PROLOG

110 5 0
                                    

Sepeda motor matic miliknya melaju dengan kencang seolah tidak ada waktu lagi untuk bersantai menikmati perjalanan di pagi hari yang cerah.

"Ini gara-gara paman! Menunggu kedatangannya justru buat gue telat!"

Di dalam perjalanan yang sama terdapat sepeda motor ninja berkilau berwarna merah melaju dengan kecepatan yang tak kalah kencangnya.

"Apa kita akan telat?"

"Gak"

"Maafin gue, gue bangun kesiangan"

"Gak apa"

"Apa loe marah?"

"Gak"

"Maafin gue"

Laki-laki yang berada di depannya tetap fokus dengan perjalanan menuju kampusnya.

Sesampainya di kampus, mereka memarkir masing-masing kendaraan milik mereka.

"Awas aja kalau paman datang! Gak tau ponakannya udah jadi mahasiswa semester tua, nyari masalah sama dosen", gerutu  perempuan tersebut.

Dilepasnya segera helm-nya dan bergegas menuju kelas.

Drap.. Drap.. Drap..

"Tunggu.. hati-hati"

Laki-laki itu terus menarik tangannya agar segera sampai ke kelas masing-masing.

Tinggal satu pengkolan lagi menuju kelas.

BRUK!

"Aduh!"

"Shit!"

Laki-laki yang menarik tangannya spontan terjatuh karena menabrak seseorang perempuan.

Itu teman sekelasnya.

Perempuan itu meringis memegang dahinya yang terkena dagu laki-laki yang tadinya menarik tangannya.

"Jalan yang bener!", desis perempuan itu kesal.

Sedangkan laki-laki tersebut hanya menatapnya dengan tatapan tajam.

Mereka berdua pun berdiri dan melanjutkan untuk segera berlari menuju kelas masing-masing.

Laki-laki tersebut kembali mengajaknya bergegas.

"Cepat masuk", ujar laki-laki tersebut ketika sudah sampai di depan kelas.

"Makasih.. segeralah ke kelas loe"

Laki-laki itu pun mengangguk dan bergegas pergi.

Perempuan itu menghela nafas lega melihat kelasnya masih ramai.

Pelajaran belum di mulai.

Dari dalam kelas dilihatnya drama saudara kembar itu.

Semua yang ada di dalam kelas menyambut kedatangan perempuan yang merupakan saudara kembar dari laki-laki cuek dan dingin itu.

Kasihan sekali dia.

Lebih baik tidak memiliki teman daripada banyak teman tapi ada maunya.

Begitulah prinsip hidupnya.

Begitu banyak teman-teman sekelasnya memuji kecantikan dan ketampanan dari saudara kembar yang lain kelas itu.

Menjijikan.

Apa bagusnya wajah aspal itu, batinnya.

Fakultas yang sama dengan kelas yang berbeda.

Manajemen.

Sialnya saudara kembar dari perempuan itu berhasil mendapatkan Kelas Khusus Internasional Manajemen yang ditempuh melalui SIMAK. Memiliki nilai Minimal TOEFL= 500 atau IELTS = 5.5.

Wira Adhinata dan Wika Adhinata.

Siapa yang tidak mengenal mereka.

Hanya...

"Yuna!"

Perempuan itu menoleh ke belakang.

Siapa lagi kalau bukan biang menor bin alay di kelas, Putri Jasnita.

"Apa?"

"Loe gak lihat? Wiraa.. oh.. Wiraaa..ganteng banget hari ini", jeritnya menahan histeris.

Yuna memutarkan bola matanya jengah, "Terserah loe"

Yuna kembali membalikan badannya dan fokus bermain game di smartphone-nya.

"Hai, Yuna", sapa seseorang disebelah tempat duduknya.

Tampak Wika Adhinata tersenyum padanya.

Yuna membalasnya dengan senyuman simpul.

"Maaf ya tadi loe sampai..."

"Gak apa. Santai aja", potong Yuna langsung dan kembali fokus.

Melihat keengganan teman disebelahnya membuatnya urung melanjutkan perbincangan padahal Wija bermaksud untuk meminta maaf dan menjelaskan jika saudara laki-lakinya sampai menabrak Yuna tadi ketika berlari menuju kelas mereka masing-masing.

Drrrttt... Drrtttt... Drrrttt...

Yuna yang kembali asyik melanjutkan permainannya malah di ganggu oleh panggilan seseorang.

"Ya ampunn..", bisiknya kesal.

Telepon dari pamannya.

"Sudah di kampus", ujar Yuna ketika menekan tombol sambungan tanpa sapaan.

Terdengar tawa dari seberang, [Baiklah yang sedang kesal. Maaf pesawat gue delay. Loe mau gak gue jemput?]

"Gak usah. Udah bawa motor"

[Yakin? Yaudah sampai dirumah gue tunggu. Mau ngajak loe jalan-jalan]

Mendengar itu raut wajah Yuna yang tadinya kusut langsung cerah, secerah matahari tepat pukul 12 siang.

"Oke, setuju"

Tepat pada saat itu dosen masuk ke kelaa.

"Gue tutup dulu. Ada dosen. Bye, paman", bisiknya lalu mematikan sambungan sepihak.

Semangat membara mulai kuliah pagi ini!

***
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
...

***

Haiii.. ketemu lagiiii ❤

Langsung aja deh, ini cerita terbaruku setelah selesai di Keluarga Gautama (kalau kangen tinggal baca aja lagi yaa..  😂 )

Cerita ini mengisahkan kedua pasangan yang berbeda dengan kisah cinta yang berbeda juga.

Tetap ada kekeluargaannya.

Kalau yang ini rasanya gak ada sequel sih.. mungkin yaa..  ehehe.. 😅

Hari ini tetap membuat sifat dari keempat tokoh utama yang dingin dan cuek, barbar dan cengeng, polos dan ceroboh serta ceria dan berwibawa.

Entah.. (apa yang merasukiku, eh!)

Entah apa yang akan terjadi terhadap kelanjutan dari ceritanya.

Semoga akan menjadi menyenangkan ketika dibaca 😊

Terima kasih masih setia membaca cerita amatiran ini dari penulis yang... yaaahh.. agak-agak begitulah 😂

Terima kasih..  Terima kasiihh..  ❤

***

Remember (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang