Ubay POV
Malam ini Melly teman di kampusku berulang tahun, dia mengundang semua temannya tapi dengan syarat, harus membawa pasangan.
Firda si gadis cuek, tapi calon ma'mumku mau menjadi pasanganku, meskipun itu semua karena terpaksa, dan sekarang aku harus menjemputnya ke rumahnya dengan menggunakan motor milik bang Surya.
"Assalamualaikum, Firda!" ucapku.
"Waalaikum salam, oh Ubay, sebentar ya, Firda lagi ganti baju dulu!" ucap Tante Leni.
Tak lama Firda datang dengan pakaian sederhana, namun begitu terlihat istimewa.
"Mah, aku berangkat dulu ya!" Lalu Firda mencium tangan orang tuanya.
"Tante, aku juga berangkat!" sambungku.
"Iya, iya hati-hati di jalan ya!" balas Tante Leni.
Kami berdua segera jalan menuju tempat acara, namun belum juga setengah perjalanan, Firda menyuruhku untuk berhenti dan turun dari motor.
"Ada apa sih Fir? Kenapa tiba-tiba nyuruh berhenti?" tanyaku.
"Nih baca!" Firda mengulurkan seuntai kertas kepadaku.
Lalu aku baca tulisan yang ada di atas kertas tersebut. "Larangan, selama acara! Satu, gak boleh pegangan tangan, dua, gak boleh ngajak ngobrol kecuali aku yang suruh, tiga, harus jaga aku dari kejauhan, empat jangan nyalahin aku tentang apapun!" isi Surat tadi.
"Jadi kamu harus menjalankan semua, jangan sampai ada yang di langgar satupun!" jelasnya.
"Apa-apaan sih Fir, kalo yang pertama iya gak apa-apa, tapi kalo kayak gini... Ah terserah lah, udah kita lanjut berangkat, ayo naik!" ucapku.
"Tadi apa, jangan nyalahin aku, tentang apapun!" ucap Firda.
"Ya udah ayo naik cepat!" cetusku.
"Iya, ini juga aku naik, gitu aja ngambek!" dengus Firda.
Perjalanan, kami lanjutkan, di jalan aku sangat bosan, apalagi Firda tak bicara sama sekali, dan aku gak boleh memulai pembicaraan.
Saat sampai di acara, di sana telah ramai orang, namum yang aku heran ternyata, Rasya juga ada di sana, lalu aku menghampirinya.
"Rasya, kamu di sini? Ya ampun, mana beda lagi penampilan kamu ini! Kamu sama siapa?" tanyaku.
"Kamu, udah kayak wartawan aja, nanya terus!" ucap Rasya.
"Hehehe, abisnya dari tadi aku ga ngomong sama sekali!" jelasku.
"Iya deh, ak-" ucap Rasya.
"Eh ada Ubay, kamu ke sini bareng siapa?"tanya Ismi memotong pembicaraan Rasya.
"Aku bareng Firda, dia lagi ke kamar mandi dulu, kamu sama siapa? Kok aku gak liat, Dylan, Natan, atau siapapun yang sering kamu goda!" cetusku.
"Cowok yang sering aku godain, datangnya sama cewek lain, ya kayak kamu gitu! Ya terpaksa, aku datang bareng Rasya," jawab Ismi.
"Widih, berkorban amat, sampai bela-belain nyewa Rasya, Melly itu orang penting ya?" tanyaku.
"Enggak, apaan sih, semua ini untuk jaga kamu, aku tahu kamu sama Firda, kan lagi pura-pura pacaran," jawab Ismi.
Aku terkejut dengan apa yang di katakan Ismi, namun aku juga tak bisa lakukan apa-apa, karena Firda melarang aku memberitahukan tentang perjodohan waktu itu.
Beruntunglah dari jauh, Cholies memanggilku, meskipun aku tahu ini akan menjadi masalah baru.
"Ismi, Rasya, aku pergi dulu ya! Cholies udah manggil!" cetusku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTIQLAL [istiqomah sampai halal]
Teen FictionBerawal ketika Ubay, seorang anak muda yang di tinggalkan kedua orang tuanya karena kecelakaan, harus pindah ke Bandung, untuk tinggal bersama Sigit dan keluarganya, Termasuk kedua sepupunya yaitu Aksa dan Surya, selain itu Ubay juga akan di daftark...