? Apa gua udh nyaman sama si jihan? Ga mungkin banget kan gua nyaman sama Jihan? Kenapa ga sama wulan, Wulan lugu, pinter, berprestasi itu kan kriteria lu Lang? Tapi kenapa Jihan yang berbanding terbalik dengan kriteria lu? Lu tolol atau gimana sih" ucapnya di danau itu ia seperti orang gila ngomong sendiri

"Cinta itu ga bisa di paksakan,cinta itu buta" ucap seseorang di belakang gilang

"Wulan? L-lu n-ngapain disini?!" Ucap gilang kaget bercampur malu

"Niatnya wulan mau hibur gilang disini, eh malah denger curhatan nya gilang maaf ya gilang" ucap Wulan gak enak

"Oh" balas Gilang

"Eum, Gilang Wulan cuma pengen kasih tau aja kalo cinta itu buta dan cinta itu ga bisa di paksakan, kalo gilang nyaman sama jihan yang bukan kriteria gilang berarti itu takdir" ucap wulan

"Kalo boleh jujur ya, wulan suka sama gilang dari awal kita ketemu wulan udh suka sama gilang, tapi kayanya Gilang cuek banget sama wulan tapi kalo sama jihan engga, mulai dari situ wulan nyadar kalo gilang suka sama jihan" lanjutnya, gilang tak tau harus berkata apa sejujurnya baru kali ini dia mendapatkan pertanyaan seperti itu dan ia bingung harus merespons bangaimana

"Gilang kalo gilang suka sama Jihan pertahanan dan perjuangin biar Gilang bisa dapet hatinya jihan"

"L-lo ngomong apaan sih g-gue ga ngerti" ucapnya yang cangung

"Hehehehe mungkin gilang masih belum ngerti, yaudah lain kali aja lagi kita ngobrol nya bye Gilang" ucap wulan lalu pergi

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HALLO GUYS!! THANKS FOR READING YA GUYS!! JANGAN LUPA VOMENT NYA OKEE!! AHAHHA 💜

TROUBLE MAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang