27. Tiba-tiba ✨

406 114 19
                                    

Gaes~ aku pernah bilang gak sih cerita ini bakalan mengandung angst?? 🙃


Happy reading...


Mata Choi Soobin kian menajam kala melihat presensi Choi Beomgyu berjalan kearahnya dengan senyuman yang terlihat menjengkelkan.

"Hai, hyung." Beomgyu menyapa setelah berhasil mendaratkan bokongnya di samping Soobin.

"Untuk apa kau ke sini?"

"Untuk menemui hyung. Kita sudah lama tidak bertemu. Huhu aku merindukan sunbaenim."

Namun Soobin tak mempercayainya, matanya bahkan makin tajam melihat adik tingkatnya itu.

"Pasti ada maunya." Dan Soobin mendapatkan kekehan dari yang lebih muda.

"Jangan asal menuduh begitu. Aku hanya ingin mampir saja, tidak lebih."

Soobin mengendus kesal. Tak nian meladeni lagi, ia pun kembali menyibukkan diri pada gamenya yang sempat tertunda.

"Oh iya," Beomgyu bersuara, mengundang sedikit perhatian Soobin. "Bagaimana keadaan si rambut neon itu."

Alis Soobin menukik. "Siapa yang kau maksud?"

"Kakak mu yang tukang emosi itu, Choi Yeonjun."

"Oh, dia sibuk mengurus pack. Kenapa kau tiba-tiba menanyakannya?"

Beomgyu menggidik bahu. "Tidak tahu, hanya penasaran saja."

Soobin memutar matanya jengah. Dasar anak aneh.

"Oh iya, akhir-akhir ini aku sering melihat hyung berkeliaran di fakultas Kimia. Hyung mau apa di sana?"

Si pemilik surai biru itu berdehem sebentar. "Hanya menemui teman lama." Katanya. Jelas sekali itu bohong.

"Benar, kah? Bukannya untuk mencari gadis cantik untuk di kencani?" Beomgyu menarik turunkan alisnya. Jelas mengoda Soobin yang malah kelabakan sendiri.

"Hyung, ka—"

"Kalau kau mau mengatakan hal yang tidak berguna, sebaiknya pergi dari hadapan ku." Tekan Soobin.

"Haha. Oke, oke. Kali ini pembahasan ku serius." Beomgyu menopang dagu, menatap kedepannya dan berkata, "Minggu depan hyung sibuk tidak?"

Soobin melirik Beomgyu sebentar kemudian kembali lagi ke layar ponselnya. "Tidak, kenapa?"

"Aku butuh bantuan."

Soobin menaruh ponselnya secara kasar, menatap Beomgyu dengan ekspresi kesalnya. "Sudah ku duga kau datang kepada ku ada maunya."

Beomgyu tertawa, "Jadi bagaimana? Mau membantu ku?"

"Apa yang harus ku bantu?"

Beomgyu sedikit menghapus jarak, kemudian berkata "Empat hari lagi penobatan ku sebagai pemimpin pack diadakan, ak—"

"Apa kau bilang?" Potong Soobin. Ia begitu kaget dengan perkataan Beomgyu barusan. "Penobatan? Tiba-tiba sekali."

Helaan nafas panjang pun lolos dari bibir Beomgyu. "Harusnya akhir bulan ini, tapi ayah ku malah memajukannya."

"Kenapa begitu?"

"Alasannya simpel. Sekalian merayakan ulang tahunnya."

Soobin mengangguk saja, bertanda ia paham. "Jadi apa yang harus ku bantu di hari penobatan mu?"

"Hyung bisa bantu bawa Haeri noona ke hari penobatan ku?"

Lantas kerutan di dahi yang lebih tua tercipta. "Untuk apa pula? Kau bisa mengundangnya secara resmi ke acara mu itu."

Don't LikeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang