Aku bukan dia

22 20 5
                                    

Jika sahabat masih suka berbohong, positif thinking aja mungkin lagi nyari kebaikan.

Aksa POV.

Sepulang dari kampus, Syahrul mengajak kami ketemuan di salah satu cafe, dan saat sampai di sana ternyata Syahrul dan Rafli telah lama menungguku.

Aku segera menghampiri mereka dengan senyuman yang terpajang di wajahku.

"Assalamualaikum, Rul, ada apa tumben ngajak ketemuan di cafe? Kenapa gak di kampus aja?!" tanyaku.

"Waalaikum salam, ini aku cuman mau ngasih kabar gembira buat kalian!" jawab Syahrul.

"Wah kabar gembira apa nih? Pokoknya harus ada hubungannya sama cewek!" ujar Rafli.

"Kamu ini, cewek mulu yang di pikirin! Eh iya Jordi mana kok gak keliatan batang idungnya?" tanyaku.

"Jordi katanya gak bisa datang, gak apa-apa nanti aku kasih tahu dia tentang kabar gembira ini! Alhamdulillah video kita termasuk ke 10 video trending di youtube, ini peningkatan yang cukup bagus bagi kita!" jelas Surya.

"Alhamdulillah, kebetulan nih Syahrul, instagram aku juga kebanjiran yang mau endorse, "  jawabku.

"Gimana kalo besok, kita syukuran, sekalian ajak Yuri sama keluarganya!" saran Rafli.

"Boleh tuh, tapi kita ngadain apa ya?" tanya Syahrul.

"Gimana kalo kita makan bareng di restoran, kebetulan aku tahu di mana tempat yang cocok untuk banyak orang!" jawabku.

"Oke, fiks ya besok kita makan di restoran, nanti aku kasih tahu Yuri!" jelas Syahrul.

"Gak apa-apa Rul, nanti Yuri biar aku aja yang kasih tahu!" jawabku.

"Oke, nanti kita kabar-kabaran lagi ya! Sekarang aku harus cepat pulang, ada urusan lain!" ucap Syahrul.

"Iya, aku juga mau ke rumah Yuri sekarang!" jawabku.

Kami bertiga membubarkan diri, sedangkan aku segera membawa mobil ke rumah Yuri.

Namun saat aku melaju, ada sebuah mobil yang memblock jalanku, aku segera turun untuk memastikannya.

"Ada apa? Kenapa berhenti di depan mobil milikku?!" tanyaku.

Tanpa basa-basi, dia langsung memukul pipiku. "Kenapa kamu dekati pacarku lagi!"

"Siapa? Enggak, aku lagi gak dekat sama siapa pun kok!" Aku menjawabnya dengan perasaan seperti pengecut.

Lalu laki-laki itu mengeluarkan ponsel milikknya, dan memperlihatkan foto saat Dania memelukku di Terminal.

"Gila, aku di jebak, jika Dania ingin permainan ini, maka aku akan lebih sadis dari padanya!" gumamku dalam hati.

"Oke, nanti saya akan menjauhi Dania, agar anda percaya, jika saya tidak ada hubungan apapun sama dia!" ucapku.

"Oke, aku pegang janji kamu!" jawabnya.

Lelaki itu segera pergi, dan aku segera melanjutkan perjalanan menuju rumah Yuri.

Di sepanjang jalan, aku merasakan sakitnya pukulan tadi. Namun, saat aku mengingat wajah Yuri, terasa seperti obat penenang bagiku.

Hingga tak lama aku sampai di rumah Yuri, namun pada saat aku parkir, aku lihat ada motor milik Jordi di sana, dan ternyata Jordi baru  saja dari rumah Yuri, aku mengintip gelagat Jordi, dari balik semak-semak, dan setelah aman, aku segera menghampiri Yuri di rumahnya.

ISTIQLAL [istiqomah sampai halal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang