Surya POV
Jam kuliah sudah selesai, aku dan Hilmi siap pulang bareng, tapi di perjalanan, saat kami sedang menunggu Raihan dan pacarnya, aku melihat Nindi dan Galang sedang berdebat.
"Nindi, ayo kita pulang bareng!" ajak Galang.
"Enggak bisa, aku udah pesan ojeg online!" jawab Nindi.
"Lama atuh Nin, kalo kamu nunggu ojeg, mending kamu ikut aku aja!" ajak Galang.
"Lang, kalo aku gak mau kamu jangan paksa dong!" Nindi mulai kesal dengan tingkah Galang.
"Sebenarnya kamu kenapa Nin? Kok kamu gak mau kenal aku sama sekali?!" tanya Galang.
"Kamu itu, playboy, bahkan pacar sahabat kamu juga, kamu sikat, makanya aku gak mau!" jelas Nindi.
Raihan datang dengan membonceng Qila, dan setelah kami berkumpul, kami mulai menjalankan motor kami masing-masing, namun pada saat aku melewati Nindi dan Galang yang sedang berdebat, tiba-tiba Nindi mmanggilku.
"Surya!" panggilnya.
"Apaan? Aku lagi buru-buru nih," ujarku.
Tanpa memberitahuku sebelumnya, Nindi langsung duduk di belakangku. "Udah ayo anterin aku!" ucap Nindi.
"Bukannya kamu udah pesan ojeg online ya?" tanyaku.
"Udah, nanti aja, sekarang kita berangkat aja!" ajak Nindi.
Aku menjalankan motor, dan meninggalkan Galang sendirian.
"Nih, aku udah cancel ojeg nya," ujar Nindi.
"Terus kalo ojeg yang tadi kenapa?" tanyaku.
"Siapa? Galang? Aku gak mau sama dia, dulu Ferdi itu sahabat Galang, tapi sejak Galang ngerebut pacar Defri, mereka jadi saling berjauhan," jelas Nindi.
"Eh iya, sekarang kita ke mana nih?! Ke restoran?" tanyaku
"Enggak kita ke rumah dulu, tadi tetanggaku telpon, katanya penyakit ibu kambuh!" jelas Nindi.
"Oke, sekalian aku jenguk ibu kamu!" jawabku.
Tiba-tiba Nindi memelukku dengan erat. "Makasih Uya, aku gak tahu deh kalo gak ada kamu gimana?" ucap Nindi.
"Aku udah lama gak pernah ngerasain kehangatan ini, apa aku mulai jatuh cinta lagi, ah tapi Nindi, kan udah punya pacar, aduh bimbang banget!" dengusku dalam hati.
"Eh Nin jangan peluk-peluk atuh, kita belum mukhrim! Malu juga sama hijab kamu!" ucapku melepas tangan Nindi.
Setelah sampai di rumah Nindi, aku segera melihat ibunya Nindi, keadaannya sangat membuatku terharu, Nindi merawat ibunya dengan penuh kasih sayang, aku melihat pelukan itu, yang membuat aku teringat dengan pelukan ibu.
"Nin, aku pulang dulu ya! Di bengkel udah pada nanyain!" ucapku.
Saat aku mulai melangkahkan kaki keluar, tiba-tiba penyakit orang tua Nindi itu kambuh lagi, dia teriak-teriak seperti orang kesurupan, memang yang aku dengar dari Nindi, ibu nya itu sakit, sejak ayahnya di tahan karena pernah ketahuan mencuri.
"Nin, apa ada yang bisa aku bantu?" tanyaku.
"Tolong, kamu sodorkan minyak angin ini di hidung ibu aku!" ucap Nindi.
"Nin, kenapa gak di bawa ke rumah sakit aja?!" tanyaku.
"Aku gak punya uang, udah yang ada aja nih!" ucap Nindi yang mulai cemas dengan keadaan Ibunya.
"Bu, Ibu, sadar ini Nindi di sini bu," ucap Nindi.
Tiba-tiba ibunya Nindi memperhatikan wajahku, dia melihatku dengan jeli.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTIQLAL [istiqomah sampai halal]
Teen FictionBerawal ketika Ubay, seorang anak muda yang di tinggalkan kedua orang tuanya karena kecelakaan, harus pindah ke Bandung, untuk tinggal bersama Sigit dan keluarganya, Termasuk kedua sepupunya yaitu Aksa dan Surya, selain itu Ubay juga akan di daftark...