14. Menunggu ✨

510 141 10
                                    

Angin siang hari yang mendung, berulang-ulang menampar kulitnya dengan mulus. Hembusan nafas teratur pun terdengar saking senyapnya suasana.

Tak ada kata yang terucap setelah lima menit lamanya, tak ada yang ingin membuka mulut untuk memecahkan keheningan. Sampai akhirnya si pemilik marga Jang itu berujar pun membuka suara.

"Kenapa kau melakukan itu?" Tanyanya dengan nada pelan tapi dapat terdengar.

"Melakukan apa?" Ucap lawan bicaranya yang malah balik menimpali pertanyaan.

"Tadi itu kenapa kau bilang aku mate mu di depan Yeonjun?"

"Oh nama pria brengsek itu Yeonjun ternyata. Soobin hyung pernah menyebut namanya, tapi aku lupa."

Haeri memutar matanya jengah. "Jangan mengalihkan pembicaraan Beomgyu! Jawab pertanyaan ku tadi."

"Aku tidak mengalihkan pembicaraan."

"Kalau begitu, jawab saja pertanyaan ku!"

"Apa yang perlu aku jawab? Memangnya salah kalau aku bilang kau mate ku? Lagi pula itu memang kenyataannya."

"Itu salah!" Haeri memekik, tak peduli kalau suaranya menyakitkan telinga. "Seharusnya kau tidak mengatakan itu padanya! Dia itu kekasih ku!"

Beomgyu mengendus kesal, tatapan matanya pun menjadi berubah dingin. "Dia hanya kekasih mu bukan takdir mu! Untuk apa kau pedulikan dia lagi? Kau sudah menemukan mate mu. Dan itu adalah aku."

"Aku tidak pernah menganggap mu mate ku."

What??

"Sudah ku katakan, aku tidak mau jadi mate mu. Kenapa masih keras kepala sekali?"

Beomgyu tersenyum miring. "Jika kau tidak pernah menganggap ku mate. Kenapa kau malah berusaha keras menyembuhkan ku dari gigitan rogue itu?"

Haeri terdiam, tidak ada satu kata pun yang cocok untuk dijadikan alasannya.

"Seharusnya kau biarkan aku mati."

Haeri mengambil beberapa langkah mundur. Membuang muka, enggan untuk menatap lawan bicaranya."Itu hanya simpati, aku tidak selicik itu membiarkan kau mati agar lepas dari ikat takdir ini." Ujarnya.

"Tapi itu cara satu-satunya kau lepas dari ku." Ucap Beomgyu.

Haeri kebingungan, dia tidak mengerti maksud Beomgyu katakan.

"Kau tahu kan, aku tidak akan mau mereject mu? Jadi kau kehilangan kesempatan mu."

Gadis cantik bermata hazelnut itu terkekeh kecil. "Astaga kau kukuh sekali ya? Dengar, sampai kapan pun aku tidak mau jadi mate mu." Ucapnya dengan tegas.

Beomgyu mengambil dua langkah mendekat. Menyembunyikan tangannya ke dalam saku jaketnya seraya berkata, "Kalau begitu kau mau mati bersama ku."

"Apa maksud mu?"

"Harusnya kau tahu, jika kita telah menemukan mate akan terjadi perlambatan waktu dalam diri kita. Itu adalah tanda bahwa kita diberi waktu oleh moongoddess untuk memutuskan hubungan takdir ini."

"Dan kau tahu, waktu kita masih berjalan, Haeri-sshi. Itu karena aku belum melakukan keputusan, mereject mu atau menerima mu dengan memberikan tanda kepemilikan." Lanjutnya. Memberikan penjelasan yang membuat Haeri makin diam membisu.

Haeri baru ingat itu, dan dia juga memang menyadari kalau hari-harinya merasa melambat. Tak hanya itu, Hebi juga makin hari bertingkah aneh.

"Tiga hari, tepat di bulan purnama adalah hari terakhir keputusan. Tapi, aku sudah mengambil keputusan. Aku ingin kau." Ucapnya, tegas dan jelas.

Don't LikeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang