Vote nya jangan lupa
.
.
.Suara patient monitor terdengar memenuhi ruangan nomor 145 di sebuah kamar rumah sakit, sudah lebih tiga hari pasien itu terbaring lemah di atas ranjang,tidak ada tanda-tanda sama sekali pasien itu akan sadar.
"Papa tidak lelah tidur terus?" Lirih gadis yang setiap harinya selalu menemani sang papa yang sedang terbaring lemah.
Pasien itu, empat hari lalu yang hampir dijemput malaikat kematian di sebuah gang sempit dengan keadaan tubuh membiru akibat jarum racun yang menyebar sangat cepat didalam tubuhnya.
Sampai suara pintu berdecit terbuka menampilkan pria dengan wajah cacat akibat kecelakaan beberapa tahun yang lalu,pria itu tersenyum hangat sembari membawa beberapa bungkusan ditangan nya.
"Paman sastra"
Sastra tampak gemas dan kasian di saat bersamaan melihat Asan menampilkan mata berkaca-kaca seperti ingin mengadu sesuatu padanya.
"Kau lapar? Paman membawa kan mu makanan." Sastra duduk di bangku yang kosong,ia tampak senang melihat Asan dengan tidak sabar membuka bungkusan yang tadi ia bawa.
"Papa tidak bangun-bangun,apa dia tidak lelah tidur terus?"
Dengan makanan penuh di mulut nya,Asan bicara lirih melihat paman kesayangan nya tampak berfikir mencari jawaban.
"Dia terlalu lelah makan nya dia tidur lama.jangan khawatir sebentar lagi dia pasti sadar."
Asan seperti mendapat kan kembali energi nya,paman kesayangan nya satu ini pandai membuat nya merasa tenang,itu sebabnya Asan selalu bercerita banyak hal kepada paman nya daripada kepada papa nya.
"Oh iya ngomong-ngomong tadi paman melihat teman mu dirawat kemarin malam"
"Teman?"
Sastra mengangguk mengiyakan,ia ingat sekali remaja yang sedang dirawat dikamar nomor 140 adalah teman sekelas Asan.
"Dia dirawat di kamar nomor 140,lewat lima kamar dari sini. Paman lupa namanya Aya? Ara? .."
Jantung Asan berdetak dua kali lipat, mungkinkah yang dimaksud Paman nya adalah Arya?"Arya"
Sastra berseru saat ia berhasil mengingat nama dalam ingatan nya, Asan menggigit bibir bawahnya resah.
Kenapa dengan Arya,apa karena itu Arya tidak masuk sekolah hari ini?"Paman aku ingin mengunjungi teman ku"
Sastra mengangguk singkat,ia tahu Arya adalah sosok remaja yang sangat Asan kagumi, setiap hari dalam pembicaraan mereka,nama Arya tidak pernah terlewat untuk dibicarakan,lebih tepatnya Asan menyukai remaja itu.
Setelah gadis itu keluar kamar, tidak sengaja sastra melihat jari tangan Alex bergerak beberapa kali.
"Alex?"
Perlahan mata yang sudah lama terpejam itu kembali terbuka, menampilkan mata hitam legam yang sudah lama tersembunyi.
"Sa-sastra."
"Syukurlah" rasa lega memenuhi hati sastra, sahabat nya kembali sadar, dengan cepat ia memanggil dokter untuk memeriksa keadaan sastra.
Tak lama dokter datang dan memeriksa keadaan tubuh Alex yang masih terasa kaku.
Setelah dokter pergi Alex mulai buka suara.
"Asan dimana?" Suaranya masih terdengar lemah membuat sastra tidak tega.
"Jangan banyak bicara dulu,dia sedang berada di kamar nomor 140, temannya sakit"
"Aku bertemu dengan dua orang didalam mimipiku"
Sastra tampak tertarik dengan topik yang ingin Alex bicarakan.
"Sania datang dalam mimpiku"
Sastra tersenyum kecut, mengingat hati nya masih milik gadis yang sudah bersama Tuhan sejak lama.
Kenapa gadis itu tidak pernah sekalipun datang kedalam mimpi nya?"Dan daddy"
Mendengar pengakuan Alex selanjutnya membuat sastra terkejut,untuk apa psikopat gila itu mendatangi Alex dalam mimpi nya, apakah Ken tidak puas membuat Alex ketakutan meski psikopat itu sudah tiada sekali pun!?
"Dia bilang dia mencintai ku"
Sastra tersenyum prihatin saat ia melihat senyum kecil dan pipi Alex yang merona.
"Dia mengucapkan maaf padaku berkali-kali,aku sudah memaafkan nya kau tau itu kan. Dan dia bilang aku harus berhati-hati." Alex tampak berfikir dengan maksud ucapan terakhir Daddy nya di dalam mimpi nya,Alex harus berhati-hati dari apa?
"Dan Sania?"
"Dia hanya bilang jaga Asan dari marabahaya dan dia menyampaikan pesan untuk mu"
Sastra tampak bersemangat mendengar ucapan Alex,pria dengan wajah cantik yang masih lemah itu tersenyum kecil melihat tingkah sastra yang begitu antusias.
"Apa? Dia bilang apa? Apa dia bilang dia mencintai ku?"
"Jangan terlalu percaya diri,dia bilang dia merindukan mu dan terima kasih karena sudah menjaga Asan selama ini"
Sastra tersenyum bahagia, hatinya menghangat seketika.
Sudah lama sastra tidak merasa kan ini, hanya Sania seorang yang bisa membuat nya seperti ini."Sama-sama Sania"
"Kau bahagia sekali" Alex terkekeh melihat pipi sastra yang sudah memerah seperti tomat.
"Aku sudah lama tidak merasa kan kehangatan seperti ini.ah sudah lah aku akan kembali bekerja"
Alex tertawa terkekeh melihat tingkah sastra yang teramat lucu.
"Jaga kesehatan mu,aku pergi"
🐨
24 September 2020
I'm back!
KAMU SEDANG MEMBACA
My dad is a psychopath 2 [END]
Mystery / Thrillerketika senja datang disaat itulah aku merasa hidup ku akan berakhir.(Arya) . . . "Kau ingin mati heh!?" Gertak pria dewasa itu mengacungkan pisau ditangan...