•Aku gak bego, mungkin aja kakak yang bego. Jadi jangan pernah maki aku dengan kata BEGO•
Kaisha Violla
•••
Padahal jadwal untuk menjenguk bunda Rena-bundanya Rafigar-masih ada dua hari lagi. Entah atas alasan apa tiba-tiba bunda Rena ingin bertemu dengan Kaisha. Lagipula hari sudah sore. Kaisha jadi cemas sekaligus curiga. Semoga tidak terjadi sesuatu pada bunda Rena dan semoga saja Rafigar tidak berbohong padanya.
Saat ini Kaisha sudah berada di dalam mobil Rafigar. Sedari tadi hanya keheningan yang menyelimuti mereka berdua. Jujur, Kaisha sangat tidak nyaman diposisi seperti ini. Ingin berbicara duluan, tapi dirinya merasa canggung.
"Ekhem." Rafigar berdeham. Manik matanya melirik ke arah Kaisha selama beberapa detik. Kemudian kembali menatap lurus ke jalanan di depan.
"Apa?"
"Banyak tugas gak?"
Mata Kaisha memicing, otaknya berputar mencoba mencerna pertanyaan dari Rafigar. Sejak kapan kakak kelasnya ini mulai kepo pada Kaisha? Apa pertanyaan barusan adalah sebuah perhatian? Mustahil.
Kaisha segera teringat pada peraturan nomor sembilan, 'Peraturan kesembilan, gak usah merasa geer kalo tiba-tiba gue bersikap baik ke lo. Gue bersikap kaya gitu juga karena bunda'. okey, Kaisha tidak boleh geer.
"Lo banyak tugas gak? Jawab!" Rafigar meninggikan nada bicaranya.
"Gak kok."
Beberapa detik setelah Kaisha menjawab pertanyaan Rafigar, laju mobilnya tiba-tiba memelan. Rafigar menepikan mobilnya di dekat penjual buah mangga di pinggir jalan. Kening Kaisha berkerut, dalam hati dia bertanya apa Rafigar ingin membeli buah mangga? Tapi Kaisha diam saja. Sama sekali tak berniat untuk menanyakannya.
Tepat di samping salah satu penjual mangga, mobil yang dikendarai Rafigar berhenti. Tangannya bergerak mengambil dompet di saku celana bagian kiri, kemudian mengeluarkan selembar uang seratus ribu rupiah.
"Kai, beli buah mangga sana. Tadi bunda nitip. Beli tiga kilo aja." selembar uang seratus ribu tersodor ke hadapan Kaisha yang sedang memalingkan wajahnya ke arah penjual buah mangga.
Kaisha menghela napas. Sudah ia duga, pasti dia yang akan disuruh untuk membelinya. Dengan malas Kaisha menoleh dan menerima selembar uang seratus ribu, lantas keluar dari mobil untuk membeli buah mangga.
"Pilih yang bagus buah mangganya. Kalo jelek nanti bunda gak mau makan."
"Iya kak."
'Ribet banget sih astagfirullah'
Kalau saja bukan karena bunda Rena, Kaisha 'Ogah banget' menuruti permintaan Rafigar. Bagi Kaisha, bunda Rena sudah seperti bundanya sendiri, maka dari itu Kaisha selalu patuh pada bunda Rena dan selalu menuruti apapun yang beliau minta. Termasuk permintaan untuk berpacaran dengan Rafigar.
"Buah mangga tiga kilo pak."
"Mau milih sendiri apa saya yang pilihkan mba?"
Kaisha malas untuk memilih satu-persatu mangga yang akan dia beli. Walaupun Rafigar sudah menyuruhnya agar memilih mangga yang bagus, tetap saja dia tidak mau. Sudah sedari dulu Kaisha anti sekali memilih sendiri buah atau sayur yang akan dibeli.
"Bapak yang pilihkan. Yang bagus-bagus pak, soalnya kalo jelek, bunda saya gak mau makan buah mangganya." Kaisha menyerahkan urusan memilih mangga pada penjualnya, biar tidak ribet.
"Siap mba. Eh, tapi kok mbanya gak ada senyum-senyumnya sama sekali? Nih ya mba, kalo beli buah mangga saya tuh harus sambil senyum, biar nanti waktu saya milih buah mangganya dapet yang bagus dan manis. Apalagi mbanya ini cantik, coba deh senyum, beuhhh pasti nanti bakal dapet buah mangganya yang sama manis dan cantiknya kaya mba." apa ini? Bapak penjual buah mangga menggoda Kaisha? Dia sama sekali tidak tertarik akan gombalan garing itu. Apalagi yang menggodanya seorang bapak-bapak.
"Saya mau beli mangga pak, tiga kilo. Bukan mau digombalin!" ucap Kaisha sarkas.
"Aduh, mbanya galak euy. Nanti dapet mangganya yang kecut loh." Bapak penjual mangga tertawa renyah. Kerjaanya memang selalu menggoda pelanggannya yang masih muda. Dasar bapak-bapak buaya!
"Saya mau beli mangga pak." Kaisha mengulang ucapannya lembut.
Bapak penjual buah mangga tertawa pelan melihat ekspresi kesal pelangganya ini. Seakan belum puas menggoda Kaisha, dia kembali melancarkan aksinya. "Senyum dulu mba, nanti saya pilihkan yang bagus-bagus dan manis. Saya janji, kalo mbanya senyum, saya kasih diskon juga, gimana mba? Mantap sekali itu." jempol bapak penjual mangga teracung ke atas.
Mulai jengah dengan sikap si penjual buah, Kaisha menatapnya dengan sangat tajam. "Niat jualan atau gombal Pak?"
"Eh, mbanya malah marah. Atuh saya teh kan cuma minta mbanya senyum. Memang salah? Lagian wajah mba cantik begitu. Apalagi kalo senyum, beuhhhh, cantik pisan pas-"
"Saya gak suka ya bapak kaya gitu. Tujuanya bapak jualan atau bukan? Saya disini mau beli buah mangga bapak, bapak gak mau dapet rezeki memangnya?" emosi Kaisha tersulut. Sungguh, dia kesal sekali.
"Santai mba. Saya teh cuma gombal aja atuh mba, jangan mar-"
"Kai, gausah beli mangga disini. Sekarang lo masuk mobil." tiba-tiba Rafigar menarik lengan Kaisha untuk menjauh dari penjual buah mangga. Dengan tatapan datarnya Rafigar menatap si bapak penjual buah yang terbungkam melihat kedatangannya.
Sebelum Rafigar kembali kedalam mobil, dia mengatakan sesuatu pada bapak penjual buah mangga. "Inget istri sama anak di rumah pak. Mereka lagi nungguin bapak pulang cari nafkah. Jadi gak usah godain pembeli lagi ya." lembut namun menusuk. Begitulah yang dirasakan bapak penjual buah mangga usai mendengar penuturan dari Rafigar.
"I...ii...iy...iya...m...mass..."
Dalam hati Kaisha mengucapkan syukur. Untung saja Rafigar segera keluar dari mobil, kalau tidak, pasti dia sedang berdebat hebat dengan bapak penjual buah mangga tukang gombal yang menyebalkan.
"Lo diapain?" Rafigar sudah kembali duduk dikuris kemudi. Wajahnya menoleh sejenak ke arah Kaisha.
"Hah? Emang diapain kak?" wajah Kaisha cengo. Seperti orang yang bingung.
"Ya lo diapain sama penjual buah mangga itu bego?!"
Ini nih yang membuat Kaisha bertambah sebal pada Rafigar. Kalau Kaisha tidak paham akan pertanyaan yang diajukan olehnya pasti dia akan memaki Kaisha.
"Aku gak diapa-apain. Aku juga gak bego." jawab Kaisha.
'Kamu yang bego kak Rafigar bukan aku'
•••
Assalamualaikummmmm semuaa, aku update. Ada yang seneng gak? Ada yang nungguin gak?
Mana VOTE dan KOMENnya? Kok gak ada sih😭
Ihhh aku keselllllPokoknya harus VOTE dan KOMEN
VOTE
KOMEN
VOTE
KOMEN
Aku bakal update lagi kalo readersnya udah 50😴
KAMU SEDANG MEMBACA
About Feel
أدب المراهقينSemuanya berawal dari sebuah sandiwara 'Demi Bunda'. Berlanjut dengan 15 peraturan yang membuat gadis itu terkekang. Perlahan, rasa benci tumbuh subur di hati sang gadis. Namun, disisi lain, pria yang mengawali semua sandiwara ini terjerembab ke dal...