13

349 62 15
                                    

"Aku tahu tidak ada gunanya mengatakan ini sekarang." Chanyeol meminggirkan mobilnya, sekarang fokusnya berpindah ke Eunji. "Aku tidak pernah berciuman dengan wanita itu."

Eunji benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Tatapan Chanyeol begitu dalam, seolah ingin menembus apa yang ada di dalam pikiran Eunji.

Mereka hanya saling menatap sebelum Chanyeol mendekatkan wajahnya. Setelah 3 tahun, kedua bibir itu akhirnya kembali bertemu, menyalurkan rasa rindu pada pemiliknya masing-masing.

***

Sore sudah lama bertukar peran dengan malam. Bulan dan kawan-kawannya pun sudah menempati posisinya masing-masing. Angin dingin mulai berhembus, pertanda Seoul memang sudah memasuki malam hari.

Namun Eunji masih setia dengan posisinya sampai malam hari. Duduk di sofa dan memeluk lututnya, sambil sesekali menyentuh bibirnya sendiri. Pikirannya masih belum beranjak dari kejadian tadi.

Entah kenapa jantungnya berdebar keras, ketika kilas balik Chanyeol mencium bibirnya kembali terlintas. Bagaimana ketika bibir itu melumatnya perlahan, bagaimana ketika secara tak sadar Eunji mengalungkan lengannya pada leher Chanyeol, bagaimana.....

"Aarrghhh!! Jung Eunji, sadarlah!!!" Teriak Eunji sambil menendang-nendang udara, tangannya mengacak-acak rambut dengan frustasi. Dia tidak tahu kalau ciuman Chanyeol akan berdampak seperti ini.

Eunji kembali diam, rambutnya kusut. "Kurasa aku mau mati saja..." Lirihnya sebelum terlelap di sofa dan memimpikan hal itu lagi.

Jika Eunji merasa frustasi, maka berbeda dengan Chanyeol. Pria itu malah asyik tersenyum, bergumam  harusnya tadi aku menciumnya lebih lama lagi.

Chanyeol melirik jam kecil di atas nakas, hampir tengah malam. Cuaca yang semakin dingin akhirnya membuat Chanyeol membungkus dirinya di dalam selimut. Sebelum memejamkan mata, Chanyeol berdoa supaya dirinya bermimpi hal yang terjadi tadi.

Namun lepas dari itu, keduanya merasakan debar yang sama, yang seirama. Bahkan ketika keduanya mulai terlelap dan memimpikan hal yang sama, debar itu masih terasa.

***

Satu minggu kemudian, hari untuk pemotretan Eunji di Busan akhirnya tiba. Melihat kondisi apartemen yang sepi, dapat dipastikan bahwa wanita itu masih setia di atas tempat tidurnya.

Tidurnya nyenyak. Benar-benar nyenyak sebelum ada suara bel yang menganggu ritual paginya. Siapa yang datang sih?!

Dengan mata tertutup, tangan mungil Eunji terjulur untuk meraih jam wekernya yang masih belum waktunya berbunyi. Pukul 7 pagi. Manusia kurang kerjaan seperti apa yang datang sepagi ini?

Bukannya bangun, Eunji malah menggeliat dan memperbaiki posisi tidurnya, berusaha mengabaikan bel yang masih berbunyi.

Namun orang yang menekan bel di depan pintu apartemen Eunji sepertinya bukan orang yang mudah menyerah. Bahkan setelah 10 menit, orang itu masih belum beranjak dari depan pintu.

Eunji menyerah. Akhirnya dia bangun dengan wajah kusut, rambut berantakan yang tak akan pernah dijadikan iklan sampo, dan jangan lupakan sandalnya yang hanya dipakai sebelah. Setelah ini, Eunji bersumpah akan melepas bel di depan pintunya.

Begitu pintu terbuka, Eunji menggosok matanya berkali-kali, memastikan bahwa dia tak salah lihat karena nyawanya yang masih belum terkumpul.

"Park Chanyeol?!"

Chanyeolㅡpria itu tersenyum menunjukkan giginya, lalu masuk ke dalam tanpa mempedulikan Eunji yang masih kaget.

"Tunggu, hei! Kau mau apa kesini?"

"Kau tidak ingat hari ini kita akan ke Busan?"

"Sangat ingat, Chanyeol. Tapi apa kau tidak punya jam?" Eunji menunjuk jam dinding. "Demi Tuhan, ini masih pukul 7 pagi dan kita masih akan berangkat nanti pukul 9!"

Chanyeol tertawa melihat reaksi Eunji. "Aku hanya ingin kesini lebih pagi saja."

Eunji memicing, mencoba menatap Chanyeol tajam lalu berkata dengan sinis, "Kau menganggur sekali ya sampai harus datang ke apartemenku sepagi ini."

Plastik belanjaan yang tadi dibawa Chanyeol kini sudah berpindah ke meja dapur. Pria itu benar-benar bertingkah seolah sedang di apartemennya sendiri.

"Menganggur, ya? Kurasa tidak." Chanyeol berbalik badan, melihat ke arah Eunji. "Aku hanya merindukanmu."

Wajah Eunji seketika memerah.

***

Aroma masakan yang cukup wangi menusuk hidung Eunji tepat ketika dia keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Chanyeol masih sibuk berkutat dengan kompor, entah apa yang sedang dimasak pria itu.

Eunji menghempaskan tubuhnya di sofa, sedangkan tangannya masih sibuk mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk.

Tak lama, Chanyeol menghampiri Eunji dengan membawa dua piring di tangannya. Setelah meletakkan piring yang dibawanya di atas meja, Chanyeol duduk di samping Eunji.

Tanpa banyak kata, Chanyeol mulai mengambil alih tugas Eunji untuk mengeringkan rambutnyaㅡyang entah kenapa tidak mendapat protes dari Eunji.

Piring yang tadinya di atas meja sekarang berada di pangkuan Eunji. Wanita itu tertarik dengan sandwich buatan pria yang kini tengah mengeringkan rambutnya itu.

 Wanita itu tertarik dengan sandwich buatan pria yang kini tengah mengeringkan rambutnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enak." Gumam Eunji setelah mengunyah gigitan pertamanya.

Chanyeol yang berada di belakangnya tersenyum. "Dulu kita selalu melakukan ini, kan?"

Eunji mengangguk, meneruskan kunyahannya. Ketika sandwich di tangannya habis, dia mengambil potongan sandwich yang lain dan meletakkan piring kosongnya kembali di atas meja.

Dengan sedikit menoleh, Eunji menyuapkan sandwich itu pada Chanyeol. "Ya, seperti ini juga." Lanjut Eunji setelah Chanyeol menerima suapannya.

Keduanya sama-sama tersenyum, sebelum Chanyeol kembali fokus mengeringkan rambut Eunji dan Eunji diam menikmati apa yang dilakukan Chanyeol.

Tepat pukul 9 pagi, Eunji dan Chanyeol berjalan menuju parkiran. Tangan Eunji menjinjing satu buah kotak berisi bekal. Perjalanan mereka cukup jauh, dan bekal adalah salah satu hal wajib yang harus dibawa.

Mereka bisa saja berhenti di rest area untuk makan sekaligus istirahat. Namun Eunji mengelak bahwa akan lebih enak jika membawa bekal. Meskipun Chanyeol alasannya tentu karena sifat hemat yang dimiliki Eunji sejak dulu.

Chanyeol membukakan pintu mobilnya untuk Eunji walaupun wanita itu bisa membukanya sendiri tentu saja. Setelah memakai sabuk pengaman, Chanyeol mulai menjalankan mobilnya keluar dari tempat parkir.

"Tidak ada yang ketinggalan, kan?" Tanya Chanyeol memastikan.

"Namjoo yang membawa alat make up sekaligus pakaian untuk pemotretan." Ucap Eunji sambil memperbaiki posisi duduknya. "Kita yang mengurus lokasi untuk pemotretan di Busan nanti."

Anggukan Chanyeol dilanjutkan dengan bertambahnya kecepatan mobilnya yang kini dengan mulus membelah jalanan Seoul. Pagi ini, perjalanan mereka menuju Busan dimulai.

***

A.N.

Aku sayang kalian♡

Emergency CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang