Karyawisata

7 1 0
                                    

Sekolah bukanlah sesuatu yang disenangi oleh sebagian besar pelajar. Tentu itu disebabkan oleh tugasnya yang banyak, materi yang tak jarang memusingkan, belum pula praktek yang terkadang dirasa berada di luar kemampuan masing-masing siswa. Namun, ada satu kegiatan yang setidaknya tidak dibenci oleh para pelajar. Yakni, kegiatan karyawisata atau yang biasa disebut study tour.

Jelas namanya study tour, namun siapa yang peduli dengan tugasnya? Sebagian besar tidak akan memedulikannya. Mereka akan cenderung menganggap karyawisata tersebut sebagai acara jalan-jalan. Hanya anak-anak rajin yang akan dengan patuhnya mengerjakan tugasnya dengan sangat serius.

Seperti saat ini, karyawisata sedang dilaksanakan oleh SMA ABC. Mereka pergi mengunjungi cagar alam.

Tugas yang diberikan kepada murid-muridnya adalah mengisi lembaran-lembaran soal yang telah disiapkan oleh guru mereka. Dalam lembaran-lembaran tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tugas mandiri dan kelompok. Untuk tugas kelompok dikerjakan bersama dengan rekan sekelompok yang telah ditentukan oleh guru.

"Bu! Tuker dong Bu! Saya ga mau sekelompok ama psikopat ini Bu!" seru seorang murid berambut merah yang duduk di kursi paling belakang bus.

"Ha? Siapa yang psikopat?" sahut bocah albino berkacamata yang mewarnai sedikit bagian rambutnya dengan warna hitam. Dia duduk di kursi bagian tengah bus.

"Ya elu! Ogah banget gua satu kelompok ama lu!" serunya sambil menunjuk-nunjuk si albino.

"Emangnya lu pikir gua mau sekelompok ama berandalan kayak lu? Jelas enggak! Kita beda level ya, mohon maaf," ujar si albino lalu kembali duduk ke tempatnya.

Sang guru yang mendengar perdebatan mereka langsung melerai, "Sudah sudah! Raka-kun dan Kyuui-kun tetap satu kelompok. Keputusan saya tidak bisa diganggu gugat! Kalau memang kalian keberatan, silakan turun sekarang."

Seketika mereka berdua terdiam, pria berambut hitam dengan beberapa helai biru yang duduk tepat di belakang si albino tertawa melihat ini. Kyuui yang pada dasarnya mendengar tawa tersebut langsung menoleh dan menatap tajam seraya berkata, "Zu, diem atau gua benyekin lu nanti pas udah turun."

Pria tersebut langsung bergeming. Dia tahu bahwa Kyuui tidak akan berbohong dan lebih baik dia bermain aman. Teman sebangku Kyuui yang juga merupakan kembaran albinonya itu pun menegur Kyuui, "Awas, jangan kelewatan."

"Berisik lo," ketus Kyuui.

∆∆∆

Setibanya di tempat tujuan, para siswa-siswi segera berkumpul dengan anggota kelompoknya dan membentuk barisan untuk diberi pengarahan terlebih dahulu. Diujung barisan terdapat Rahmat Kartowiryo atau yang biasa dipanggil Raka, Nagatsume Kyuui, Asahina Izu, dan Matsuhiro Satou. Ya, hanya Raka yang kebangsaannya berbeda dengan yang lain. Ia murni kebangsaan Indonesia.

Setelah pengarahan, siswa-siswi mulai dipandu oleh masing-masing satu pemandu untuk 5 kelompok berjalan-jalan.

"Dengerin ya, kalo kalian ngebadut, gua tinggalin. Bodo amat nilai gua bobrok juga," ancam Kyuui kepada yang lain.

"Apaan si, bocil diem aja deh. Ga usah sok ngatur-ngatur," balas Raka. Ejekan Raka itu cukup berani karena sebenarnya Kyuui sangat benci dipanggil bocah, bocil, pendek, ataupun imut karena tingginya yang hanya 158 cm dan wajahnya yang cukup imut.

"Ha?! Apa lu? Mau ribut?" tanya Kyuui sambil menaikkan nada suaranya. Ia menatap Raka dengan menengadah karena tingginya yang jauh berbeda, yaitu 187 cm.

"Eh udah, jangan ribut. Nanti kita ketinggalan pemandu ... nya," lerai Satou yang terkejut karena ternyata mereka berempat sudah tertinggal rombongan.

Roller CoasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang