42

46 2 0
                                    

Wijaya:
'ini Chintya masih pergi, gatau kemana mungkin shopping. Dan Naysilla sudah tertidur. Aku disini lagi mencari surat surat yang penting. Kalian datang kesini secepatnya.'

Itulah pesan singkat dari Wijaya ke andu.

"Oke, suster nanti kalo kondisi jihan kenapa napa, kamu panggil dokter Ilham saja saya sudah titipkan pasien pribadi saya ke beliau. Saya ada urusan penting."

"Baik dokter"

"Ayo kita kesana" mereka kesana menggunakan mobil. Karna takut ketauan jadi mereka parkir di depan Alfa. Dan mereka jalan sedikit. Mereka masuk lewat pintu belakang, dan disana sudah ada Wijaya yang menunggu. Sebenarnya Naysilla belum tidur, ia lihat ada 3 orang lelaki yang lagi ngobrol bersama papahnya. Oh mungkin pikirnya itu hanya kolega bisnis papahnya jadi ia hanya bodoamat dan kembali chattingan dengan sang gebetan dan teman temannya yang termasuk Nadin dan Vanya.

"Oke jadi dimana cctv itu disimpan?"

Mereka dengan segera mengambil semua isi yang ada di dalam cctv itu dan menyimpannya di dalam satu flash disk. Setelah itu andu meminta surat surat kematian mendiang istrinya dulu. Tapi saat Wijaya kasih yang ia punya ternyata itu surat kematian palsu. Berarti selama ini yang di ucapkan jihan itu benar  kalo sang istri itu bukan keracunan tapi sengaja di racuni agar meninggal. Benar benar Wijaya ga habis pikir kenapa ada orang yang sejahat itu

"AAH AKU BARU INGET, jihan waktu itu pernah bilang, kalo dia punya surat surat yang asli karena dia otopsi ulang sebelum ibunya di makamkan"

"Bagaimana bisa? Jihan disitu masih kecil dia pasti tidak ngertii masalah begituan." Ucap Wijaya

"Itu sebenernya rencana bi Ema. Dulu bi Ema yang pegang surat itu tapi sekarang kayany jihan. Cari di kamarnya coba"  ucap Wildan

"Oke ayo kita cari" mereka pun mengobrak Abrik kamar jihan. Tapi sudah lama mencari mereka tidak menemukan apa-apa.

"Kalian cari apa hm?" Tanya Chintya. Semua orang yang ada di dalam kamar itu tertegun.

"Kalian cari ini hm?? Yahh sayang banget ya aku duluan yang nemuin." Ucap chintya lalu mengambil sebuah korek di dalam tas nya lalu membakarnya

"HEI KAMU APA APAAN CHINTYA! SAYA DISINI SUDAH TAU SEMUA KEBUSUKAN KAMU! SIALAN KAMU DASAR WANITA MURAHAN!" ucap Wijaya yang emosi

"Hah? Apa bagus dong! Seharusnya lu tua Bangka sadar diri mana mau gue sama Lo! Gue cuma mau harta Lo aja hahahaha! Dan sekarang gue udh milikin semuanya! Sekarang Lo bakalan jadi gelandangan! Dan gak lama anak Lo yang penyakitan itu bakalan nyusul ibunya HAHAHAHAHA! LAGIAN SIAPA SURUH JADI PAHLAWAN KESIANGAN. SEHARUSNYA LO YANG MATI DULUAN TAPI ITS OKE. TOH GUE UDH DAPETIN SEMUANYA."

"SIALAN KAMU!" Wijaya baru saja mau menampar pipi Chintya namun di tangkis terlebih dahulu dan Chintya langsung mendorong tubuh Wijaya. Karna kamar jihan dekat dengan tangga otomatis Wijaya jatuh dari tangga.

"WIJAYA!" teriak Wildan, andu, dan ayahnya

Naysilla yang terbangun karena mendengar suara gaduh itu dan pas banget adegan dimana chintya mendorong tubuh Wijaya sampai sampai jatuh ke bawah. Ia shok kenapa ibunya sebegitu brutal.
Chintya yang panik saat melihat darah mengucur deras dari kepala Wijaya ia langsung melarikan diri namun tidak bisa karna ada bodyguard ayahnya Wildan. Dengan segera andu memeriksa keadaan Wijaya namun nadinya sudah berhenti. Ya Wijaya meninggal di tempat

"Inanilahi" ucap Wildan, andu dan ayahnya. Saat Wildan melihat ke sudut ruangan ada seseorang yang berjongkok dan itu adalah Naysilla. Wildan yakin Naysila melihat semuanya

"Saya akan mengurus jenazah wijaya, kakak tolong urus Chintya, dan bawa semua bukti buktinya." Ucap andu dan ayahnya Wildan hanya mengangguk

"GAK!! GUE GA SALAH!! PLIS JANGAN BAWA SAYA KE PENJARA SAYA CUMA KHILAF!"

"KHILAF PALA LU! LU UDH MENCABUT NYAWA 2 ORANG WOY!! DAN SEKARANG LO BUAT JIHAN GUE KRITIS BANGSAT! DAN LO BILANG ITU KHILAF! BERARTI KALO GUE BUNUH LU DISINI GUA BISA DONG KARENA KHILAF!" ucap Wildan yang kesal dengan ucapan chintya barusan

"AKU SETUJU SAMA WILDAN! WALAUPUN AKU SERING BERANTEM SAMA JIHAN, AKU GA BODOH MAH, MAMAH KALI INI BENER BENER KETERALUAN" ucap Naysilla yang tiba tiba keluar

"Nay, sila sila bantuin mamah sayang, mamah janji apapun bakalan mamah lakuin"

"Ga mah, tolong bawa dia ke kantor polisi"

Jenazah wijaya sudah tidak ada di TKP, semuanya sudah bersih. Kini ayahnya Wildan sedang mengurus persidangan, sedangkan andu mengurus pemakaman Wijaya. Wildan?? Wildan saat ini ada di ruangan jihan, sedikit lagi jam 00.00 dimana hari sudah berganti. Sedangkan Naysilla ikut kepengadilan sebagai saksi. Bi Ema dan renatta ada di luar.

"Sedikit lagi hari berganti Han... Lo belum siuman juga? Ini gue bawain lu hadiah dua tiket ke Korea katanya lu mau jalan jalan kesana Han... Bareng gue? Tapi kok lu masih terbaring disini? Padahal lusa loh kita perginya. Dan hadiah yang spesial itu gua mau nyanyiin lagu buat Lo besok di sekolah  iya di depan umum. Tapi..."

"Eh udh jam 12 happy birthday jihan... Gue sayang Lo sayang banget... Tiup lilinnya dulu yuk"

"Happy birthday to you happy birthday to you happy birthday my love happy birthday to you"

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga sekarang juga" tapi tidak ada reaksi apapun dari jihan. Wildan tak sanggup menahan air matanya kembali.

"Huffft oke, sekarang gue bakalan nyanyiin lagu buat lu karna gue udh janji." Wildan menyanyikan lagu bukti Virgoun. Ia menyanyi sambil menangis ia benar benar tak bisa menahan tangisnya dari awal nyanyi sampai akhir air mata Wildan tak pernah berhenti mengucur.

Tak lama Wildan menyelesaikan nyanyian nya monitor pendeteksi jantung, tiba tiba menjadi lurus yang berarti menandakan tidak ada detak jantung yang berdenyut. Panik? Pastinya dengan segera ia meneriaki nama andu tapi andu tidak ada dirumah sakit. Karna mendengar Wildan teriak, suster, renatta dan bi Ema  langsung menghampiri Wildan

"Ada apa sayang"

"INI TIBA TIBA LURUS... CEPEETT PANGGIL OM ANDU!!"

"tapi dokter andu tidak ada dirumah sakit"

"Arrggh! Gue lupa yaudah panggil siapapun!! Hiks jihan plis lu bertahan!! Masa respon lu begitu si hiks!! Lo pokoknya gaboleh pergi!!"

Renatta hanya mengelus pundak Wildan, mengisyaratkan agar Wildan tenang. Suster Dateng bersama dokter Ilham, dengan segera dokter Ilham memeriksa kondisi jihan dan dokter Ilham hanya menghela nafasnya kasar, Wildan yang melihat itu hanya geleng geleng kepala

"Maaf pasien yang bernama jihan sudah tidak bernyawa, maafkan saya saya sudah melakukan yang terbaik, semoga beliau diberi tempat yang terbaik disini tuhan, sus tolong buka semua alat alat yang ada di tubuh pasien, saya permisi"

Bagai tersambar petir disiang bolong, Wildan benar benar shok, wanita yang sangat ia jaga, ia cintai kini telah pergi jauh. Dan tidak akan kembali.

"ENGGA!! INI GAMUNGKIN!! JIHAN!! KENAPA LO TEGA BANGET SAMA GUE! ENGGA SUS ENGGA MUNGKIN TEMEN SAYA MENINGGAL!! ENGGA! SUS SUSTER GATAU YA DIA ITU SUKA BERCANDA ORANGNYA! HAN ANJING BANGUN LU KESIAN BEGO SUSTERNYA LU PRANK GITU!! BANGUN ANJING!!! AYO HAN BANGUN NANTI KITA MASAK BARENG LAGI HAN... AYO HAN... PLIS BUKA MATA LO BUKA ANJING!!! BANGSATT!" ucap Wildan sambil mengguncang panggung jihan . Renatta yang mendengar berita duka itu langsung jatuh duduk sedangkan bi Ema sudah nangis tak karuan

"APAAN SI SUS ELAH! JANGAN DI COPOT! NANTI JIHAN GABISA NAFAS GIMANA! DIA MASIH HIDUP SUS!! AYO HAN SUMPAH GA LUCU BANGET PRANK NYA SUMPAH !"

"maaf, sebaiknya di iklaskan saja temannya agar bisa pergi dengan tenang"

"engga sus engga... Jihan.... Bangun sayang bangun plis gua gamau lu pergi Han... Gua masih mau sama lu Han ...." ucap Wildan yang sangat lirih. Ia pun memeluk tubuh dingin dan pucat jihan. Dan seketika semuanya buram dan Wildan tak sadarkan diri

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HUHUHU KENAPA KENAPA TANGAN AKU JAHAT BANGET HUHUHU!!! TENANG MSSIH ADA SATU PART LAGI DI TUNGGU YA👉💔😭

TROUBLE MAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang