"Put, ke aula yuk?" Tanya Mira, kebetulan mereka berdua baru dari kantin yang niatnya ingin langsung ke masjid karena ada program halaqah acara UKM yang bernama JQH.
Putri yang melihat banyaknya orang berlalu lalang di depan aula menjadi ragu, karena sebenarnya Putri kurang suka dengan kebisingan.
"Hm," ucap Putri dengan nada ragu-ragu.
"Kenapa? Gasuka ya karena ramai?" Mira sudah tahu sahabatnya itu kurang menyukai situasi yang ramai, "daripada nanti di samperin kak Nizam lagi tuh?" Mira menunjuk laki-laki di seberang sana yang terlihat sedang mencari-cari seseorang.
"Aduh, gawat!" Kata Putri, matanya membesar melihat Nizam, ia menggigit bibir bawahnya.
"Gimana jadinya?" Mira menaik turunkan kedua alisnya, dan menunjuk arah aula menggunakan matanya, seperti merayu Putri.
"Hftt. Yaudah deh, yuk ke aula aja," jawab Putri pasrah. Baginya, lebih baik berada dalam kebisingan daripada harus dihadapkan dengan laki-laki yang bernama Nizam itu.
Nama lengkapnya Nizam Ghazali, kakak tingkat Putri di jurusan Sastra Arab. Mereka berkenalan karena satu UKM yang bernama Jam'iyyatul Qurra' Wal Huffazh yang ada di kampus, organisasi para penghafal dan pelantun Alquran yang sering mengadakan program halaqah.
Setiap ada program halaqah, Nizam memang selalu mencari Putri untuk ke masjid bersama, tapi selalu Putri tolak karena risih. Iya lah risih banget.
Walau berpenampilan agamis, Putri tidak menyukainya. Bagi Putri, sikap Nizam tidak ada bedanya dengan laki-laki genit yang selama ini banyak ia jumpai. Terlalu agresif.
Putri mengambil ponselnya, mengabari Mawar.
Putri H
Dimana kamu?Mawar Cantiqu🤍
Udah di masjid, kamu ga kesini? Tiga puluh menit lagi mulai loh halaqahnya.Putri H
Aku sama Mira ke aula dulu ya, Mira pengen liat siapa yang keterima jadi ketua BEMMawar Cantiqu🤍
Oh yaudah, aku tunggu ya :)Beberapa kali badan mungilnya itu tertabrak oleh banyak orang, "Aduh." Keadaan ini menyulitkan Putri untuk mengirim pesan ke Mawar.
Orang-orang sangat antusias dengan adanya pemilihan ketua BEM, hingga luar aula pun sudah sangat ramai.
BRUKK.
Ponsel Putri terjatuh.
"Eh, ya Allah," ujar Mira segera mengambil ponsel Putri. Namun saat mengambil ponsel, ternyata keduluan Nizam. Laki-laki itu mendadak berada di hadapan mereka berdua. Pandangan laki-laki itu membuat Mira dan Putri seperti tersambat halilintar.
"Nih," Nizam memberikan ponsel Putri dengan senyumannya.
Putri tersentak, ia mengambil ponselnya dengan jarinya yang gemetar, "makasih kak," dan langsung menarik Mira. Aula sudah tepat di depan mata mereka.
Sampainya dalam Aula, Putri segera mencari-cari Nizam di belakang, namun tidak ada terlihat karena saking banyaknya orang, "Alhamdulillah," ujarnya lega.
Lalu banyak suara teriakan dari orang-orang,
"Selamat!"
"Maa syaa allah!"Dan suara bisikan-bisikan,
"Keren banget."
"Itu yang kepilih yang kanan? tinggi deh."
"Biasa aja."
"Cakep tau."
"Alhamdulillah yang terpilih dari anak jurusan Ilmu Komunikasi."
![](https://img.wattpad.com/cover/242320856-288-k416979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra sang Pemilik Rindu [TERBIT] ✔️
EspiritualSiapakah sosok Putra yang sebenarnya? Apa rahasia dibaliknya? Ia bahkan mampu membuat wanita shalehah yang bernama Putri berkata di sepertiga malamnya "semoga kak Putra baik-baik saja disana, seperti doa yang selalu aku panjatkan setiap saat kepada...