Ubay POV
Sejak kecil, bunda selalu mengajariku untuk selalu menunaikan Shalat tahajud, dan kini meskipun bunda telah tiada, aku tetap menjalankan apa yang telah di ajarinya tersebut. Setelah menunaikan shalat tahajud, aku selalu menadahkan kedua tanganku seraya berdoa kepada Allah, agar kedua orang tuaku di tempat, kan, di tempat yang terbaik di sisinya.
Hari ini adalah hari pertamaku untuk berkuliah. Selepas shalat shubuh, aku segera mandi, dan mempersiapkan diri. Saat aku lihat ke dapur, tante Silvi sedang sibuk menyiapkan sarapan Pagi bagi kami.
"Pagi tante," Aku menghampiri tante Silvi.
"Pagi juga Bay, gimana kamu sudah siap untuk kuliah?" tanya tante Silvi.
Dengan gugup aku jawab pertanyaan tersebut. "Insya Allah siap. Tante, ada yang bisa Ubay bantu gak?"
"Udah kamu duduk aja sebentar lagi kita sarapan." cetusnya.
Karena melihat banyak piring yang kotor, dan karena aku ingin sekali membantu tante Silvi, aku langsung mengambil lap dan segera mencuci piring tersebut.
Sontak tante Silvi terkejut dan langsung menyuruhku berhenti, "Ubay udah, jangan! kamu udah rapih gitu!"
"Udah Tante, gak apa-apa aku udah biasa bantu bunda kok!"
"Kamu ini, Ubay, Ubay!"
"Eh iya Tante, sebelum bunda sama Ayah kecelakaan, bunda pernah bilang kalo aku itu udah di jodohin!" gumamku.
"Sama siapa?" tanya tante Silvi.
"Bunda bilang, sama teman kuliah nya kalo gak salah namanya, tante Leni, Tante kenal gak?."
"Kenal sih, tapi Tante udah lama banget gak ketemu sama Leni, apa lagi saat udah pindah ke Jakarta. Tapi nanti Tante cari tahu aja deh, kali aja masih jodoh," jawab tante Silvi.
"Iya Tante," jawabku singkat.
"Ubay, kamu sudah selesai mencuci piringnya? Kalo sudah tolong bangunin Bang Surya, sama Aksa!"
"Lah, emang belum bangun Tante?"
"Belum, udah kamu bangunin aja sana!"
Aku cuci tangan dan segera menuju kamar kedua sepupuku.
Surya POV
Aku sedang berada di taman yang sangat indah, di sana ada bangku taman yang di duduki seorang bidadari berjilbab biru dongker, dari bagian belakang aku melihat dia sangat bercahaya, karena penasaran akan kecantikannya, aku menghampirinya, perlahan aku langkahkan kaki menuju gadis tersebut.
Namun semua suasana indah tersebut harus ambyar, saat Ubay terus membangunkan aku.
"Bang Surya, bangun! Kita sarapan dulu, bukannya mau kuliah ya?" teriak Ubay.
Aku regangkan badan, dan menguap untuk menghilangkan rasa kantuk, "huam... Iya iya kamu duluan aja, nanti abang nyusul, abang mau mandi dulu."
"Cakep, okelah aku kembali ya bang!"
Setelah Ubay pergi, aku segera mandi, ganti baju, dan karena masih ada waktu untuk shalat subuh, maka sebelum aku menghampiri meja makan, aku sempatkan untuk shalat subuh.
Saat sudah siap aku segera duduk di meja makan, di sana aku lihat ada sebuah novel, karena penasaran aku mengambil novel tersebut.
"Ubay, ini novel punya kamu?" tanyaku.
"Iya, itu punya aku! Emang ada apa Bang?"
"Gak apa-apa sih, emang kamu suka baca buku ya?" tanyaku kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTIQLAL [istiqomah sampai halal]
Teen FictionBerawal ketika Ubay, seorang anak muda yang di tinggalkan kedua orang tuanya karena kecelakaan, harus pindah ke Bandung, untuk tinggal bersama Sigit dan keluarganya, Termasuk kedua sepupunya yaitu Aksa dan Surya, selain itu Ubay juga akan di daftark...