14;

1K 125 5
                                    

Kenapa pria itu kembali lagi setelah bertahun-tahun lamanya? Lebih konyolnya lagi pria itu kembali tanpa rasa berdosa sedikitpun yang mengungkung. Sebenarnya apa benar Ryan anak mereka? Jelas-jelas sifatnya berbanding terbalik dengannya. Bahkan jika benar Ryan anak dari pria itu maka ia benar-benar membenci takdirnya.

6 tahun yang lalu jelas Ryan sudah tau banyak tentang jalan takdirnya. Dimana dia di jual oleh orangtua kandungnya sendiri dan dijadikan budak percobaan tidak masuk akal. Bukankah seharusnya mereka bisa melakukannya kepada seekor tikus? Bukan kepada manusia yang masih polos nan bodoh seperti Ryan dulu. Lebih parahnya lagi bahkan bocah kecil sekecil Naresh pun menjadi korban dalam hal tersebut.

Ryan bersumpah, tidak ada kata maaf untuk orang-orang yang dulu pernah membuatnya menderita. Sekalipun itu adalah orangtuanya sendiri. Menanamkan rasa benci dari dulu yang kini mulai mengakar dalam benaknya. Menguatkan kata maaf yang enggan terucap dari bibirnya.

Ditengah perjalanan Ryan bertemu dengan Darren. Hanya saja Ryan tak menyadarinya, namun Darren tentu memahaminya. Dengan cepat Darren menahan lengan sang sahabat. Membuat Ryan yang semula berjalan tanpa arah berhenti seketika.

"Mau kemana lo?" Tanya Darren.

"Kantin. Laper," jawab singkat Ryan yang kemudian berlalu menuju kantin rumah sakit. Sedangkan Darren mengekor dari belakang.

Pria bernama Roni yang tak lain adalah orangtua Ryan itu sebenarnya mengikuti langkah sang putra secara diam-diam. Masih belum mau melepaskan Ryan begitu saja. Mata pria itu seolah berbicara. Mengutarakan kata maaf yang baginya tabu untuk diucapkan. Seumur hidupnya ia tak pernah mengucapkan kata itu kepada siapapun. Baik ia bersalah atau tidak sekalipun.

"Maaf Pak saya dapat telepon dari kantor." Seorang bodyguardnya mencegah langkah Roni.

"Apa katanya?"

"Ada beberapa investor menunggu Anda di kantor. Dan mereka ingin bertemu dengan Anda, Pak."

Mau tidak mau Roni harus mengurungkan niatnya mengejar langkah sang putra. Mencoba lain waktu agar bisa membawa kembali Ryan ke rumah. Mengisi rumah besarnya yang bertahun-tahun lamanya hanya di isi dengan keberadaan dirinya dan istrinya yang sekarang menjadi sakit-sakitan.

"Baiklah. Ayo kembali."

Roni dan salah satu bodyguardnya itu segera melenggang pergi meninggalkan area rumah sakit. Tak mau membuat kesalahan dengan membiarkan para investornya menunggu lebih lama yang akan berujung mereka membatalkan perjanjiannya. Maka Roni memilih memetingkan urusan kantor. Perihal Ryan banyak cara untuk membujuk anak itu kembali sesuai permintaan istrinya. Roni yakin, waktu akan memberinya jalan.

Tok

Tok

Pintu terbuka. Menampilkan sosok yang sedari tadi jadi bahan ghibahan Naresh juga Dokter Gani sebab tiba-tiba menghilang.

"Permisi," ucap Ryan.

"Paket," sambung Darren yang tiba-tiba muncul dari belakang tubuh Ryan. Tampak ceria dengan senyum yang menular.

"Lho? Kak Darren?" Pekik Naresh kesenangan. Sebab meski baru mengenal dan bertemu sekali, Naresh merasa Darren mampu memberi energi lebih untuknya.

"Hey! Bocah, sampek sini juga 'kan kamu akhirnya." Darren masuk lebih dulu. Menghampiri Naresh dengan tangan menenteng bingkisan buah yang sengaja ia bawa untuk Naresh.

"Kok Kakak bisa tau?"

"Darimana lagi kalo nggak dari Kakak kamu." Darren melirik Ryan yang malah asyik mengobrak-abrik bingkisan darinya.

BrotherlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang