Ch. 5- Taehyung

101 16 1
                                    

Tuhan, ampunilah dosa-dosaku. Namjoo memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya sebelum mulai menenggelamkan diri dalam pekerjaan yang menumpuk pada meja kubikelnya

"Iya, aku juga tidak mengira," suara berbisik dua rekan yang lewat disebelahnya menarik perhatian Namjoo

"Rasanya seperti bukan Mr. Kim" Mendengar nama lelaki itu disebut mau tak mau Namjoo menajamkan telinganya, mendengarkan.

"Tadi kami serombongan habis sarapan berpapasan dengan Mr. Kim, kami hanya menunduk karena bisaanya Bos besar itu hanya melirik dari sudut matanya, mengangguk selama sedetik lalu pergi dengan acuh tak acuh," Wanita itu menghembuskan napas takjub.

"tapi tadi— astaga! Mr. Kim bahkan berhenti, tersenyum ramah dan menanyakan kabar kita semua," suaranya terpekik hampir histeris

"Dan senyumnya yang sangat jarang itu—bukannya menjawab semuanya malah terpesona dengan mulut menganga, ada yang mencoba menjawab tp yang keluar hanya suara tercekik," lanjutnya menggebu-gebu

"Mr. Kim sama sekali tidak merasa terganggu dengan sikap konyol kami. Dia malah tertawa geli dan melambaikan tangan ramah sebelum pergi, benar benar anugerah tak terlupakan! Menurutmu.........."

Namjoo beranjak berdiri ke kamar mandi, tak tahan mendengarkan pemujaan pemujaan terhadap laki-laki itu, Tapi tetap saja dia ikut bertanya tanya, Namjoo terpekur di depan pintu kamar mandi.

Dia berpikir mengenai perubahan sikap Taehyung dikantor, bosnya itu memang selalu memasang wajah dingin, ketus dan jarang bicara, banyak wanita di sini yang takut sekaligus memujanya karena sikapnya itu— tapi kenapa dia berubah ramah?

"Memikirkanku?"

Suara yang diucapkan dengan pelan dan lembut itu membuat Namjoo membalikkan tubuhnya mendadak dengan terlonjak kaget dan hampir menabrak orang yang berdiri dibelakangnya, Matanya langsung bertatapan dengan mata hitam yang tajam, obyek pikirannya.

Dan kenapa si bos ada di sini? Di lorong menuju kamar mandi lantai 3 padahal dia punya kamar mandi sendiri di ruangannya?

Tanpa sadar Namjoo mengucapkan pertanyaannya keras-keras, Taehyung tertawa, "Aku sedang menemui kepala personalia di lantai yang sama, tiba tiba ingin ke toilet, tidak bolehkah?," suaranya makin melembut, lalu matanya berubah tajam.

Dan Namjoo mengenali tatapan itu, tatapan kalau—
"Damn! Aku sudah amat sangat merindukanmu!"

Dengan cepat Taehyung meraih Namjoo,lalu menciumnya, dengan gairah menggebu-gebu seolah-olah sudah lama tidak berciuman, padahal baru tadi pagi mereka.....

Suara percakapan yang sayup-sayup mendekat membuat Namjoo terperanjat,dengan secepat kilat didorongnya Taehyung dan dia setengah berlari masuk ke toilet perempuan.

Didengarnya suara Taehyung dengan ramah membalas sapaan orang-orang yang baru datang ke toliet, Suaranya terdengar bisaa saja bahkan sedikit kegembiraan kecil terselip di sana.

Apakah lelaki itu geli atas sikapnya?

Sialan dia ! Tak sadarkah dia kalau menyergapnya seperti itu di toilet kantor benar-benar tindakan nekat? Jantungnya masih berdentam-dentam dengan kuatnya seakan ingin meloncat dari tempatnya

Tapi

Namjoo mengernyit, apakah jantungnya berdetak keras karena ketakutan ataukah karena ciuman spontan yang tidak diduganya itu?

Potongan Narasi dari Cerita Milik Santhy Agatha— A romantic story about Serena.

Namjoo-YaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang