BAB 13

34 4 0
                                    

Sudah seminggu ini Yuna mulai bekerja sebagai sekretaris di perusahaan keluarganya. Ketika dirinya sedang beristirahat sejenak diruangannya terdengar suara panggilan masuk di handphone-nya.

Yuna menoleh ke arah layar tampak tertera nomor tidak dikenalinya. Merasa penasaran, dirinya mengangkat panggilan tersebut, "Halo".

[Maaf mengganggu], balas seseorang dari seberang sana.

Saking terkejutnya Yuna hampir menjatuhkan handphone miliknya.

"I.. iya, ini siapa?", tanya Yuna berusaha menyembunyikan rasa gugupnya untuk bertanya. Ya jelaslah, sebenarnya dia sudah mengetahui siapa pemilik suara diseberang sana.

[Aku Wira]

"Oh.. iya, ada apa?"

[Hari ini fitting baju dan mencari cincin. Ada waktu?]

"Ada, ini.. sudah selesai"

[Aku jemput]

"Iya.."

Sambungan diputuskan diseberang. Sudah seminggu dari acara lamaran dadakan di Kediaman Keluarga Adhinata, Wira baru menghubungi dirinya hari ini dengan ajakan yang singkat, padat dan jelas.

Yuna menghela nafasnya, "Semua akan baik-baik saja", bisiknya.

***

Wira menghela nafasnya lega, setelah 30 menit dirinya berkutik merangkai kata untuk menghubungi Yuna, akhirnya selesai sudah dengan disetujui oleh Yuna.

Wira merasa gugup sampai belajar merangkai kata, padahal untuk segala sesuatu yang lebih rumit dari itu dirinya merasa tidak perlu sampai belajar apalagi ini hanya menelpon seorang wanita.

"Apa sudah benar ya cara penyampaiannya?", gumam Wira.

Biasanya dia yang lebih sering ditelpon dengan orang lain, itu pun pasti jatuhnya resmi, jadi dirinya hanya menjawab seperlunya saja.

Wira kembali menghela nafasnya, "Setidaknya sudah menyetujui hari ini", imbuhnya.

Mereka pun mempersiapkan pernikahan dadakan.

***

Di dalam perjalanan pulang Yuna melirik ke arah Wira dan ketika tatapan mereka bertemu, Yuna pun memutuskan pandangan.

Wira yang melihat gerak gerik Yuna seakan tidak nyaman berusaha membuka pembicaraan.

"Semua sudah selesai. Apa kamu ada request tema pernikahan?", tanya Wira membuka pembicaraan.

"Ti.. tidak, tidak ada masalah", jawab Yuna.

Mereka diam kembali memikirkan sesuatu untuk bahan pembicaraan.

"Untuk desain cincin pernikahannya?", tanya Yuna.

"Aku setuju saja apapun itu", balas Wira.

Mereka kembali diam. Wira kembali membuka pembicaraan, "Bagaimana dengan desain undangan pernikahannya?".

"Oh, aku suka. Itu saja tidak masalah", balas Yuna.

Mereka masing-masing menghela nafas.

Perjalanan yang sebenarnya ditempuh selama 20 menit menuju rumah Yuna kini terasa sangat lama.

***

Yuna berusaha menahan nafasnya ketika mendengar seseorang telah membuka pintu kamar.

Bisa dipastikan jika itu adalah Wira yang kini telah berstatus menjadi suaminya.

Andai saja ada doraemon yang bisa mengundur waktu kembali.

Remember (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang