Kasus Biasa?

59 6 2
                                    

Pagi ini, di saat aku baru saja membuka mataku dan menyambut sang mentari, aku menerima telepon dari rekan kerjaku.

"Hei, ada apa? Ini masih pukul setengah lima pagi, apakah kau sengaja mengacaukan hariku?" ucapku kesal.

"Oh, tenanglah. Bukan aku yang mengacaukan harimu. Cepat pergi mandi dan sarapan, lalu pergi ke lokasi yang kukirimkan padamu. Kita tak memiliki banyak waktu." ujarnya di seberang telepon.

Aku berdecak kesal tetapi mulai mengambil handukku, kemudian bertanya, "Ada urusan mendesak apa pagi-pagi begini? Apakah itu soal mengajak anjingmu jalan-jalan? Kalau begitu kau saja. Aku ingin bersantai dulu sebentar di rumah."

"Apanya yang jalan-jalan? Jelas-jelas kita akan menyelesaikan kasus. Ayolah, klien kita sudah menunggu."

Mendengar kata 'kasus' dan 'klien', aku segera mematikan telepon dan bergegas mandi serta sarapan. Yah, kukira dia hanya bercanda. Namun sepertinya dia tidak bercanda. Ini kaitannya dengan pekerjaan kami.

Setelah siap, aku segera pergi ke lokasi yang dikirimkan oleh rekanku itu dengan mobilku. Karena masih pagi buta, jalanan masih sangat sepi, akupun menaikkan kecepatan mobilku.

Pekerjaanku adalah detektif swasta. Karenanya, aku hanya akan bekerja jika ada klien yang datang.

Tak lama, aku sampai di tempat tujuan dan melihat pria berseragam kantor yang tergeletak di jalan raya dengan darah bergenang juga beberapa bagian tubuh yang sudah tidak terlihat normal. Di sana berdiri juga seorang gadis yang terlihat ketakutan.

"Huang Fu, jelaskan padaku keadaannya," ujarku langsung ke intinya pada rekanku.

"Seperti yang kau lihat, orang yang tergeletak di sana sudah meninggal. Berdasarkan kesaksiannya, orang itu di tabrak oleh sebuah truk," jelasnya sambil mengeluarkan catatannya dan rincian lebih lanjutnya di sana.

Di sana tertulis bahwa gadis yang ketakutan itu kira-kira berusia lima belas tahun. Tidak jelas apa yang gadis itu lakukan di saat kejadian. Namun dari penuturannya sepertinya ia tiba-tiba melihat truk dengan kecepatan tinggi menghantam seorang penyebrang yang jelas-jelas sedang menyebrang di zebra cross. Dengan kata lain, ini adalah kesalahan dari si pengemudi truk. Yang menjadi masalah adalah, si pengemudi truk seperti tidak peduli. Ia tetap menjalankan truknya dengan kencang. Hari masih terlalu pagi hingga tak ada saksi lain.

Di tempat kejadian, ditemukan dompet korban. Dari dompet korban, ditemukan bahwa korban merupakan pria berusia 45 tahun dan ia juga hanyalah seorang ayah dari satu orang anak perempuan. Hal itu dapat diketahui karena sebuah foto yang ada di dompetnya. Itu adalah foto disaat kelulusan SD si anak.

Selain dompet, ditemukan juga tas kerja berisi dokumen-dokumen kantor, ponsel yang masih utuh dan bisa menyala namun jaraknya sekitar dua meter dari mayat korban. 

Aku mengerutkan dahi kemudian menatap Huang Fu sambil berbisik, "Kau serius? Bukankah jelas-jelas ini hanya kasus tabrak lari biasa?"

Huang Fu mengedikkan bahunya, kemudian berkata, "Menurutmu siapa klien kita?"

"Gadis itu?" jawabku ragu.

Huang Fu menggeleng lalu berkata, "Pria yang sudah tertabrak itulah klien kita."

Aku kemudian mengerti alasan kenapa hal ini menjadi urusan kami juga. Aku pun menebak, "Pria itu sudah membayar untuk jasa kita, apakah aku benar?"

Huang Fu mengangguk. Meskipun si klien sudah meninggal, kami harus tetap menyelidiki kasus yang telah diminta oleh si klien sebab ia sudah membayar kami.

"Jadi? Apakah kau sudah menelpon polisi atau ambulans?" tanyaku padanya.

"Tentu. Sepertinya sebentar lagi datang."

Roller CoasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang