Ubay POV
Selamat hari libur terutama untuk kamu yang lagi nganggur, karena pasangan hidupmu yang baru saja kabur.
Suasana Bandung saat ini sangat dingin, apalagi untuk aku yang belum terbiasa, meskipun begitu, aku tetap melakukan apa yang biasa aku perbuat, seperti Sholat tahajud, Sholat subuh, dan setelah itu, aku bantu tante Silvi di dapur.
"Ubay, Tante Silvi boleh tanya sesuatu gak?" tanya tante Silvi.
"Boleh Tante, emang mau tanya apa?"
"Memangnya kamu benar-benar mau di jodohin sama orang yang enggak kamu kenal sama sekali?" tanya Tante Silvi,
"Ya kalo emang taqdir aku, mau di jodohin, mau enggak nanti juga bakalan tetap jadi milik aku!" jawabku.
"Bukan gitu, soalnya sekarang Tante juga baru ingat, Kalo ibu kamu sama tante Leni itu menjodohkan anaknya saat berusia 5 tahun," jelas Tante Silvi.
"Terus apa lagi yang Tante ingat?" tanyaku.
"Yang Tante ingat, alasan kalian di jodohkan itu, karena ingin mengikat tali persahabatan ibumu dan Leni, menjadi lebih erat lagi, dan alasan lainnya adalah karena kalian lahir di hari yang sama," jelas Tante Silvi.
"Aneh, amat kok ada ya perjodohan seperti itu?" jawabku sembari menggaruk kepala.
Tanpa kami sadari, ternyata Om Sigit, mendengar sedikit pembicaraan kami, "ngomongin apa sih, kedengarannya ada kata perjodohan gitu?" tanya Om Sigit.
"Enggak Om, gak ada apa-apa kok, Om udah lapar ya?" tanyaku.
"Enggak, Om belum lapar. Bay, kamu ini rajin amat, pagi-pagi udah bantu Tante kamu, gak kayak sepupu kamu yang masih nyaman dengan bantal selimut nya!" cetus Om Sigit.
"Om ini, gak boleh banding-bandingin kayak gitu, Aksa sama bang Surya, kan punya alasan, mengapa mereka susah bangun!" jawabku.
"Iya deh iya, Om salah!" cetusnya.
Setelah semua siap, aku dan Tante Silvi membawa makanan ke atas meja makan, sedangkan Om Sigit membuka ponsel karena sibuk dengan bisnisnya.
"Pagi, Bu, Ayah, Ubay!" sapa Bang Surya yang baru bangun.
"Pagi juga, kita makan bersama. Adik kamu mana? Kenapa gak di bangunin aja sekalian?" tanya Om Surya.
"Malas Yah, kebo kayak gitu harus di bangunin, malah mancing Es Teler doang!" cetus Bang Surya.
"Emosi, bang emosi!" jawabku.
"Bu, kita jalan-jalan yuk! Udah lama nih gak refresing!" ajak Om Sigit.
"Jalan-jalan kemana Yah?" tanya Bang Sigit.
"Mau mancing Es teler! Kamu mau ikut?" jawab Om sigit singkat.
Seketika tawa semua orang pecah.
Tak lama Aksa yang baru saja bangun, segera menyusul ke meja makan.
"Pagi semua, Pangeran tampan datang!" cetus Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTIQLAL [istiqomah sampai halal]
Teen FictionBerawal ketika Ubay, seorang anak muda yang di tinggalkan kedua orang tuanya karena kecelakaan, harus pindah ke Bandung, untuk tinggal bersama Sigit dan keluarganya, Termasuk kedua sepupunya yaitu Aksa dan Surya, selain itu Ubay juga akan di daftark...