Sebelumnya, Author mau minta maaf, mungkin cerita ini terlalu membosankan, sekali lagi bener² minta maaf buat semuanya, kedepannya mungkin saya akan lebih baik.
Satu hal lagi, chap ini akan lebih pendek dari biasanya, dan ini hanya sebagai penjelas beberapa hal yang ada.𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆
&
𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀Kang Seulgi, mungkin terlihat seperti orang pada umumnya, namun dibalik semua itu, banyak cerita yang mungkin belum banyak orang tau tentangnya..
Sejak bayi, seulgi telah diasuh disebuah panti asuhan, entah siapa orang tuanya, tidak ada yang tau itu, hanya saja dia ditemukan tergeletak begitu saja didepan halaman panti tersebut dengan hanya beralaskan kain tipis ditubuh mungilnya.
Awalnya, ibu panti mengira seulgi adalah anak laki², namun seiring dengan semakin tumbuh seulgi, semuanya terasa aneh, seulgi tumbuh seperti anak perempuan lainnya.. namun dia sangat istimewa.. Seulgi tidak bersekolah, karena kondisi panti tersebut tidak begitu baik dalam hal keuangan, bahkan sejak usia 7 tahun, seulgi sudah membantu berjualan koran di jalanan, sampai suatu hari, dia bertemu seorang anak seusianya yang tengah dibully.. seulgi berusaha membantunya dan memukuli anak² nakal tersebut sampai mereka kabur ketakutan.
"Kamu tidak apa?" Seulgi berusaha jongkok untuk melihat keadaan anak tersebut.
"Hiks.. nee, terima kasih" anak tersebut berusaha mengusap air matanya.
"Uhm.. kamu sendirian?"
"Aku sedang menunggu appa menjemputku"
"Oh.. uhm.. aku seulgi.. kamu siapa?"
"Seungwan"
"Senang berkenalan denganmu seungwan" seulgi tersenyum sambil menarik tangan anak itu untuk berdiri dan membantunya merapikan tas sekolahnya. Seulgi menatap dan memegang buku² sekolah tersebut membuat seungwan aka Wendy melihatnya bingung.
"Kamu mau buku?"
"Mmm.. buku? Bolehkah?"
"Tentu saja, aku memiliki banyak dirumah"
"Tapi... Aku tidak bisa membaca dan menulis"
"Mwo?! Jinjja?! Kamu tidak sekolah?"
"Aku tidak sekolah, aku harus membantu ibu panti menghasilkan uang"
"Ah.. bagaimana jika aku ajarkan kamu menulis dan membaca mulai besok, temui aku ditaman depan sana setiap jam segini, setuju?"
"Serius?"
"Nee"
"Terima kasih seungwan, aku mau"
"Okay, mulai sekarang kita teman"
Keduanya tersenyum dan tertawa,
Itulah awal mula pertemuan seulgi dan sahabatnya yang sudah seperti saudara itu bertemu, sejak saat itu, setiap hari wendy selalu mengajari seulgi dan sebaliknya, seulgi selalu menjaga wendy dari anak2 usil. Sampai usia mereka 12 tahun, akhirnya ayah dari wendy membeli panti tersebut dan membuatnya menjadi tempat yang layak, serta seulgi yang diperintahkan untuk tinggal bersama dengan wendy karena tuan Shon sangat mempercayai seulgi untuk menjaga anak tunggalnya tersebut sampai dengan saat ini. Usia mereka menginjak 20 tahun. Walaupun begitu, seulgi tidak ingin selalu merepotkan mereka, dia tetap bekerja agar tetap mandiri.-||-
"Seul, kenapa kamu terus tersenyum begitu sejak kita pulang dari pertemuan tadi" wendy begitu kebingungan dengan tingkah seulgi, bukankah seharusnya beruang tersebut sedih? Tapi ini justru kebalikannya.
"Memangnya kenapa? Mau melihatku terus bersedih?"
"Anni, bukan begitu, hanya aneh saja"
"Harusnya kamu ikut senang, bukan menganggapku aneh wan"
"Sepertinya kita harus ke rumah sakit jiwa seul, periksa keadaanmu" wendy menahan tawa sembari melihat seulgi yang mulai kesal
"Yak! Kau pikir aku gila, dasar sialan kau wan"
"Kau memang sudah gila, makanya jangan terlalu bucin , pas ditinggal jadi gila gini"
"Yak seungwan, kemari kau.. " seulgi melempar bantal kursi kearah wendy yang berada dekat pintu dengan terus tertawa mengejeknya lalu pergi keluar.
.
"Ada apa baru datang senyum²?" Irene tampak memperhatikan adiknya yang baru pulang dengan sikap yang tidak biasanya, membuat dia curiga.
"Emm... Aku hanya sedang bahagia unnie, bagaimana keadaanmu? Sudah baikan?"
"Kurasa begitu"
"Syukurlah, aku masuk kamar dulu"
"Hmm.. aku juga harus keluar sebentar"
"Mau kemana? Keadaan unnie belum sehat"
"Bukan urusanmu"
Begitulah sikap kedua saudara tersebut, kadang mereka baik, kadang bertengkar, marahan,dan lainnya, tidak dapat ditebak. Walaupun mereka saudara, sifatnya justru sangat berbeda. Tidak ada miripnya, selain keduanya sama² memiliki wajah yang sangat cantik dan kekayaan yang melimpah.
-||-
Apotek
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya petugas apotek ramah pada irene yang terlihat bingung.
"Emm.. itu.. emm... Bisakah... Aish uhm.."
"Iya nona? Anda perlu obat apa? Biar saya carikan"
"Emm.. begini.. uhm.. itu.. anu.." irene terlihat sangat gugup dan dia melihat² sekitar lalu mulai berbisik pada petugas tersebut.
"Oh itu, tunggu sebentar"
Petugas tersebut pergi dan menyisakan irene seorang yang tengah menunggu dengan sedikit gelisah,
"Irene?" Seseorang tiba² saja memanggil irene dan menghampirinya.
"Oh.. ehm.. kamu"
"Ah kebetulan sekali, kita bertemu lagi"
"Oh iya"
"Beli obat? Kamu sakit?"
"Iya, hanya kurang vit"
"Oh.. hmm.. boleh minta nomormu?"
"Mwo?"
"Nomor ponselmu"
"Ah itu..."
"Nona.. ini obatnya" petugas apotek itu kembali dengan membawa beberapa obat.
"Oh iya terima kasih, ini uangnya" irene dengan cepat mengambil obat tersebut dan langsung membayarnya, kemudian pergi meninggalkan orang yang tadi mengajaknya mengobrol.
🐻🐰
Chap depan diusahakan lebih baik lagi, jangan lupa sarannya guys.
Mohon doanya juga untuk kesembuhan author 🥺❤️💛