29

69 2 0
                                    

Saat ini Gilang tidak bersekolah karena hari ini dimana ia lomba

"Gimana Gilang, Gilang udh siap?" Ucap Wulan

"Hmm"

'kayanya Gilang gamau di ajak ngobrol deh sama Wulan' batinya

'kok gua jadi gak tenang gini ya, engga engga gua harus pokus'

"Dikit lagi kita berangkat" ucap Wulan

"Ya"

"Gilang?? Gilang kalo ada masalah cerita takutnya itu malah menganggu konsentrasi Gilang"

"Engga"

"Anak anak, ayo berangkat ini mobilnya sudah sampai"

"Baik pak!" Ucap Wulan dan Gilang hanya mengikuti tanpa berbicara

Sesampainya di tempat lomba, Gilang hanya tersenyum tipis ia mengingat kejadian hal yang sangat manis di hidupnya

'pokoknya anak ayah harus jadi juara ya!!'

'SIAP AYAHH!! bunda?? Bunda gamau Gilang menang kok diem aja?'

'ululululu, fighting sayang' ucap bundanya lalu mencium kening anak semata wayangnya itu

'BUNDAA!! AYAHH!! GILANG MENANG!! YEY!! BELIIN BALON PESAWAT YAH AYAH!!' teriaknya sambil mengangkat piala

Setiap Gilang lomba pasti kebayang bayang kejadian itu, karna itu benar benar momen paling berharga. Namun sekarang beda tidak ada yang menyemangati dirinya selain bundanya dan itu pun bundanya tidak bisa menyaksikan Gilang mengangkat piala seperti dlu karna sibuk untuk menyapu jalanan. Jujur Gilang sangat rindu dengan dukungan seorang ayah dan bundanya secara lengkap seperti dulu.

"Ayo Gilang, sekarang nomer antrian kita ayo kita masuk kedalam ruangan"

Mereka berdua pun masuk kedalam ruangan isolasi, dan disana di jelaskan peraturan lombanya seperti apa dan ternyata Gilang dan Wulan tidak bersama, mereka beda ruangan

'yah Wulan gak seruangan sama Gilang' ujarnya kecewa namun Gilang fine fine aja. Saat waktu Gilang keluar dari ruangan isolasi tiba tiba ada seorang cewek yang lari lari sambil membawa karton yang bertuliskan 'gilang fighting'. Gilang sangat terkejut karna tidak ada yang boleh untuk masuk ke dalam area lomba apa lagi ini ruangan isolasi, hanya panitia yang bisa masuk ke ruangan ini

"Fighting semoga lu bisa menang"

"Lo? Ngapain ke sini? Kok bisa lu masuk ke sini?" Tanya Gilang yang sangat heran dan ia cukup senang melihat jihan ada di hadapannya. Ya orang itu adalah jihan walaupun ia sudah di cegah dengan bi Ema, papah, dan Wildan namun ia tak memperdulikannya.

"Udh sana masuk" dan Gilang hanya mengangguk

"Untung belom telat dikit lagi kalo gua telat gua udh gabisa semangatin Gilang"

"Sudah kan non? Ayo kita pergi"

"Apa sih lu satpam, gara gara lu ya gua hampir ga bisa liat calon pacar gua tau?"

"N-" baru mau berucap lagi namun sudah di cegah dengan jihan

"Udh cukup cukup gua capek lari lari, lemes nih badan gue! Gue mau istirahat dulu"

"Tu-"

"Gua bilang cukup ya cukup lu gausah ngomong lagi! Sono lu jaga ngapain disini"

"Saya takut non kenapa napa"

Ya seperti itu kehidupan jihan, siapa sih orang orang sekolahan yang gak ngenalin jihan si troblemaker pembuat onar. Namun semenjak ia bertemu dengan Gilang ia sudah jarang menbully orang orang sekitar nya.

TROUBLE MAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang