BAB 4

39 6 0
                                    

Yoga melihat keponakannya dari tadi terdiam menjadi gusar.

"Loe kenapa?"

Yuna kembali diam tidak menyahut pertanyaan dari pamannya.

"Lagi suntuk sama skripsi loe?"

Yuna lagi terdiam.

"Cerita aja. Gue gak suka liat loe diem gitu"

Yuna menghela nafasnya, "Harus dengan teman gue?"

Pertanyaan dari Yuna justru membuat Yoga terkejut dan terkekeh disaat yang sama, "Salah ya?"

Yuna menggelengkan kepalanya.

"Terus?"

"Gue gak mau aja loe salah lagi"

"Wika pernah ngelakuin sesuatu yang jahat dengan loe?"

Yuna kembali menggelengkan kepalanya.

"Apa yang buat loe begitu menghindari Wika?"

"Gue gak ada menghindarinya"

"Loe gak akan sadar"

"Gue... entahlah. Gue kenapa bisa gak suka sama dia"

"Apa pun itu pasti ada alasannya"

"Gue juga gak tau. Pokoknya kesel setiap lihat saudara kembar itu"

"Saudara kembar?"

"Iya. Wira dan Wika. Mereka kembar"

"Gue tau"

"Nah, terus?. Ngapain loe nanya?"

"Kenapa loe gak suka sama saudara kembar itu?"

Yuna mendengus kesal, dirinya tidak akan bisa menutupi apapun dari Yoga.

"Gue tidak suka orang sombong. Sama seperti ayah", dumelnya.

"Siapa.. yang sombong?"

"Wira"

"Cerita ke gue"

"Loe pasti tau gue ikut ujian kelas internasional tapi gak lulus. Wira peringkat pertama. Gue peringkat ke 26 dan yang terpilih hanya sampai peringkat 25 saja. Gue gak bisa membuat bangga ayah seperti Yuda, loe tau itu. Peringkat 25. Setidaknya Yuda lulus walaupun peringkat terakhir dua tahun yang lalu. Gue duduk disebelah Wira ketika ujian tersebut. Dia begitu terkenal. Awalnya gue emang menilai dia sombong melihat reaksi dari orang-orang termasuk cewek-cewek begitu terpesona dengannya. Dia cuek saja dengan sekitarnya termasuk gue yang berada disebelahnya. Dia sempat menoleh ke arah gue. Gue lihat dia dan gue senyum. Gue berusaha ramah. Tapi... dia mendengus dan memalingkan wajahnya ke arah gue. Gue keseeell.. pingin gue jambak rambutnya. Orang sombong ituuu.. Gue gak sadar ternyata Wika juga ikut ujian itu. Dan dia berada di bawah peringkat gue. Tapi entah gue risih ketika dia begitu ingin berteman dengan gue. Dia juga cantik dan terkenal tapi satu sisi gue juga kasihan. Dia selalu dimanfaatkan sama temen-temen di dalam maupun diluar kelas karena dia sebagai kakak kembar dari si sombong itu!", jelas Yuna.

Mendengar cerita dari Yuna membuat Yoga terkekeh geli.

"Gak ada yang lucu!", sembur Yuna.

"Oh.. begitu. Jelas Wika gak ada salah sama elo"

"Iya. Tapi gue kesel aja. Gak tau kenapa"

"Kekesalan loe itu berasal dari adik kembarnya bukan kakak kembarnya. Insting loe bermain jika adiknya seperti itu pasti kakaknya seperti itu. Belum tentu, Yun. Loe tau sendiri jika Wika gak seperti itu terlebih dia berusaha ramah sama loe. Dari dulu malah. Loe pun juga punya perasaan kasihan kepadanya jika dia dimanfaatkan oleh yang lain. Gue yakin, Wira orang yang baik, hanya saja dia seperti itu untuk membatasi para wanita agresif terhadap dirinya"

Remember (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang