24

89 3 0
                                    

Pagi ini gilang sudah rapih dengan seragam sekolahnya, walaupun terlihat lusuh namun ia tak menyerah, ia akan membuktikan kepada dunia kalau ia bisa sukses nanti di masa depan, buku semua sudah berada di dalam tas nya, mungkin terasa berat karna banyak buku buku tebal di dalamnya

"Gilang kamu sudah rapih? Turun sini sarapan!" Ucap lasma

"Udh bun"

"Makan yg banyak"

"Siaapppp, oh iya bun kayanya aku pulang lambat deh soalnya ada kelas tambahan 3 minggu lagi aku lomba" Lasma pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya, setelah sarapan ia segera berpamitan dan mencium telapak tangan bundanya dan segeramengambil sepeda nya

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, hati hati Gilang"

"Okee bun"

Gilang pun mengoes sepedanya, mungkin ia jalan agak ketengah jadi menghalangi jalan mobil yg ada di belakangnya. Karna pengendara mobil itu tidak sabaran dan menyelip hal hasil Gilang terserempet, dan terjatuh dan yg lebih mengejutkannya lagi mobil itu tergores! Segera ia bangun dan pengendara mobil itu pun keluar betapa mengejutkannya lagi Wijaya yg keluar dan gilang masih ingat betul bahwa dia adalah orang yang sama kemarin

"KAMU GIMANA SIH? NAEK SEPEDA KO DI TENGAH TENGAH? MOBIL JADI GA BISA LEWAT DONG! HARUSNYA TUH SADAR! BENALU" teriak wijaya

"Jika bapak tergangu, bapak bisa mengklakson agar saya pindah ke tepi jalan, memang saya salah namun bapak lebih salah, karna menyelip dan bahkan itu membuat korban" ucap gilang bijak

"KAMU GAUSAH SOK BIJAK YA MISKIN AJA BELAGU"

"Ya memang saya miskin, namun saya masih punya attitude walaupun saya miskin finansial namun saya ga miskin attitude"

"Beraninya kamu! Kamu belum tau siapa saya? Saya Reynad Aldric Wijaya !" Ucap nya dengan bangga

"Iya saya tau anda yg mempunyai hotel bintang lima, dan mempunyai perusahaan yg besar itu, namun yg disayangkan nya mereka ga tau sifat aslinya, yg sangat angkuh, dan sombong"

"Saya mau kamu ganti rugi" ucapnya tanpa basa basi lagi

"Saya akan menyicil, dengan cara menjadi pembantu di rumah anda pak wijaya yg terhormat"

"Oke saya memakluminya karna saya tau kamu tidak akan sanggup untuk ganti rugi secara langsung, ini alamatnya awas jika kamu berbohong saya akan mencari kamu dan sepertinya kamu siswa dari SMA Budi mulia? Apa itu tidak salah?"

"Ya memang saya sekolah di sana, dan bapak gausah khawatir saya itu anak yang selalu menepati janjinya"

"Okee" ucapnya lalu pergi dengan mobil mewahnya, Gilang pun menghela nafasnya kasar, cobaan apa lagi ini ya Allah, ia pun tersadar bahwa ia sudah telat dengan cepat ia mengayuh sepedanya untuk sampai ke sekolahnya tepat waktu dan ternyata usahanya sia sia, ia terlambat dan pintu gerbang sudah di tutup

"M-maaf pakdeh boleh buka gerbangnya?" Ucap gilang sopan kepada satpam nya

"Lho nak Gilang? Loh ko bisa telat gini sih? Ndak biasanya lho"

"Iya pakdeh tadi ada masalah di jalan jadinya telat"

"Yaudah yaudah silahkan masuk"

"Terimakasih pakdeh" ucap gilang tersenyum tipis, ia segera lari dan menaruh sepedanya dan berlari sekencang mungkin untuk sampai ke kelasnya

"Kamu ini lelaki yang tanguh gilang, pakdeh salut sama kamu" ucapnya dalam hati

Saat masuk sudah ada guru yang menjelaskan dan jujur gilang bingung dan takut untuk masuk ke kelas, dengan tekad yg kuat ia pun memberanikan diri untuk masuk kelas

"Assalamu'alaikum, m-maaf bu s-saya telat" ucap Gilang yg tertunduk

"Kamu kenapa telat? Ga biasanya"

"T-ttdi ada m-mmasalah bu di jalan"

"Yasudah kali ini ibu maafkan, lain kali jangan di ulangi ya"

"Baik bu, terimakasih" ucap gilang lalu ia langsung duduk di tempatnya dan ternyata kosong, tidak ada jihan ia punya 2 kemungkinan antara cabut dan tidak masuk, Gilang berdoa semoga jihan cabut pelajaran karena??? Yah tidak tahu ia hanya berharap itu dan ia juga tidak tau alasannya kenapa

Saat ini Jihan masih berada di rumah sakit mungkin 1-2 hari lagi baru di bolehkan pulang, karna mengingat kondisinya saat ini yg masih lemah, hari ini semua teman temannya sekolah jadi ia di temani oleh bi ema

"Bi ko dari kemarin bibi ga jenguk aku sih aku kan kangen banget sama bibi"

"Duh jujur jangan ya"

"Bi? Kenapa?"

"Euh itu anu non apa itu ga di bolehin sama nyonya dan Naysila"

"Hahah udh aku duga, emng ya mereka itu cari gara gara Mulu sama aku" dan bi ema hanya mengangguk mengerti

"Udh non gausah di pikirin lagi mereka, mending makan kue coklat buatan bibi"

"Bibi bawa? Pasti kalo ada wildan seneng banget pasti ini dia"

"Hahahaha, kue coklat langsung ngingetin sama den wildan ya non?"

"Iya bi, dan tau ga Aldo temennya wildan juga suka emng seenak itu kue coklat buatan bibi"

"Masa sih non?"

"Ih bibi ga percaya, mereka sampe berebutan waktu itu pas aku bawa ke sekolah"

"Mereka aja kali yang lebay"

"Hahaha engga lah bi, oh iya bi aku mau tanya sesuatu sama bibi dan bibi harus jawab dengan jujur ya" ucapnya dan suasana yg tadinya ceria berubah menjadi tegang

'jangan sampe non nanya apa penyakitnya bibi ga bisa jelasin ini ke non'

"Sebenernya aku sakit apa sih bi?" Ucapnya serius

DAAAMM! baru saja ia berdoa agar jihan tidak menanyakan itu kepadanya

"Duh bibi juga kurang tau non"

"Bi aku mohon jangan bohong, aku sakit parah ya bi sampe aku sendiri ga boleh tau penyakit aku apa"

"Duh kalo tanya jangan ke bibi atuh, ke dokternya aja langsung" ucap bi ema

Jihan dan bi ema pikir dokter yg datang untuk memberikan obat ternyata bukan, itu adalah renatta, mamah Wildan

"Tan" sapa Jihan

"Hallo sayang, gimana are you oke?"

"Fine tan"

"Good job! Itu baru anak tante! Ini tante bawain dragon fruit, dan Apple kamu suka kan?" Sebenernya saat renatta sebut buah naga ia langsung keingat dengan gilang

"Suka Tan, oh iya tan ini bi ema bawa kue coklat nanti bawa pulang ya buat wildan"

"Non, gausah nanti bibi bikin aja buat den wildan ini kan buat non"

"Aku lagi ga pengen bi, dari pada sayang kan? Aku belum makan kok Tan"

"Gak jihan sayang kamu harus makan yg banyak biar sehat lagi"

"Aku lagi ga mau tan"

"Yaudah nanti tante bawa, sekarang tante bukain buah naga nya ya"

"Iya tan"

Di sekolah jam pulang pun sudah tiba, Gilang dan wulan tidak bisa pulang cepat karena masih ada kelas tambahan, dan Gilang sudah tak bersemangat karena jihan tidak masuk sekolah, entah kenapa ia menjadi kecewa.

"Gilang? Gilang kenapa? Capek? Kalo capek gausah ikut juga gpp, masih bisa lusa"

"Engga"

"Eum gilang kecewa ya jihan ga sekolah"

"Sok tau, udh gausah bnyk nanya gua mls jawab"

"Maaf ya"

Gilang pun meninggalkan wulan sendirian ia bad mood, satu karna pulang lambat, dua ia kecewa karna Jihan ga masuk, ketiga nanti dia harus kerumah pak wijaya, ini adalah hari yg panjang untuk Gilang.

.
.
.
.
.
.
.
See you next part beb! Jangan lupa voment yaa biar tambah semangat aku tuh hehehe sarang heeeee🙆💜

TROUBLE MAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang