chapter 15

4.8K 428 1
                                    

Jangan lupa vote
.
.
.

Hancur sudah benteng pertahanan hati,Sukar sudah perasaan yang sejak lama ia pendam seorang diri.

Kepergian itu membekas jelas di pikiran lelaki itu,Selalu terbayang sosok gadisnya yang telah lalu,Namun tak bisa didapat karena hatinya cuman itu.

Sejak ia berbaring dirumah sakit hanya gadis itu yang setia menemani,meski sesekali teman yang sudah ia anggap sahabat turut menemani nya.
Perasaan gengsi selama tiga tahun ini runtuh dalam sekejap, Arya ingin dia, Arya ingin melihat gadis itu lagi, gadis nya.

Rumah sakit terasa hampa tanpa kehadiran gadis nya, gadis yang saat ini dengan sadar ia akui miliknya.

"Asan" lirih nya memanggil nama yang sudah sejak lama terlukis indah dihatinya, berharap gadis nya akan datang dengan membawa kan bento untuk nya seperti biasanya.

Kemarin adalah hari dimana Arya tidak bisa lagi bertemu gadis nya dirumah sakit,ayah Asan sudah boleh pulang sedang kan ia belum diperbolehkan.
Arya tahu setiap hari gadis itu selalu datang menemani nya setelah merawat sang ayah.

"Aku ingin sup daging" terbayang masakan Asan yang setiap hari nya disuguhkan untuk nya,sup daging dengan kuah spesial, membuat nya menjadi candu.
Arya pernah membayangkan jika Asan akan membuat kan nya makanan setiap hari selepas ia pulang bekerja,tunggu dulu! Apa baru saja ia sedang mengkhayal sudah berkeluarga dengan gadis nya(?).
Jawaban nya adalah iya.
Siapa bilang kulkas berjalan ini tidak pernah mengkhayal(?)
Buktinya Arya sering kali membayangkan wajah cantik Asan jika sedang tersenyum,malu,serius,atau apapun itu.

Arya tersenyum malu membayangkan hal konyol seperti itu,ia kira Asan akan menyerah dalam perasaan nya jika ia mengabaikan nya, bukti nya Asan tetap berjuang meski sering Arya abaikan.
Anggap saja Arya laki-laki brengsek, nyatanya memang seperti itu.
Bukan tidak ingin membalas cinta seorang gadis yang sudah berjuang setengah mati untuk nya, hanya saja Arya bukan lah sosok yang pantas untuk bersanding dengan Asan.
Seperti ratu dan rakyat biasa.

Hanyut dalam pikiran menyenangkan,Arya tidak menyadari seseorang sejak tadi masuk ke dalam kamar rawat nya, bahkan pria itu sudah duduk manis di bangku dekat ranjang Arya,kedua tangannya dilipat didepan dadanya.

"Apa yang kau khayalkan?"

Arya tersentak kaget,senyum nya luntur dalam sekejap, perlahan ia menoleh menatap pria yang paling ia benci.

"Bagaimana kabar mu dear?"

Telinga Arya panas mendengar panggilan untuk nya, apa-apaan dengan kata 'dear' itu?.

"Jangan mengabaikan ku!"

Arya berdecih kesal mendengar gertakan Joni.

"Pergi.aku tidak ingin ada tamu"

Joni mengerutkan keningnya tidak suka, semakin hari Arya semakin sulit diatur.

"Aku datang jauh-jauh kesini untuk menemuimu, Melihat keadaan mu, Tapi kau malah mengusir ku"

Arya membalikkan badannya sehingga ia memunggungi Joni.
Ia tidak perduli dengan pria satu ini.

"Kau membuat mood ku buruk"
Geram Arya sembari menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut.

'cklek'

Dapat Arya dengar suara pintu terkunci, matanya semakin erat terpejam saat ia mendengar langkah kaki mendekat.

"Berbalik sekarang juga"

Perintah Joni masih tenang,namun Arya enggan menuruti perintah pria dibelakang nya.

"Kubilang berbalik!"
Kesabaran Joni serasa diuji,apa susah nya menuruti perintah nya.

Merasa terancam akhirnya Arya membalikkan badannya,ia mencoba duduk meski kepalanya yang dibalut perban masih berdenyut sakit.

"Kau mau apa hah!?" Arya sedikit meringis menahan sakit dikepalanya.
Matanya mulai berkunang-kunang.

"Aku ingin dirimu,aku ingin kau tinggal dengan ku."
Jawaban mutlak keluar dari bibi Joni, sumpah demi apapun saat ini Arya ingin memukul pria dihadapannya.

"Kalau aku menolak?"

"Kalau kau menolak maka aku akan.."

Joni menggantung Kalimatnya, membuat Arya menunggu kelanjutan ucapan pria bejat dihadapannya.

"Apa?"

"Aku akan memaksa mu"

🐨

3 Oktober 2020

Maap karena telat update 🤧

My dad is a psychopath 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang