Leaning On You- 1

100 17 2
                                    

Taehyung tidak pernah seputus asa ini. Ketika mimpi yang ia kejar malah membuat petaka.

Balapan dengan mobil berkecepatan tinggi di arena Sirkuit balap itu ia lokoni, malah membuatnya tak bisa lagi mengendalikan diri.

Kata dokter kemungkinan Taehyung akan berjalan lagi adalah fifty-fifty. Maka dengan itu duduk pada kursi roda sebuah kafe di paris kala itu terasa berbeda.

Paris itu indah

tiap kali Taehyung berkunjung disela sela jadwalnya saat Turnamen kejuaraan.

Memakan Affogato. Menaiki kapal di sungai seine atau hanya sekedar meminum wine dengan rekan rekannya.

"bunda sudah mengatur jadwal control mu. Mulai besok dokter orthopedic dan Terapis khusus sendiri yang akan membimbing kamu"

Taehyung mengangguk paham atas maksud sang bunda. Serentetan rangkaian agar ia bisa jalan sudah didepan mata padahal dua bulan yang lalu masih baik baik saja dirinya di korea.

ya itu sebelum kecelakaan.

"nu, mau pulang sekarang"

Sebenaranya Taehyung enggan pulang, masih mau menikmati mentari terbenam dengan bias senja yang menawan. Tapi tatapan dari orang orang karena ia memakai kursi roda membuatnya lama lama jengah juga. Maka satu keputusan.

"iya bun, pulang aja"

Dengan serangkaian jadwal pemeriksaan mulai dari tonus, kekuatan, pola sinergis, reflex otot dan lainnnya ada didepan mata Taehyung sekarang.

Maka yang Taehyung mulai melakukan Pemeriksaan motorik yang akan dibantu terapis guna mengetahui ada atau tidaknya gangguan motorik saat dirinya melakukan aktifitas.

"Hai. Selamat Siang Saya Namjoo Kim. Dokter Dupont adalah pimpinan orthopedi. Saya terapis yang akan mebimbing Tuan"

Ah Taehyung paham.

Namjoo itu membungkuk hormat pada Taehyung. Taehyung sendiri hanya diam tidak bergeming. Ia dalam keadaan telentang. Separuh badannya tak bisa digerakkan.

"Baik. Tuan Taehyung Beberapa pemeriksaan dan jadwal anda akan saya tangani dan dipandu oleh saya sendiri. Untuk tahap awalnya kita lakukan tes refleks ya—"

Taehyung mengangguk pada bantal.

Kemudian Namjoo Kim si Terapis itu menjelaskan Tes refleks yang merupakan informasi penting yang sangat menentukan maka penilaiannya harus tepat dan secara banding antara kanan dan kiri. Disamping itu posisi anggota gerak harus sepadan pada waktu perangsangan dilakukan. Tes reflek meliputi reflek patologis dan reflek fisiologis. Untuk reflek patologis bertujuan untuk mengetahui apakah reflek tersebut yang sudah hilang muncul lagi.

Reflek Patologis yang meliputi Babinsky dengan cara memberikan goresan pada telapak kaki bagian lateral yang sakit, reaksi yang terjadi adalah ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan jari-jari kaki.

Saat Namjoo itu memberi sebuah rangsangan tidak dengan benda tajam tentunya. Taehyung diam. Ia tidak merakan apa apa pada telapak kakinya.

"Tidak ada rasa" Taehyung berkata pelan.

Terapis itu mengangguk paham. Mencatat dengan telaten dan melanjutkan pemeriksaan.

"Gak nyeri?" Tanya Namjoo kemudian.

Taehyung menggeleng. Logat yang diberi dalam mereka berkomunikasi mudah sekali ia pahami.

"Kapan jadwal selanjutnya agar saya bisa berjalan"

Namjoo-YaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang