Drett drett..
Mawar Cantiqu 🤍 is calling you..
"Maaf sebentar ya Mir, Mawar nelfon,"
Mira mengiyakan.
"Assalamualaikum, halo kenapa war?"
"Masjid an-nur? Dimana itu?"
"Oh masjid yang di seberang kampus ya?"
"Insyaallah bisa, aku otw sekarang ya"
Tuut..
"Mira, aku mau ke masjid An-Nur, Mawar lagi jadi panitia baksos, dia minta bantuan kesana karena qodarullah katanya ustadzahku waktu SMA ada disitu juga."
"Oh maaf ya aku ga ikut, aku mau ada urusan. Dadah Putri sayang! Hati-hati ya malaikat ku," ujar Mira sambil memainkan pipi Putri yang kemerah-merahan itu, seperti namanya Humaira.
***
Putri jalan menuju Masjid yang berada di seberang Masjid kampus, namanya Masjid An-anur. Ini pertama kalinya Putri mengunjungi Masjid An-Nur, ia sangat antusias, terlihat dari ekspresinya yang sejak berangkat dari kampus sudah senyum-senyum sendiri.
Putri memasukki Masjid, perasaannya begitu nyaman. Apalagi, Masjid ini aktif melantunkan murottal qur'an. Beda dengan masjid yang ada dikampus, sepi.
Putri menyimak lantunannya, kali ini lantunan suaranya mampu membawa Putri ke arti ayat tersebut.
Terlebih Putri sangat menyukai suara pelantunnya, suara yang lembut. Suara yang sederhana, tapi mampu membawa Putri jauh menyelami arti ayat tersebut.
Hingga ia rekam suara tersebut, agar bisa di dengarkan berulang-ulang.
Drett drett..
Mawar Cantiqu 🤍 is calling you..
"Halo Assalamualaikum, Kamu dimana?"
"Aku gak sama Mira, dia lagi ada urusan."
"Oh ada di belakang masjid, iya aku kesana, aku udah di dalam masjid nih."
Putri jalan menuju luar masjid, tapi sekilas ia melihat Putra yang baru masuk masjid di shaf laki-laki. Putri memantapkan lagi pandangannya, namun pemandangan itu sudah hilang.
Ah, pasti salah lihat, batinnya. Lalu ia jalan keluar masjid.
Putri melihat Mawar yang sedang kelihatan mengangkat beras untuk dibagikkan untuk warga sekitar langsung turun membantunya tanpa basa-basi.
"Eh gausah, biar aku aja," kata Mawar yang menarik berasnya.
"Gapapa biar aku aja, kamu kan dari tadi udah cape angkat berat-berat." ujar Putri yang disetujui Mawar.
Akhirnya Putri bantu mengangkat beras yang tidak terlalu berat itu.
Setelah selesai semua terangkat, terdengar suara menyapa Putri, "Assalamualaikum, Putri. Masyaallah akhirnya kita ketemu disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra sang Pemilik Rindu [TERBIT] ✔️
SpiritualitéSiapakah sosok Putra yang sebenarnya? Apa rahasia dibaliknya? Ia bahkan mampu membuat wanita shalehah yang bernama Putri berkata di sepertiga malamnya "semoga kak Putra baik-baik saja disana, seperti doa yang selalu aku panjatkan setiap saat kepada...