•Eighteen•

1.4K 193 52
                                    

"Kang Seulgi, apa yang kau lakukan disini?" Wendy memaksa masuk kedalam dibarengi joy, Sedangkan seulgi ikut terdorong masuk lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kang Seulgi, apa yang kau lakukan disini?"
Wendy memaksa masuk kedalam dibarengi joy, Sedangkan seulgi ikut terdorong masuk lagi.

Wendy melihat irene yang terisak, dia kemudian menatap marah pada seulgi lagi, sementara joy kini memeluk irene.

Buaghh!

Lagi² wendy memukul seulgi dengan keras sampai sudut bibirnya berdarah, seulgi yang terhuyung kebelakang hanya bisa berdecak sembari mengusap darah dibibirnya.

"Yak kang seulgi! Apa lagi yang kau lakukan pada irene!" Marah wendy langsung menerjang tubuh seulgi dan terus memukulnya sementara seulgi hanya terdiam menatapnya dingin.

"Hentikan wendy, jangan memukulnya lagi, biarkan dia" teriak irene sambil menangis, namun wendy tidak menghiraukan, dia terus memukuli wajah seulgi dengan membabi buta sampai seulgi tidak sadarkan diri.
Joy yang melihat hal tersebut, bergerak untuk menarik tubuh kekasihnya dan menjauhkan dari seulgi.

"Cukup wannie, kau tidak perlu mengotori tanganmu untuk ini" ucap joy menenangkan dan berhasil membuat Wendy diam menatap seulgi yang tak berdaya.

***

Jisoo berlari kencang dengan wajah cemas setelah sebelumnya menerima telpon dari rumah sakit mengenai seulgi, dia berusaha masuk kedalam ruangan dimana kekasihnya tersebut berada.

"Seulgi-ya" jisoo langsung mendekati seulgi yang wajahnya terbalut perban
"Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan hal ini?" Tanya jisoo

"Tidak apa², aku baik² saja jisoo-ya" jawab seulgi dengan meringis.

"Apanya yang tidak apa², kau babak belur begini! Aku tidak bisa diam, katakan!" Marah jisoo yang membuat seulgi pasrah.

.

Brak!

Jisoo memasuki ruangan dimana irene berada, dia melihat irene yang tengah terbaring, sementara wendy dan joy tengah duduk.

Plak!

Jisoo menampar pipi wendy dan sukses membuat irene serta joy kaget.

"Jisoo!" Irene teriak terhadap jisoo yang melihatnya dengan marah.

"Apa? Kau mau membelanya? Dia hampir membunuh kekasihku!" Marah jisoo yang kembali menatap wendy, namun wendy hanya menyeringai menatap jisoo dengan senyuman meremehkan.

"Masih baik aku tidak membunuhnya" ucap dingin wendy.

"Yak kau!" Jisoo kembali akan menampar wendy, namun kali ini berhasil ditepis oleh joy.

"Berhenti menampar kekasihku!" Joy menatap jisoo dengan datar.

"Oh jadi ini kekasihmu, pantas saja kalian semua bersekongkol dengan irene unnie"

"Jisoo-ya, jaga ucapanmu" irene berusaha membuat jisoo untuk tenang.

"Apa urusanmu, jangan bersikap sok baik padaku" jawab jisoo

"Irene, jangan baik padanya, dia ini wanita ular. Picik licik" ucap wendy menatap jisoo yang melotot padanya.

"Apa kau bilang!"

"Jisoo" panggil seseorang yang memasuki ruangan tersebut membuat semuanya melihat kearah suara tersebut.

"Seulgi-ya" ucap jisoo

"Sudah kukatakan jangan kesini" ucap seulgi menatap jisoo

"Aku hanya ingin memberinya peringatan"

"Sudahlah, ayo kita pulang"

"Omo omo.. so sweet sekali" kini wendy ikut bicara lagi

"Kita sudah tidak ada urusan seungwan, dan 1 lagi, aku sudah keluar dari rumahmu dan dari pekerjaanku, jadi kita tidak perlu saling mengusik lagi" jelas seulgi dengan nada dingin

"Wah, kau melakukan semua itu demi dia?" Jawab wendy menatap seulgi tak percaya.

"Tentu saja, aku kekasihnya, dia akan selalu memilihku dan dipihakku, benar bukan, sayang?" Sombong jisoo dengan menyeringai.

"Tentu"

"Kau dengar?"

"Menjijikan" sindir wendy

"Kau bilang apa?"

"Sudah hentikan, kalian berdua pergilah" joy berusaha agar wendy tidak emosi lagi dan seulgi menarik tubuh jisoo pergi

"Awas kau wendy, urusan kita belum selesai" ucap jisoi sebelum pergi.

"Eonnie gwenchana?" Tanya joy oada irene yang melamun.

"Ah tentu saja" jawab irene dengan sedikit senyum.

Wendy yang melihat hal tersebut jelas tau bahwa itu hanya senyuman palsu, dia memijat keningnya berusaha agar tidak emosi lagi.

"Irene, jaga kondisimu dengan baik, jangan sampai stress dan banyak pikiran, aku tidak mau nanti bayimu kenapa²" ucap wendy mencoba menenangkan irene.

"Nee gomawo wendy, joy"

***

"Seulgi-ya, mulai sekarang kau tinggal denganku, kau bisa pakai kamar yang pernah dipakai irene unnie sebelumnya" ucap jisoo

"Nee gomawo jisoo-ya"

"Eumm seulgi-ya"

"Nee?"

"Aku masih tidak percaya kau itu bisa buat wanita hamil"

"Waeyo? Bukankah aku sudah perlihatkan buktinya?"

"Iya, tapi jika hanya sebuah catatan medismu, itu rasanya aku masih kurang percaya"

"Lalu apa yang bisa membuatmu percaya?"

"Melihatnya langsung"

"Ah.. itu.. emm.. aku belum bisa"

"Waeyo? Aku kekasihmu, bukankah itu sudah wajar?"

"Anni, itu.. aku harus menikahimu dulu untuk hal itu"

"Hmm.. arra"

"Kau kecewa?"

"Sedikit"

"Aigo, kekasihku sangat imut"

"Berhenti mengatakan itu, memalukan, cepat masuk kamarmu dan istirahatlah, aku harus pergi, ada urusan yang belum selesai"

"Arraseo, jaga dirimu"

"Hmm..nee"

Jisoo kembali pergi, sedangkan seulgi memasuki kamar barunya.

***

"Kau menemukan sesuatu yang menarik?"

"Tentu, lihatlah"

"Wah, bukankah ini bisa jadi bukti?"

"Tentu saja"

"Aigo, sangat tidak disangka"

"Ini benar2 membuatku marah"

"Tenanglah, kita hanya perlu mencari waktu yang tepat untuk menghancurkannya bukan?"

"Aku tidak sabar untuk itu"

"Dimana dia saat ini?"

"Entahlah, belum ada laporan"

"Hmm, baiklah"

🐰🐻


S

iapa yg suka double2 😁😁

See u guys!

UNCOVER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang