20

2.1K 93 1
                                    

Tok... tok... tok...

Cklek.

"Eh den Revano." Ujar salah satu asisten rumah tangga keluarga Mahendra.

"Auretanya ada bi?" tanya Revano.

"Mau ngapain lo?" tanya Kevin dingin yang baru saja turun dari lantai 2 dan mendengar ada seseorang di ruang tamu.

"Reta mana bang?" tanya Revano.

"Lo pulang aja, Reta udah tidur." Ujar Kevin lalu berlalu meninggalkan Revano sendirian.

Sebelum pergi dari hadapan Revano, Revano sudah mencekal tangan Kevin terlebih dahulu.

"Bang gue mau ngomong sama Reta bentar." Ujar Revano memohon.

"Mau ngomong apa, baru di omong kayak gitu sama orang br*ngs*k kayak Alvin aja lo langsung goyah sama Reta." Ujar Kevin datar.

"Tadi gue emosi bang, jadi gue enggak bisa berpikir jernih, tapi gue ngaku salah, makanya gue mau ketemu Reta buat minta maaf." Ujar Revano penuh penyesalan.

Kevin menatap tajam Revano, lalu menghela nafasnya.

"Dia lagi ditenangin sama Rendra di kamar, traumanya kambuh lagi, lo mending pulang dulu, biarin dia nenangin diri dulu." Ujar Kevin.

Revano mengangguk lesu.

"Yaudah gue pulang dulu bang." Ujar Revano lesu.

Kevin menatap kepergian Revano dengan wajah datarnya.

"Di saat mommy mulai nerima kamu, dan buat kamu bahagia, ada aja cobaan yang menghalangi kebahagiaan kamu." lirih Kevin sendu.

"Bi, tolong bikini Jeruk hangat 1, sama teh hangatnya 2 ya, terus antar ke kamar Reta." Titah Kevin kepada salah satu asisten rumah tangganya.

"Iya den." Ujar asisten rumah tangga sopan lalu menundukkan kepala sebelum berlalu pergi membuat pesanan Kevin.

Kevin kembali ke kamar Reta, untuk membantu Rendra menenangkan Reta.

Ia ingin selalu berada di samping Reta kapanpun itu terutama ketika Reta sedih dan trauma seperti ini.

Di kamar Reta.

Reta masih menangis di pelukan Rendra.

Di mobil pun Rendra duduk di jok belakang bersama Reta. Mereka memutuskan menggunakan mobil milik Robert sedangkan motornya mereka tinggal di rumah sakit.

Selama di perjalanan sampai sekarang Reta tidak mau lepas dari Rendra, dan akhirnya Rendra pun harus menggendong Reta ke kamar kembarannya tersebut.

Dan sampai saat ini Reta berbaring di pelukan sang kembaran, dan Rendra juga terus mengusap punggung dan kepala gadis itu sesekali mengecup pucuk kepala kembaran cantiknya itu.

"Udah tenang dek, aku yakin Revano tadi cuma lagi emosi aja, makanya dia gak bisa berpikir jernih." Ujar Rendra dengan nada lembut.

"Aku takut bang, dia pasti jijik sama aku setelah tau semuanya aku saja jijik dengan diriku sendiri, dia pasti mau batalin pernikahan ini." Ujar Reta sendu.

"Kalau dia beneran sayang sama kamu, dia pasti enggak akan goyah karena ini."

Cklek...

Suara pintu terbuka membuat duo kembar itu menoleh dan mendapati Kevin yang membawa minum untuk mereka bertiga.

Di susul pembantunya yang membawakan makanan.

"Ayo Ta, kamu makan dulu." Titah Kevin sambil mengambil piring berisi nasi sop.

AURETA (Cerita akan direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang