chapter 19

3.9K 378 6
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Takdir tuhan tidak bisa ditebak oleh kodratnya manusia, sebagai manusia kita hanya mengikuti alur nya kehidupan yang mengalir seperti air,kita bagai boneka yang selalu dipermainkan oleh tuhan sesuka hati.
Kita merasa kebahagiaan yang datang hanya sesaat namun penderita yang tinggal begitu terasa lama menekan hati.
Hari ini takdir permainan akan dimulai, semua akan merasakan sesuatu yang hilang.
Biarlah yang jahat berada di atas dan yang baik dibawah tertutup oleh lumuran tinta hitam kehidupan.

Waktu berjalan terasa sangat lambat,detik demi detik terus berjalan.
Saat ini seseorang sedang merasakan kegelisahan, bagaimana tidak gelisah jika ada pesan masuk di ponsel nya, nomor yang ia kenali memberikan nya ancaman tiap waktu.

Joni:
Pisahkan anak mu dari kekasih ku!

Alex tidak mengerti maksud joni mengirim pesan demikian,Alex merasa menyesal sudah menerima kartu nama Joni.
Alex termenung dalam diam, sudah sejak lama Alex tidak merasa gelisah seperti saat ini.
Bagaimana Alex bisa lupa seorang Joni adalah pengusaha paling sukses tahun ini dan bisa melakukan orang biasa seperti keluarga nya.
Tubuh Alex menegang saat pesan masuk untuk yang kedua kalinya.

Joni:
Anak mu akan berakhir hari ini

Jantung Alex merasa seperti berhenti berdetak,ancaman mutlak yang mungkin terjadi saat ini.
Mengingat anak nya belum pulang dari sekolah.
Dengan tangan bergetar Alex mencari kontak nomor sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakak laki-laki.

Sastra

Nama yang ia cari sejak tadi akhirnya terlihat, dengan tangan bergetar ia mencoba menghubungi sastra.

Sementara dilain tempat,sastra sedang menunggu gadis manis di pinggir jalan, jalanan tampak ramai sehingga sangat sulit baginya menyebrang, padahal gadis yang sedang ia tunggu sudah berdiri di ujung jalan.
Sesekali gadis itu menggerutu kesal karena tidak bisa menyebrang dan memeluk paman nya diujung sana yang sejak tadi melambaikan tangan kearah nya.

Rambu lalu lintas hijau berganti merah, dengan ramai pejalan kaki akhirnya bisa menyebrang.
Gadis itu tampak sulit menyebrang sangking ramainya, sehingga ia memilih mengantri paling belakang.
Sang paman yang diketahui bernama sastra itu tersenyum kecil melihat tingkah gadis yang masih memakai seragam sekolah itu.

Sastra tersentak kaget saat ia merasakan getaran disaku celana nya, nama 'alex' tertera dilayar ponsel nya.
Begitu tidak sabar kah Alex menunggu anaknya pulang sampai menelpon nya?

"Halo Lex kenapa?"

"Sas kau lagi dimana?"

Sastra mengerutkan keningnya mendengar suara Alex yang tampak nya panik.

"Kenapa? Terjadi sesuatu?"

"Sas jaga asan!"

Sastra semakin bingung dengan ucapan alex,menajga dari apa?

"Apa maksudmu? Bicara yang jelas Lex"

"Ada seseorang yang ingin mencelakakan Asan, kumohon jaga dia"

Sastra menatap kosong kearah Asan, gadis itu saat ini sedang menyeberang.
Jalanan masih ramai dengan pejalan kaki,namun otaknya tiba-tiba terasa lambat saat sesuatu terjadi tepat didepan mata nya.

'tinnnnn'

'brakkk'

Suara klakson mobil diikuti tubuh yang terpental jauh beberapa meter.
Korban tabrak lari itu gadis yang sejak tadi ia tunggu, putri sahabat nya yang gagal ia jaga.

Sedetik kemudian orang-orang bergerombol menutupi tubuh gadis yang saat ini terbaring di aspal,bahkan darahnya sudah mengotori aspal hitam disana.
Inikah yang dimaksud seseorang sengaja mencelakai Asan?
Bahkan rambut lalu lintas masih berwarna merah namun dengan sengaja nya sebuah mobil sedan menancap gas.

"Apa itu? Apa yang terjadi disana?"

Sastra tidak menjawab pertanyaan disebrang sana,kaki nya merasa lambat untuk menghampiri korban tabrak lari itu.
Air matanya menetes begitu saja,ia teringat dengan Sania,cinta nya terlihat terbaring disana,buka.bukan cinta nya tetapi raga Sania yang lain.

'clebb'

Sastra terlalu terkejut mencerna apa yang terjadi, seseorang berbaju serba hitam lengkap topi yang menutupi sebagian wajahnya tiba-tiba menusuk dada kirinya menggunakan belati panjang.
Pandangan nya mulai memutih, perlahan ia menoleh kearah pelaku penusukan nya.
Pria paruh baya yang masih terlihat tampan menyeringai iblis, seakan mereka puas berhasil melukai nya.

Tubuh sastra jatuh begitu saja,pria misterius itu hilang ditelan belokan.
Bahkan orang-orang yang tadi bergerombol menutupi Asan mulai sadar ada seorang pria sekarat dibelakang mereka.
Sastra tersenyum lebar melihat seorang wanita cantik berpakaian serba putih menghampiri tubuh nya yang tidak berdaya, wajah cantik itu semakin terlihat, sangat jelas.

"Sa-sania" parau nya lemah.

Wanita itu tersenyum kecil,oh betapa lelaki ini sangat merindukan sosok dihadapannya.

"Ayo pulang" suara lembutnya bahkan masih sama seperti dulu.

Perlahan wanita itu menatap putri nya yang juga terbaring lemah disana.

"Ma-maafkan aku" suara sastra semakin lemah,darah semakin banyak keluar dari dada kirinya.
Bahkan belati didada nya masih tertancap.

Wanita itu menggeleng pelan kemudian tersenyum.

"Ayo pulang" untuk yang kedua kalinya wanita itu mengajak sastra pulang kepangkuan tuhan, mungkin ini akhir kisahnya.
Sastra berharap Asan baik-baik saja, tentang Alex,sastra berharap Alex jangan dulu pulang seperti dirinya agar ia bisa berduaan dialam sana dengan cinta nya.
Memikirkan hal bodoh dinafas terakhir nya membuat sastra terkekeh.
Matanya perlahan terpejam dengan sendirinya.

"Halo sastra, kenapa diam saja?sastra?". 

"Seseorang panggil ambulan! Dua orang terluka disini! Halo" seorang pejalan kaki meraih ponsel sastra yang tergeletak diatas aspal, sambungan telepon masih tersambung.

"H-halo?" Gugup. Tentu saja gugup,Alex merasa kan firasat buruk.

"Kau kerabat pemilik ponsel ini?"

"I-iya"

"Seseorang menusuk nya."

🐨

17 Oktober 2020

Mungkin ini terdengar jahat tapi...
Maafkan sansan sastra karena menghilangkan mu di cerita ini demi untuk mengurangi tokoh.😭

Gimana-gimana?
Udah ada emosi nya belum ini?
Kalau belum maafkan 🤧
Typo bertebaran.
Tunggu chapter selanjutnya yang penasaran siapa pelaku penusukan & penabrak lari.

My dad is a psychopath 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang