27

67 1 0
                                    

"pokoknya gua gamau home schooling ya!! Emng gua penyakitan tapi gua gak lumpuh"

"Jihan... Ini demi kebaikan kamu nak, agar kamu tidak kecapean"

"Udahlah lu gausah sok sok baik sama gua, gausah urusin idup gua apa perlu gua pergi dari sini?"

"JANGAN! Papah cuma mau yg terbaik buat kamu" ucap Wijaya

'tapi itu gak yg terbaik buat aku pah... Tolong ngertiin perasaan aku sekali aja pah sekali ini' ucap jihan dalam hati, ia menatap papahnya dengan sangat dalam

"Pokoknya papah gamau tau kamu harus home schooling, gada penolakan"

'papah.... Papah gak ngerti maksud tatapan jihan, papah bukan lagi yg dulu yang selalu pengertian' karna jihan tak menjawab lagi bagi Wijaya jihan sudah menyetujui nya, dan langsung pergi

"Non"

"Bi... Aku gamau home schooling kenapa papah gabisa ngertiin aku bi?? Aku udh gabisa lagi untuk main main bareng temen, dan sekarang aku gak boleh buat sekolah?? Kenapa bi?? Kenapa papah tega banget ngambil kebahagiaan aku satu satunya??"

"Non, mungkin bagi tuan itu yg paling terbaik buat non, non juga kan lagi sakit"

"EMANG YA PENYAKIT YANG GATAU DIRI, PENYAKIT ANJG KENALA GUE PUNYA PENYAKIT INI?!! APA INI KARMA?! GUA BENCI DIRI GUA GUA BENCI!!!" Teriak jihan yang sangat kesal

"Non... Sabar non sabar"

"Bi... Aku mau mati aja bi aku gamau hidup begini mending aku mati"

"Non jangan, non pokoknya jangan pikirin hal yg macem macem inget disini masih ada bibi, mana janji non?? Yg katanya mau hidup seperti dulu lagi?? Katanya mau ngerubah tuan?? Ayo semangat non"

"Gak kuat bi, terserah sekarang dia mau berbuat apa aku udh bodoamat" lalu jihan pun pergi ke kamar dan menguncinya

"Kayanya aku harus telfon den Wildan"

'iya bi kenapa?'

'iya?! Oke oke aku kesana sekarang, tunggu aku ya bi'

Setelah pulang sekolah, wildan, Aldo, dan Yuda pun datang ke rumah jihan untuk menghibur, namun hasilnya nihil jihan tetap tidak mau membuka pintunya, seharian dia belum makan belum minum obat, bibi sangat khawatir dengan kondisi jihan.

"Duh gimana den? Udh bisa?? Non jihan belum makan sama sekali hari ini, dia juga belum minum obat"

"HEH KALIAN SUDAH BERJAM JAM DISINI, MENDING KALIAN PERGI DARI RUMAH SAYA" ucap Chintya yang tiba tiba masuk

"Apaan sih lu, lu yg harusnya pergi dari sini setan! Ini rumah jihan bukan rumah lu, paham?!" Ucap Wildan yg sangat benci dengan Chintya

"Heh bocah ingusan, gausah macam macam ya sama saya"

"Kenapa emng hah?! Kenapa?!" Ucap Aldo yg tak kalah nyolot

"Lu bukannya ngurusin anak lu yg lagi sakit bukannya foya foya yg gak guna, gua bilangin om Wijaya yah, kalo Lo sebenarnya licik!" Ucap Yuda

"Yaa bilangin saja, toh tua Bangka itu juga ga bakalan percaya jangankan sama kalian sama anaknya aja dia gak percaya hahaha"

"Dasar lo, lintah darat!!"

"Udh den, udh cukup mending kita cari solusinya agar jihan mau membuka pintunya"

Ding dong~

ada yang memencet bel pintu rumah jihan. Dan pas bi Ema buka ternyata itu Gilang yang baru sampai untuk bersih-bersih.

"Assalamu'alaikum bi" ucapnya sopan sambil mencium tangan bi Ema

"Waalaikumsalam"

"Bibi, kenapa? Kok kek orang khawatir banget?"

TROUBLE MAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang