Hello again

175 28 2
                                    

"derap langkah.. desah napas.. kibas jubah.. denting pedang.. Ibunda kami Eve, mohon bantuanmu hubungkan kembali dengan kerabat-kerabat kami.. Chris Bang, Minho, Louis Seo, Samuel Hwang, Felix, Sky Kim dan Jeongin..." Peter, malam itu kembali di depan kolam hias di balkon lantai dua Gi Ankalia, merapal sihir penghubung agar bisa berbicara dengan teman-temannya melalui media pantul terdekat. Magia biru navy menyelimuti permukaan kolam, mencari media pantul terdekat dari individu-individu yang Ia sebutkan namanya agar sihir bisa terhubung.

"ha.. halo.." Ia membuka percakapan, mengetes apakah sihirnya sudah tersampaikan pada kawan-kawannya.

"si.. siapa itu??"

"Minho? Ini aku lho, Peter—"

"PETER KAU TENGGELAM DALAM GENANGAN AIR?!? TUNGGU AKU AKAN LEPAS SEPATU DAN MENYELAMATKANMU" Minho yang sedang duduk santai di bangku taman pasca hujan siang itu, lagi-lagi iseng padahal baru terhubung lagi dengan kawan-kawannya.

"cih, aku menyesal kau yang pertama terhubung dengan sihir ini"

"hahahahahah...." Command of Beast duduk kembali di tempatnya semula memperhatikan genangan air yang terhubung dengan sihir Peter. Kelap kelip Magia navy pun nampak muncul dari genangan air sisa derasnya hujan itu.

"halo lagi, Peter.. sudah lama ya sejak terakhir kita bertemu.." Chris menjawab. Mendekati waktu tidurnya Ia bercermin di meja rias yang berada di sudut kamar. Tak menyangka kalau tiba-tiba cermin itu tersambung dengan sihir Peter. Ia biasa tidur tanpa baju, hanya mengenakan celana pendek yang menampakkan betisnya yang putih bersih. Bahu yang lebar sungguh sangat seksi. Terlihat pula garis belang biru khas Dragons dari bahu ke punggung hingga ekor nya.

"apa kabar, Chris.."

"ha.. halo juga.. hoaaahhmm" sama seperti Chris, sihir terhubung dengan cermin besar di kamar Jeongin yang sedang tertidur di tengah malam waktu Miwamori. Telinganya berkedut dan terbangun karena mendengar suara di kamarnya. Setelah menjawab Ia pun menguap karena masih sangat mengantuk. Ikatan Haori nya yang kendor menampakkan tulang selangka dan dada pendeta Kitsune itu.

"aku mengganggu waktu istirahatmu ya, Jeongin.. maaf lagi-lagi aku lupa menghitung perkiraan waktu kalian sebelumnya.."

"tidak.. apa.. justru aku sedang memikirkan kalian hingga ketiduran tadi.. zzzz..."

"sihirmu selalu terhubung dengan Broken Compass ku Peter.. satu-satunya media pantul yang selalu aku bawa.." jawab Felix yang sedang mengarungi lautan dengan dalam wujud Siren nya. Bening kaca Broken Compass menjadi media pantul yang sempurna untuk Felix yang berada di dalam air.

".. sihir penghubung mu ini tersambung ke media pantul yang acak ya.. kukira ada orang yang mengobrol di luar jendela padahal aku sedang berada di lantai 3 Kteno Diasti.. tapi yaa.. kalau Celestial mungkin saja sih, Cuma..." Samuel sedang fokus pada tumpukan laporan kerajaan di meja kerjanya, tiba-tiba terkejut dan waspada ketika mendengar suara orang dari kaca jendela ruangan. Padahal biasanya sihir penghubung Peter tersambung ke jam saku, gelas minuman, atau kaca lemari kayu di belakangnya.

"kalau Celestial wajar.. kalau manusia?? Aku pasti sudah baca ayat-ayat duluan.."

"kalau aku.. hampir mengira meja marmer di hadapanku kerasukan jin—"

"HAHAHAHAHAHA KERASUKAN JIN.. HAHAHAHA paling tengah malam nanti meja mu berjalan sendiri" Samuel langsung menjawab Louis yang masih memegangi mejanya kebingungan. Spirit of Darkness itu belum lama bangun tidur. Karenanya pikirannya masih mengawang awang.

"sialan.. awas kau ya, akan ku tarik kuncir rambut panjangmu itu"

"sini kalau berani hihihi"

"kalian nampaknya bersenang-senang ya.." Sky mendengar suara percakapan dari jam saku yang selalu Ia bawa. Tengah malam itu meski sudah memakai piyama, Ia masih memandangi terang rembulan dari balkon kamarnya di Blumengarte, belum tidur karena menghayati Magia yang penuh.

STRAY KIDS - ENN VASSILI | STEP OUT! : Chaldene's Hidden GemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang