•Aku gak suka perhatian kamu, jadi gak usah sok perhatian•
Kaisha Violla
•••
Kaisha baru saja keluar dari dalam UKS. Dia sudah melewatkan dua jam pelajaran pagi ini. Baginya, tidak mengikuti pelajaran sebentar saja sangat merugikan, apalagi sampai dua jam pelajaran. Kaisha mengalami kerugian yang sangat besar.
Tadi, Rafigar memang mengantarnya ke UKS. Raut wajahnya menyiratkan kekhawatiran, tapi Kaisha sama sekali tidak merasa geer kalau Rafigar sungguhan mengkhawatirkannya. Dia yakin, Rafigar tidak mau dirinya terluka hanya karena sang bunda yang memerintahkannya agar selalu menjaga Kaisha. Bundanya tidak mau Kaisha kenapa-napa.
Bukti nyatanya setelah Rafigar mengantarkan Kaisha ke UKS, cowo itu langsung pergi entah kemana, dia tidak mengatakan apapun pada Kaisha. Lagipula Kaisha juga tidak peduli Rafigar akan pergi kemana saja. Justru Kaisha selalu berdoa agar Rafigar bisa menghilang dari hidupnya.
Permasalahan yang ada dihidup Kaisha saat ini berasal dari Rafigar. Penyebab semua kekacauan di hidup Kaisha adalah Rafigar.
"Aku benci Kak Rafigar! Ya Tuhan, kenapa engkau mengirim manusia menyebalkan itu ke dalam hidupku? Sedari kecil aku sudah merancang indah masa remajaku, aku sama sekali tidak pernah berpikir masa remajaku akan hancur karena kakak kelas sialan itu—aww."
Tulang duduk Kaisha masih terasa sakit. Jemarinya memegangi bagian belakang. Kalian tau bukan ibu-ibu hamil saat sedang berjalan? Tangannya memegangi pinggang mereka, seperti itulah Kaisha. Bedanya Kaisha memegang bagian di bagian bawah pinggangnya—area tulang duduk.
"Ya Tuhan, nasib aku gini amat. Dapet musibah dari dua kakel nyebelin semua." Kaisha melangkah perlahan. Ia kembali mengingat kejadian yang beberapa saat lalu. Ayessa Briani—kakak kelas yang membuatnya harus berjalan layaknya ibu-ibu hamil.
Kalau saja tidak takut berdosa, Kaisha ingin sekali membalas perbuatan Ayessa saat ini juga. Dia akan mendorong bahu Ayessa seperti Ayessa mendorong bahunya tadi. Lantas dia juga akan menjambak ramut Ayessa, dia akan menampar dua pipi Ayessa juga.
Astagfirullahaladzim!
Kaisha ingat akan dosa. Dia tidak mau terkena karma karena balas dendam.
'Tenang Kaisha. Kamu perempuan baik hati, penyabar, sholehah.' Kaisha menghembuskan napas pelan. Semoga saja hembusan napasnya diikuti dengan berhembusnya amarah dalam benaknya.
"Kaisha!"
Kaisha mendengus. Lagi-lagi suara itu yang memanggilnya. Kenapa dia kembali muncul? Bukankah tadi dia pergi lama sekali? Astaga, Kaisha ingin sekali melakukan sihir agar dirinya bisa menghilang dari sini sekarang juga.
'Menghilanglah Kaisha, menghilang, menghilanggg.'
"Sorry, gue malah ninggalin lo sendirian di UKS. Tadi gue abis dari kantin, beli makanan buat lo." dia adalah Rafigar. Tanganya menyodorkan satu nasi bungkus dan sebotol air mineral.
Kaisha memutar bola matanya. Dia gagal menghilang. Tuhan tidak mengabulkan doanya. Baiklah, mau tidak mau dia harus kembali berhadapan dengan Rafigar.
"Aku kira kamu bolos kak."
"Gue gak bolos." jawab Rafigar singkat.
Kaisha hanya ber-oh pendek. Sebenarnya dia ingin bertanya, 'Kalau gak bolos kenapa ke kantin lama banget?' tapi tidak. Kaisha mengurungkan niatnya. Lebih baik dia mengatakan hal lain saja.
Tak berselang lama, Kaisha kembali membuka mulutnya, "Sebenarnya aku gak papa kok ditinggal juga. Malahan aku berharapnya kakak gak nyamperin aku sekarang dan gak akan dateng lagi nemuin aku sampe kapanpun." ucap Kaisha sarkas.
Wajahnya sama sekali tak melihat ke arah kakak kelasnya itu. Dia malas menatap wajah datar yang menyebalkan milik Rafigar Zulfikri.
"Demi bunda Kai, gue mohon lo mau berkorban demi bunda gue. Gue gak minta apapun dari lo kecuali turutin permintaan bunda gue. Sekali aja bisa gak sih lo bersikap baik sama gue? Gue kakak kelas lo, gue udah berusaha bersikap baik sama lo, lagipula sekarang kita pac—"
Kaisha memotong penuturan Rafigar dengan cepat, "Kita bukan pacar." tukasnya.
Tangan kiri Rafigar mengepal. Jikalau saja Kaisha adalah lelaki, mungkin saat ini juga sudah babak belur oleh tangan kekarnya itu.
Rafigar menghela napas. Dia berusaha mengontrol emosinya, bagaimanapun juga Kaisha adalah perempuan yang disukai oleh bundanya. Rafigar harus sebisa mungkin menjaga perempuan itu, dia tidak boleh gegabah untuk menyakitinya.
"Oke, kita bukan pacar. Sekarang terima makanan ini. Abis itu lo boleh pergi sebelum emosi gue memuncak."
"Aku punya uang sendiri buat beli makan kak. Sekali lagi aku bilang GAK PERLU SOK PERHATIAN!" Kaisha segera pergi dari hadapan Rafigar.
"Kai tunggu!"
Kaki Kaisha berhenti berjalan, dia menghentakkan kakinya ke lantai. "Apa lagi sih kak? Udahlah aku cape!" Kaisha berdecak sebal.
"Masih sakit?" mata Rafigar menatapi Kaisha. Terutama tangan Kaisha yang berada di belakang.
"Ya iyalah sakit!"
"Terima makanan ini biar gak sakit lagi." Rafigar kembali menyodorkan sebungkus nasi dan sebotol air mineral.
"Sebelumnya maaf ya kak, tolong pasang telinga kakak dengan baik dan benar. AKU GAK MAU MAKANAN DAN MINUM DARI KAKAK. GAK USAH SOK PERHATIAN JUGA KE AKU. AKU GAK BUTUH PERHATIAN KAKAK." tanpa memedulikan rasa sakitnya, Kaisha segera berlari sekuat tenaga meninggalkan Rafigar.
"Lo udah melanggar satu peraturan Kaisha Violla."
•••
Hai hai haiii, aku kambekkk👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋
Ada yang kangen gak? Ada yang baca cerita ini gak???
Ayo dong mana VOTE dan KOMENnya???? Yahh gak ada yang mau ngasih VOTE dan KOMEN...aku sedihhh huhuhu
KAMU SEDANG MEMBACA
About Feel
Подростковая литератураSemuanya berawal dari sebuah sandiwara 'Demi Bunda'. Berlanjut dengan 15 peraturan yang membuat gadis itu terkekang. Perlahan, rasa benci tumbuh subur di hati sang gadis. Namun, disisi lain, pria yang mengawali semua sandiwara ini terjerembab ke dal...