Bite

284 48 13
                                    

Memeluk Aera membawa ketenangan bagi Taehyung. Namun kekhawatiran mulai melandanya, seakan takut bahwa ia nanti tidak bisa memeluk Aera seperti ini lagi. Taehyung menarik napas dalam, menggenggam erat tangan Aera, lalu menariknya keluar dari selimut agar dapat melihat tangannya dan Aera yang saling menggenggam.

Juga disana, Taehyung melihat cincin emas putih di jari manis mereka. Membuat Taehyung tersenyum bahagia.

Ia telah menikahi Aera sebelum mereka kembali dan akan menghadapi semuanya. Ya, katakan Taehyung gila sebab berani mengambil keputusan sebesar ini. Tapi fakta yang lebih penting sekarang Aera adalah miliknya.

Acara pernikahannya dilangsungkan tadi pagi. Hanya ada dirinya, Aera dan pendeta. Mungkin saat ini, Taehyung berusaha keras untuk menyusun rencana. Bertemu keluarganya dan nenek. Pasti akan ada banyak kemarahan yang datang.

Pun di dalam pelukannya, sejak tadi Aera hanya diam. Tak ada sepatah kata yang keluar dari bibir wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya. Taehyung mengerti, Aera takut sama sepertinya. Hanya saja Taehyung tak menunjukkan itu, ia tidak mau Aera semakin memikirkan hal buruk.

"Tidak ada yang boleh menyakitimu. Aku yang akan menghadapi keluargaku, Aera. Kita sudah resmi menikah. Jangan khawatirkan apapun lagi." bisik Taehyung dengan membubuhkan kecupan di kepala Aera.

Diluar sedang turun hujan. Padahal hari ini Taehyung berencana ingin mengajak Aera berjalan-jalan. Menghibur Aera yang belum menghilangkan keresahan hatinya itu. Taehyung tersenyum begitu Aera mengeratkan pelukannya. Seolah berlindung pada Taehyung dari segala takut yang ia rasa.

"Bagaimana kalau kita menonton film saja?" bujuk Taehyung, akhirnya mampu menarik perhatian Aera. Wanita itu mendongak menatapnya. "Tapi aku lapar." kata Aera tampak seperti anak kecil yang polos. Taehyung terkekeh mengelus rambut Aera dengan gemas.

Secara perlahan, Taehyung membantu Aera duduk. Entah mengapa, Aera berubah manja. Hal itu sukses membuat Taehyung gemas. Daripada terus memikirkan hal buruk yang akan terjadi, Taehyung lebih baik fokus dengan awal kehidupan barunya. Membahagiakan Aera.

Sebelum itu, Taehyung terlebih dulu bangun dari atas kasur. Dan kedua tangannya menggenggam tangan Aera untuk kemudian di tarik pelan. "Astaga, istriku manja sekali." terselip senyuman menggoda setelahnya. "Mau makan apa?" tanya Taehyung lembut.

"Aku mau buah apel."

Jawaban Aera mengundang desiran aneh pada Taehyung. Pria itu menggaruk kepala belakangnya. "Makan nasi dulu ya? Dari pagi kau belum makan nasi." seperti ada sesuatu yang aneh setiap kali melihat atau mendengar kata 'apel'. Taehyung selalu mengingat insiden hukumannya tempo hari.

Aera mengangguk, agaknya malam ini Aera irit bicara? Taehyung yang merasa Aera mendadak pendiam, menuntunnya ke ruang bersantai. Terdapat sofa panjang yang nyaman disana. Samar pun terdengar suara rintik hujan yang membangkitkan suasana sejuk.

"Aera?" suara Taehyung cukup tegas, tapi masih tetap terdengar lembut. "Dengar, semua pasti baik-baik saja. Aku berjanji." Taehyung menangkup kedua pipi Aera, raut wajah Aera menandakan bahwa ia masih resah.

Kedua tangan itu mendekap Taehyung erat. Dengan dekapan dari Aera pun Taehyung begitu memahami, apa yang sekarang mengganggu pikiran Aera. Taehyung tak berkata apa-apa lagi, selain menepuk pelan punggung Aera, menenangkannya. "Jangan tinggalkan aku." lirih Aera, nyaris tak terdengar.

EGONOIA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang